Tidak banyak yang tau namun untuk informasi singkat, Estella kini sedang menempuh pendidikannya di dunia perkuliahan mengambil jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia, saat ini dirinya sedang menjadi mahasiswi sementara yang menempuh semester dua.Dalam dunia perkuliahannya Estella cukup aktif, ikut serta dalam banyak organisasi, mengikuti berbagai kegiatan hingga lomba lomba dan sering juga ia memenangkannya, menjadi pribadi yang aktif membuat Estella cukup terkenal di kalangan mahasiswi terutama para mahasiswa.
Salah satu kesibukan Estella yang paling sering ia ikuti adalah basket, sedari kecil Estella tertarik dan jatuh cinta dengan olahraga memasukkan bola kedalam ring ini. Sudah banyak juga piala berjejer hasil kemenangannya yang terpajang baik di Kertanegara maupun Hambalang.
Seperti hari ini, kemarin malam sebelum beranjak tidur setelah melewati momen yang menyedihkan yang tidak mau ia ingat, dirinya melihat sebuah notifikasi dari salah satu temannya untuk mengajak dia ikut serta dalam pertandingan basket antar fakultas.
Estella awalnya tidak mau, dia sedang dalam masa ingin beristirahat, membenahi diri dan hatinya. Namaun Estella juga sadar bahwa tidak baik dia berdiam diri, dia memerlukan sesuatu yang menjadi pelampiasannya, dan pertandingan basket mungkin salah satu solusinya.
Pagi itu rumah dalam keadaan tenang, Hendra sendiri menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan para ajudannya di Kertanegara, dirinya ingin rehat sejenak dari segala kegiatan politik yang tiada henti.
Hendra sedang duduk di ruang keluarga kediaman itu, membaca sebuah sambil menyeruput kopi hitam, salah satu kebiasaan dan kegiatan wajibnya sehari hari.
Tampak juga disekitar ruangan itu ada Rajif yang sedang bernanyi bersenandung pelan menemani Agung yang sedang bermain piano menghasilkan alunan musik yang indah. Sedangkan Lino sepertinya sedang asik bermain game online dengan Deril, sungguh perbedaan kepribadian yang sangat signifikan.
"Selamat pagi semuanya" sapaannya berhasil mengundang semua perhatian orang dalam ruangan itu, dan mereka memberikan balasan yang sama dengan sapaan Estella
Estella mengambil posisi duduk di sofa tempat samping papinya duduk, mengambil sepotong roti bakar yang disediakan diatas meja sebagai teman cemilan pagi hari itu.
Estella duduk bersila, menikmati roti bakar berselai coklat itu, memandang mengamati ruangan, cuaca pagi ini sungguh sejuk, embun embun sisa hujan semalam nampak menghiasi tumbuhan pada taman kediaman itu.
"Bengong aja neng, mikirin siapa sih?" Sudah jelas pertanyaan itu terucap dari mulut Lino yang walaupun pandangannya setia pada layar hp tetapi ia tetap mencuri curi pandang kearah Gadis yang masih mengenakan satu pasang piyama berwarna merah marun itu.
"Mikirin Pak Teddy kali, Ya gak El?" Kini Deril yang bersuara, berusaha menggoda Estella, ingin melihat reaksi wajah gadis keraton itu. Walau dia tidak sadar ucapan satu kalimatnya itu berhasil mengundang tatapan tajam pria yang sedang meminum kopi hitamnya.
Estella bukannya merasa Salah Tingkah tetapi malah merasa sedih, tatapannya menjadi sendu, semangatnya seperti hilang memudar secara perlahan. Jelas perubahan sikap ini tidak lepas dari pengamatan Ayahnya.
"Kamu kenapa, Sayang?" Hendra bertanya, menepuk bagian kosong disampingnya, memanggil agar Estella duduk bersamanya, Gadis itu pun menuruti perintah ayahnya itu. Bersandar pada bahu sang Ayah, menyembunyikan wajahnya dalam rangkulan pria itu.
"Gapapa Pi" jawabnya bergumam pelan, sembari menggelengkan kepalanya, memandang jauh kearah kaca yang langsung menampilkan pekarang rumah itu, ke arah air mancur tempat saksi bisu kejadian menyakitkan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
unexpected love✔️
Fantasy📍local story ALERT: -cerita ini hanya mengandung FIKSI belaka -cerita ini tidak bersangkut paut dengan kehidupan NYATA para PEMERAN -para karakter semua bersifat FIKSI -gambar yang disertakan bersifat sebagai VISUAL -hanya untuk hiburan. •Tidak per...