Playlist : Victor Ma - Be Your Light
Happy Reading ^^
**
"Eh, ada Abang. Pulang kok nggak bilang-bilang?" Seruan bernada ceria itu terdengar dari mulut gadis berseragam sekolah putih abu begitu melihat seseorang di rumahnya-- tengah merebahkan diri di sana.
"Kenapa emang? Gue nggak boleh pulang?" Balasnya dengan nada menyebalkan. Seperti biasa.
Bola mata gadis itu berputar jengah. "Bodo amat." Dumalnya lalu menaiki anak tangga. "Ditanyain baik-baik juga, ngeselin."
"Shey," Panggilan Malik membuat kaki Sheya terhenti.
Gadis itu kembali menatapnya. "Hmm?"
"Mulai besok rumah ini bakal ramai, ada temen-temen Abang mau tinggal bareng di sini."
Kening Sheya mengerut sedikit. "Hah? Tinggal bareng serumah? Berapa orang?"
"Ada 9 orang, termasuk Abang. Ya.. jadi 10 orang sama lo." Jawab Malik.
"Ngapain?"
"Mau KKN di sini. Jadi Teh Nia atau Teh Lely nggak perlu temenin lo di sini dulu selama 40 hari kedepan." Jelasnya.
Sehari-hari Sheya memang tinggal bersama sepupunya, Kania. Atau sepupunya yang lain agar Sheya tidak sendirian. Sementara Malik--kakaknya--tinggal di Jakarta, karena dia kuliah di sana. Sedangkan kedua orang tua mereka sudah bercerai dan memiliki keluarga masing-masing. Tetapi Sheya memilih untuk tidak ikut dengan keduanya, ia justu memilih tetap tinggal di sini, di sebuah desa kecil di kaki gunung. Sementara adik bungkusnya memilih ikut dengan ayahnya di Surabaya.
"Cewek cowok ya, Bang?"
"Iyalah, masa banci. Nanti lo bantu beres-beres, ya."
"Ogah, temen-temen Abang yang mau tinggal di sini, kok aku yang repot, sih?"
"Nanti Abang kasih goceng deh, gimana?"
"Makasih." Sheya mendengus seraya meninggalkan Malik yang hanya tersenyum melihatnya menaiki anak tangga.
**
Menjelang malam, Sheya nampak tidak bisa tidur. Ia melirik jam dinding bergambar panda di sana, sudah pukul sebelas malam rupanya. Namun kantuk itu belum juga datang, membuat gadis berambut tebal dan panjang tersebut hanya menatap langit-langit kamarnya. Apa yang harus ia lakukan lagi agar membuatnya ini segera tidur? Tugas sekolah sudah ia kerjakan tapi hanya setengah, sisahnya ia tidak bisa mengisinya. Menonton drama favoritnya pun sudah. Melihat story teman-temannya hanya membuat bosan.
Lantas apa lagi?
Sheya menghela napasnya seraya duduk. Ia ingat kalau ada kakaknya di rumah. Ia pun segara keluar kamar, namun ketika pintu kamarnya terbuka, seketika langkah Sheya terhenti saat melihat sosok tepat di depanya dengan hanya memakai handuk polos di pinggangnya. Mata cantik itu melotot lebar-lebar.
"Aaaaaaaaaaaa....!!!!!"
"Huwaaaaaaaa....!!!"
Jeritan kompak dua suara itu sontak menggemah di seluruh penjuru rumah. Sosok lelaki tinggi tersebut nampak terkejut. Begitu pula dengan Sheya yang mematung dengan ekspresi bodohnya. Sesaat kemudian, sosok lelaki tersebut segera lari ke arah pintu kamar tepat di sebelah kamar Sheya. Sementara Sheya sendiri masih dengan keadaan semula. Dia terdiam dan masih nampak bodoh.
Siapa itu?
"Apaan sih teriak-teriak??" Seruan Malik menyadarkan Sheya.
"Tadi itu siapa, Bang?" Sheya mendekati kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Else But You
Teen Fiction[LOVE STORY 1] Katanya, masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Namun bagi Sheya, masa sekolahnya terasa biasa saja. Tidak ada yang spesial sama sekali. Bahkan disaat banyak temannya yang berpacaran, Sheya malah memilih sibuk dengan dunianya...