Kini mereka berdua telah tiba di salah satu mall, Plaza Indonesia tepatnya. Dua orang tersebut terlihat sedang berpegangan tangan, melihat store-store yang ada di pusat perbelanjaan itu."Mas, kita langsung makan aja yah, aku laper bangett" Ella berucap sambil menatap wajah Mayor dengan penuh harap.
"Iya Ella, Saya tau kamu pasti lapar. Kamu kan tidak sempat sarapan apa apa hari ini." Teddy membalas, kini tangannya sudah berpindah menjadi merangkul gadis yang agak lebih pendek dari dirinya itu.
"Hehehe, Iya soalnya aku kan kesiangan habisnya tadi malam keasikan nonton sih." Ella berucap sambil tersenyum kikuk, memang benar tadi malam ia sedang menonton sebuah serial kesukaannya. Awalnya hanya 2 episode eh nanggung jadinya keterusan dan berujung pada jam setengah 3 pagi dini hari ketika ia memutuskan untuk tidur.
"Kamu tuh ya sering gitu, Kan saya sudah pernah bilang jangan keseringan begadang, ga sehat." Teddy kini berucap dengan nada kurang senang, pasalnya memang pernah sekali Ella ketahuan begadang hingga jam 6 pagi belum tidur. Alhasil gadis itu hanya bisa meringkuk dalam kamarnya seharian, suhu tubunya juga cukup naik dan jangan lupakan flunya yang menyerang.
"Iya mas, Maaf" Ella menunduk, dia juga ingat akan kejadian itu, sukses besar hampir membuat seluruh penghuni Kertanegara karena dia hilang seharian, dia juga ingat beberapa ajudan dan sekpri termasuk Mas Rizky terkena omelan dari Papinya karena dianggap tidak becus menjaganya, mereka berpikir waktu itu Ella pergi keluar tanpa pengawasan.
"Saya gak butuh kata Maaf kamu, cukup kamu janji dan buktikan kepada saya. Bisa, Estella?" Mayor kemudian bertanya, dan dijawab dengan anggukan oleh gadis yang dalam rangkulannya itu.
"Kita makan disini saja ya mas, enak nih" Kini mata Ella terlihat berbinar menatap salah satu restoran italia yang suasana tempatnya memang terlihat tenang dan tidak terlalu banyak pengunjung.
Mereka berdua kemudian masuk ke tempat itu, mengambil tempat duduk yang cukup jauh dari keramaian dan orang lain, Sebelum duduk, Mayor Teddy lebih dahulu menarikkan kursi buat Ella kemudian barulah dirinya duduk di kursi satunya.
Sungguh hari ini Ella dibuat seperti berada di awan, dirinya merasa bahagia, mengambang bersenang senang akan kebaikan dan perhatian yang ia dapatkan dari Pak Ajudan ini.
Seorang pelayan kemudian mengantarkan menu kepada mereka berdua, dan berdiri menunggu siap untuk mencatat pesanan.
"Hmm, Mas Teddy mau makan apa?" Ella menatap pria di depannya itu. "Untuk makanannya saya mau Fettucini Alfredo, untuk minumnya saya mau Aperol Spritz" kini pelayan itu sudah mulai mencatat pesanan mereka.
"Kalau saya mau ravioli pastanya dan minumnya strawberry ice tea ya mbak" Kini Ella yang mengucapkan pesanannya. Pelayan tersebut kemudian mengangguk dan membaca ulang pesanan mereka dan akhirnya pergi untuk menyiapkannya.
"Kamu enggak pesan dessert? biasanya kan cewek selalu mau dessert." Teddy bertanya, sebagai obrolan awal mereka di restoran itu. Dirinya terus menatap Ella dengan lekat, tidak bosan bosannya dia menatap wajah gadis cantik blasteran Indonesia belanda ini. Dirinya tidak akan heran jika ternyata ada banyak pria yang mengantri untuk mengambil posisi sebagai pacar gadis itu.
"Enggak ah mas, ntar aja aku mau beli ice cream." Jawabnya sambil menyengir seperti anak kecil, Ella itu memang suka sekali dengan segala hal yang berbau ice cream, ada hubungan khusus antara dirinya dan ice cream apalagi vanilla ice cream.
"Mas Teddy boleh gak nanti aku nyari baju dulu, untuk acara ulang tahunnya papi" Kini Ella bertanya, sebenarnya ia tau pasti Teddy akan mengiyakan namun dirinya merasa tidak nyaman karena pada dasarnya perempuan ketika berbelanja itu memerlukan waktu lama, dirinya takut sang Mayor akan jenuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
unexpected love✔️
Fantasy📍local story ALERT: -cerita ini hanya mengandung FIKSI belaka -cerita ini tidak bersangkut paut dengan kehidupan NYATA para PEMERAN -para karakter semua bersifat FIKSI -gambar yang disertakan bersifat sebagai VISUAL -hanya untuk hiburan. •Tidak per...