Bab 3

68 37 20
                                    

"Akhirnya kau sadar juga," ucap Hana saat Athar pertama kali membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya kau sadar juga," ucap Hana saat Athar pertama kali membuka matanya.

"A-aku dimana ini?" tanya Athar sambil mengamati sekeliling.

Athar merasa bingung karena dirinya kini berada di dalam kamar kecil yang banyak didominasi oleh warna merah muda.

"Ini kosanku, semalam kamu pingsan, dan aku tak tahu harus membawamu kemana," jawab Hana sambil menguap, lalu bangkit dari karpet yang didudukinya.

Karena ranjang yang dimilikinya hanya muat untuk satu orang. Dengan terpaksa Hana mengalah dan memilih tidur di karpet selama semalaman.

Hana beranjak ke dapur lalu beberapa menit kemudian kembali lagi sambil membawa sebuah mangkok. "Makanlah dulu bubur buatanku, setelah itu lebih baik kamu segera pergi dari sini."

"Cepat makanlah dan pergi sebelum orang lain bangun dan tahu kamu ada disini. Bisa-bisa aku diusir karena membawa laki-laki kemari," jelas Hana sambil kembali duduk tak jauh dari tempat Athar.

Athar pun duduk, lalu menatap bubur yang ada di dalam mangkok lalu menggeleng. "Adakah makanan lain? Aku tak biasa sarapan dengan yang seperti ini."

Hana sontak membulatkan matanya mendengar penolakan Athar. "Dasar orang kaya, memang kamu biasanya sarapan apa?"

"Aku selalu sarapan dengan sandwich, omelet, atau paling sederhana roti bakar."

"Disini tak ada yang kamu sebutkan itu. Kalau kamu tak mau memakannya ya sudah tak apa," ucap Hana seraya mengambil kembali mangkok berisi bubur buatannya.

"Di tempatku ini hanya ada bubur ini dan mie instan. Kalau kamu mau sarapan mewah seperti itu pergi saja ke hotel!"

Athar mengamati wajah Hana yang nampak memerah, dan bibirnya yang mencebik. "Apakah ucapanku ada yang salah dan menyinggungmu?"

"Tidak ada!"

"Lalu kenapa kamu sepertinya marah padaku?"

"Aku tidak marah," jawab Hana ketus.

'Aku hanya kesal, seharusnya kamu makan saja bubur buatanku ini. Sudah untung aku peduli dan membuatkanmu makanan. Dasar orang kaya tak tahu cara menghargai orang!'

"Hmm ... apa kamu marah karena aku tak memakan bubur buatanmu?" tanya Athar yang sadar akan sikapnya.

"Ih, aku tuh enggak marah kok. Aku biasa aja. Tak apa jika kamu tak mau memakan bubur buatanku ini."

Athar menatap Hana, lalu mencoba tersenyum padanya. "Setelah kupikir sepertinya aku lapar sekali. Boleh aku makan bubur itu?"

"Tidak boleh, nanti kamu keracunan karena tak biasa," ucap Hana.

"Haha tenang saja aku takan keracunan, asalkan kamu tak memasukkan racun ke dalam makanan itu."

Athar mengambil paksa mangkok yang ada di tangan Hana, dan langsung mencicipinya.

Fake CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang