04 : I Want Her

2.8K 39 2
                                    

Pukul 5 sore, setelah selesai mengunjungi kedua orangtuanya, Yoga tak segera pulang melainkan menuju ke sebuah restoran sesuai mandat sang ibunda. Malas sebenarnya, tetapi Yoga selalu kabur setiap akan dijodohkan oleh ibunya, mungkin hari ini ia akan bersikap tidak normal saja agar sang ibu tidak lagi menjodohkannya dengan siapapun.

Ternyata Yoga sampai lebih dulu. Ibunya tidak mengatakan bagaimana kira-kira rupa seseorang yang akan dikenalkan padanya. Ia hanya tau nama dan usia perempuan tersebut.

Agatha, 33 tahun. Hanya itu yang diberitahukan oleh ibunya. Yoga setuju untuk mengiyakan rencana pertemuan saat mengetahui bahwa Agatha berusia tak jauh darinya-sama-sama kepala tiga. Ia berpikiran bahwa mungkin Agatha sama dengannya yang tidak tertarik dengan pernikahan.

Pintu restoran yang berdenting menandakan ada seseorang yang baru saja memasuki kawasan tersebut. Seorang wanita dan bocah kecil berusia sekitar 5 tahun terlihat sedang kebingungan mencari keberadaan seseorang.

"Halo. Kamu Yoga, kan?" Tiba-tiba wanita itu datang menyapa Yoga.

Yoga yang tengah asik melamun tentu saja terkejut, ditambah ada seorang anak kecil yang sedari tadi berisik meminta pulang.

"Oh, ya. Halo Agatha?" Sapanya nampak tak yakin.

"Mom, I don't want to be here, let's go home quickly."

Bocah perempuan berusia 5 tahun tersebut tampak merajuk, tak ingin berada di tempatnya saat ini dan ingin segera pulang.

Yoga mengernyit ketika menyadari bahwa Agatha telah memiliki seorang anak. Apa ibunya tau bahwa Agatha sudah memiliki anak. Bukan, ia bukan menghakimi, hanya saja sedikit terkejut saat mengetahui wanita yang dikenalkan dengannya adalah seorang single parent.

"Wait a second, dear. Mama mau ketemu sama teman mama sebentar, Kay"

"NOOOOOOO"

Bukannya tenang, Kay malah merengek, Yoga yang bingung harus berbuat apa akhirnya menawarkan untuk mengantar keduanya pulang.

"Let's go home, Little girl. Om antar pulang ke rumah, ya." Ujarnya mengelus rambut bocah kecil itu.

"Saya antar pulang, Agatha. Kasihan anak kamu kalau dibiarkan menangis seperti itu."

Agatha ingin menolak, tetapi raut muka Yoga menunjukkan bahwa ia serius dengan perkataannya. Maka tak ada jawaban lain selain iya.

-

"Masuk, Yoga. Maaf rumah ku berantakan banget." Ujar Agatha sembari menggendong Kay yang tertidur di tengah perjalanan.

"Gak masalah, saya duduk disana, ya?" Tanya Yoga menunjuk sebuah sofa yang berada di ruang tamu.

"Iya. Tunggu sebentar, aku nidurin Kay dulu."

Agatha beranjak untuk menidurkan anaknya, tak lama kemudian dia kembali dengan membawa dua gelas jus jeruk untuknya dan Yoga.

"Maaf cuma ada ini"

"It's totally fine"

Yoga sempat ragu untuk bertanya perihal status Agatha. Rasanya tidak etis untuk menanyakan hal tersebut saat kali pertama bertemu.

"Aku single parent, Yoga. Kamu mau tanya itu, kan? Aku cerai sama mantan suami ku sejak 3 tahun lalu" ungkap Agatha.

Kaget? Tentu saja. Yoga berusaha untuk tidak membawa topik sensitif di antara keduanya tetapi Agatha yang lebih dulu membahasnya.

"Lalu kenapa kamu cerai?"

"Karena dia selingkuh juga gak bisa muasin aku di ranjang"

Yoga yang sedang meneguk jus jeruknya sontak tersedak mendengar jawaban Agatha. Beberapa tetes minuman sampai membasahi kemeja putihnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blind Date 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang