61. Lahirnya Cucu Kedelapan, Kesembilan, Dan Kesepuluh

60 0 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter enam puluh satu. ☺️

Jangan lupa selalu berikan vote, komen serta follow kalian ya. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Tetap semangat membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup ini dan tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪








Selamat membaca





Dua bulan kemudian.....

"Sayang!" Panggilan dari Arbani membuat Daysha yang semula berada di kamarnya, langsung bergegas menghampiri.

Dapat Daysha lihat sang suami dengan santainya duduk di depan televisi, ia sudah terbiasa melihat Arbani yang bertelanjang walaupun sedang di luar kamar. Iya, pria itu saat ini tidak mengenakan sehelai benang pun ditubuhnya, itu sering kali dirinya lakukan jika di rumah hanya ada ia dan Daysha.

Daysha awalnya syok dengan kebiasaan sang suami yang bisa dibilang aneh itu, tetapi ia sudah memakluminya Arbani. Mau dilarang tidak bisa, sang suami selalu saja mempunyai jawaban yang membuat ia tidak bisa berkata lagi.

"Ada apa, Mas?" tanya Daysha berdiri di depan sang suami, namun matanya tidak menatanya. Walaupun sudah dua bulan ia tinggal bersama Arbani, dirinya belum terbiasa dengan tubuh sang suami yang telanjang.

Milik Arbani yang memiliki ukuran jumbo membuat  Daysha selalu saja tidak habis pikir dengan sang suami dari mana pria itu mendapatkannya? apa keturunan dari orang tuanya? atau memang dari kakek buyutnya?

"Duduk sini," pinta Arbani menepuk pahanya, "tapi buka dulu celana kamu," sambungnya tersenyum seraya menepuk paha kekarnya.

"Aku lagi beresin kamar, Mas," tolak Daysha memberikan alasan, bagiamana mungkin ia duduk di sana. Yang ada Arbani akan meminta lebih, hari masih siang begini masa udah melakukannya.

"Nanti aja beresinnya, nanti juga berantakan lagi," sanggah Arbani, "ayo, Sayang, duduk," sambungnya masih menepuk-nepuk pahanya seraya menaik-turunkan alisnya.

"Masih siang, Mas. Gak maulah," tolak Daysha menggelengkan kepalanya. Saat dirinya hendak berjalan kembali ke kamarnya, Arbani langsung menarik tangannya hingga ia terduduk di pangkuan sang suami.

Tak mau sang istri kabur atau berdiri, Arbani langsung melingkarkan tangannya di pinggang Daysha. Ia tersenyum smirk lalu dengan gerakan cepat mencium bibir sang istri, karena posisinya kurang mengenakkan dirinya langsung menidurkan sang istri di sofa dengan ia di atasnya.

Awalnya Daysha tidak ingin membalas ciuman sang suami, namun ciuman Arbani semakin lama semakin menuntut dirinya untuk membalasnya. Karena rasa mau yang tiba-tiba muncul, ia dengan kekuatan penuh mendorong tubuh Arbani hingga terjatuh dan menghantam lantai keras kemudian wanita itu berlari menuju kamar mandi.

"Aww shhh," rintih Arbani menyentuh pinggangnya yang terasa sakit dan ingin copot dari tempatnya, "Daysha, durhaka kamu sama suami!" bentaknya bangkit dan menyusul sang istri dengan jalan terpincang-pincang.

Sesampainya di dapur lebih tepatnya kamar mandi, dapat Arbani dengar kalau Daysha seperti muntah-muntah. Ia langsung membuka pintunya dengan paksa lalu menghampiri sang istri.

"Hei, kamu kenapa? Jigong aku bau?" tanya Arbani membantu memijat 'kan tengkuk leher Daysha, ia lihat muntahan sang istri hanya cairan bening saja. Apa istrinya ini sedang berpura-pura agar tidak melayaninya?

02. My Husband Is a Student Part 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang