Chapter 2 : Dia Guruku

61 9 8
                                    

Happy Reading ^^

**

Hari minggu adalah hari yang sangat menyenangkan bagi Sheya, karena tentu saja ia bisa bangun jam berapa saja tanpa ada yang mengganggunya. Seperti hari ini, Sheya baru keluar dari kamarnya setelah mendengar suara musik lumayan kencang dari lantai bawah. Sheya tahu itu pasti salah satu teman kakaknya yang menyalakan musik. Ingin sekali Sheya marah, namun ia sadar kebiasaan orang pasti berbeda-beda. Ada yang kegiatan hari-harinya ditemani musik, ada juga yang seperti dirinya--yang hanya ingin tidur.

Sheya memutuskan untuk keluar kamar, menuruni beberapa anak tangga dengan wajah lusuhnya. Rambutnya pun masih berantakan bak singa. Ia duduk di tengah anak tangga dengan setengah nyawanya, melihat kegiatan teman-teman kakaknya yang begitu sibuk. Entah Sheya lupa siapa nama-nama mereka, ia lupa saat berkenalan kemarin.

"Anak perawan kok bangun jam segini." Cibiran khas milik kakaknya di bawahnya sana tidak Sheya dengarkan. Ia hanya termenung, masih mengumpulkan titik-titik kesadarannya.

"Ngapain aja kamu semalem jam segini baru bangun?"

Sheya sedikit berjingkat mendengar suara Ravin di sebelahnya. "Ngagetin astaga, Kak."

"Semalem ngapain aja kamu?" Ravin mengulangi pertanyaannya.

"Belajar." Jawabnya asal.

"Bohong banget, mana ada orang belajar tapi pake acara ketawa-ketawi segala."

Wajah lusuh Sheya menatap Ravin. "Kakak nguping, ya?"

"Yang nguping siapa? Gimana kakak nggak denger, orang kamu ketawa kaya pake toa." Sindiran Ravin membuat Sheya mendengus.

"Lagian Kak Ravin udah janji bakal ngajarin aku belajar, tapi kakak sendiri yang sibuk sama mereka."

"Ya mau gimana lagi, kakak disini juga buat tugas negara."

"Halah, sok dramatisir banget." Cibir Sheya.

Ravin terkekeh kecil. "Udah sana mandi dulu, tadi kakakmu bikin nasi goreng ada di meja makan. Tapi kayaknya udah dingin." Kemudian Ravin membiar Sheya diam di anak tangga.

Biasanya, ritual Sheya dihari minggu adalah menghindari air. Ia lebih memilih menghabiskan waktu berdiam di dalam kamar. Melakukan berbagai hal dan menikmati dunianya sendiri. Dan baru akan keluar saat menjelang sore untuk bermain dengan anak-anak di Sanggar. Tapi karena saat ini rumahnya banyak penghuni, maka tidak mungkin ia melakukan itu. Terutama karena ada kakaknya yang sering kali marah-marah.

**

Entah berapa lama Sheya menghabiskan waktunya untuk menyegarkan diri. Namun saat ia keluar dari kamarnya, para mahasiswa KKN itu masih sibuk di bawah. Sheya mengambil nasi goreng buatan kakaknya yang sudah dingin, ia duduk di lantai dekat dengan teman-teman kakaknya. Ia tidak enak untuk duduk di sofa, sementara mereka semua pun duduk di lantai.

Sheya makan dengan menyilangkan kakinya. "Lagi pada ngapain, Kak?" Gadis itu bertanya, ia mulai penasaran.

"Lagi bikin program kerja selama KKN di sini." Jawab salah satu dari mereka, Nur namanya.

"Shey, anak-anak muda di sini biasanya pada ngapain kalau lagi libur?" Tanya Maria.

"Banyak, Kak. Kalau hari minggu kaya gini, biasanya anak-anak pada latihan tari. Ada yang main voli, bola, ada juga yang latihan drum band."

Nothing Else But YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang