Happy Reading ^^
**
"Mukamu kenapa asem bener, Shey?" Pertanyaan itu dari keluar mulut Rika yang melihat Sheya datang dengan raut wajah tidak biasanya. Nampak lesuh.
Sheya duduk di samping Rika, lalu menghela napasnya. "Bete, nilai ulanganku jelek."
Bola mata Rita berputar bosan. Entah sudah berapa kali Sheya berkata seperti. Padahal biasanya nilai jelek sampai remedial pun, Sheya tetap stay cool. Seolah nilai hanyalah angka yang tidak berguna.
"Sejak kapan kamu peduli sama nilai?"
"Sejak hari ini." Tentu saja, karena Sheya ingin mendapatkan hadiah yang Ravin janjikan padanya. "Padahal dari pagi aku udah belajar, tetap aja nilaiku jelek."
"Kamunya aja kali yang salah pahamin rumus." Kata Rika.
"Nggak tahulah, Rik, dari jaman SD sampai sekarang, aku benci banget sama pelajaran berhitung. Susah banget." Sheya tidak bohong, sejak dulu memang ia tidak menyukai pelajaran yang berkaitan dengan angka. Jangan berhitung, melihat angkanya saja Sheya sudah mual.
"Ngomong-ngomong, ini orang-orang paskib pada kemana, sih? Tumben banget DPR sepi. Bukannya hari ini ada jadwal latihan?" Setahu Rika, hari kamis memang jadwalnya anak eskul Paskibra.
"Hari ini libur, anak kelas satukan lagi pada study lapangan. Kelas tiga sibuk sama jam pelajaran tambahan sekarang. Makanya DPR nggak ada orang."
DPR yang dimaksud Sheya adalah sebutan tempat berkumpulnya anak-anak paskibra atau anak basket. Singkatan dari Dibawah Pohon Rindang (DPR), persis di sebelah lapangan.
"Eh, Shey, itu Sagam kayaknya mau nyamperin ke sini, deh." Rika berseru seraya menyenggol bahu sahabatnya.
"Duh," Sheya sontak berdiri, bersiap pergi. Namun Rika mencegahnya.
"Mau kemana?"
"Pulanglah, Rik. Memangnya mau kemana lagi."
"Nantilah, itu Sagam pasti mau ketemu sama kamu."
"Nggak mau,"
"Nanti dulu," Rika kembali mencegah Sheya dengan menahan tangannya.
Rika sialan! Sheya memaki kesal begitu Sagam berdiri di sampingnya.
"Makasih ya, Rik." Kata Sagam begitu senang.
Rika balas dengan senyuman miring, "Anytime." Lalu kamudian gadis itu pergi begitu saja.
Sialan memang.
Dari sini Sheya tahu, rupanya Rika masih saja berusaha membuatnya dekat dengan Sagam. Padahal Rika tahu kejadian waktu itu karena siapa.
"Pulang bareng yuk, Shey." Sagam menatap dengan penuh harap.
"Maaf, Gam, aku..." Sheya berpikir sejanak. Ia harus beralasan apa untuk menolak tawaran Sagam.
"Daripada kamu naik angkutan umum, mending aku anterin. Lebih aman."
Shey tahu niat Sagam sangat baik. Tapi tetap saja ia tidak bisa. Entah kenapa ia tidak pernah nyaman dengan sikap Sagam yang dimatanya terlalu bar-bar.
"Aku dijemput, Gam. Maaf ya nggak bisa pulang bareng." Sheya hanya beralasan seraya beranjak pergi, namun tentu saja Sagam mengajarnya.
"Dijemput siapa?"
"Ada pokoknya."
"Siapa, Shey? Kamu nggak mungkin pulang bareng Rehan, kan?" Cecar Sagam.
"Bukan Rehan." Serunya cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/362361319-288-k858205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Else But You
Teen Fiction[LOVE STORY 1] Katanya, masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Namun bagi Sheya, masa sekolahnya terasa biasa saja. Tidak ada yang spesial sama sekali. Bahkan disaat banyak temannya yang berpacaran, Sheya malah memilih sibuk dengan dunianya...