chapter 1: tentang dirimu

15 2 1
                                    

6:30 ruangan kelas yang sepi dengan kedamaian sinar mentari yang perlahan mulai terasa hangat. Meja kelas yang tersusun rapi, serta keheningan yang tercipta dari awal semester baru. Aku duduk diam tanpa suara di kursi sebelah kanan dekat jendela sembari memandangi keindahan alam bebas di balik kaca. Kulirik kan mata ku ke pintu masuk kelas sungguh mata ku terbawa suasana yang cantik,indah dan juga lembut ya dia adalah "ethereal" bagi ku. Namun aku sadar betapa jauhnya aku dari dirinya. Yumi yumeilla teman sekelas sekaligus orang yang aku sukai, tatapan nya yang terasa hangat dan senyuman nya yang semanis coklat panas seakan membuat semuanya menjadi hal yang sempurna serta berharga bagi ku. Dia begitu cantik tak ayal bila dia menjadi populer di semua kalangan siswa di sekolah ini, diri ku yang hanya seorang NPC tidak akan pernah pantas untuk jadi pendamping sang MC yang terlalu terang.

"Pagi Arata! Seperti biasa ya kau selalu datang duluan" sapa yumi kepada ku

"Pagi yumi!" Balas ku

Seperti itulah keseharian yang aku jalani. Kami hanya bertegur sapa saat pagi, sebenarnya aku ingin mengatakan banyak hal padanya, Tapi setiap aku membalas sapaan hangat dari nya semua kata-kata yang hendak aku ucapkan seketika lenyap dalam pikiran ku. Jam pelajaran pun tengah berlangsung saat ini aku selalu saja berusaha untuk fokus dengan papan tulis yang ada di depan ku, namun terkadang pandangan ku teralihkan dengan diri nya yang duduk di kursi paling depan di sisi kiri ku, aku yang duduk di barisan ke 4 di sebelah kanan selalu saja melirikan mata ku ke arah nya. Aku tau memperhatikan guru merupakan prioritas utama namun ntah mengapa diri nya sangat menyilaukan bagi ku.

Waktu pulang pun tiba, Aku mengemasi barang ku dan bergegas untuk pulang. Sesampainya aku di rumah aku mengganti pakaian ku dan langsung melompat ke temapat tidur ku, tanpa sadar aku terlelap, sangat di sayangkan aku tak melihat mimpi apapun di dalam tidur ku seperti melihat kenyataan bahwa diri ku tidak akan bisa bersama nya. Aku pun terbangun dari tidur ku waktu menunjukan pukul 8 malam, Aku yang merasa haus mengambil jaket ku dan pergi ke minimarket untuk membeli susu coklat kesukaan ku

"Susu coklat 1 ya? Ada tambahan lagi kak?"

"Tidak.. terimasih"

"Total nya 300 yen kak"

Aku merogoh saku ku dan memberikan uang nya kepada kasir itu

"Uang nya 1000 yen kembalian 700 yen ya! Terimasih telah berbelanja semoga haru mu bahagia!"

"Bahagia ya?" Aku pun berpikir "apakah aku sudah bahagia ya?" Sembari berjalan keluar toko. Aku pun meneruskan perjalanan ku menuju rumah, dingin dan gelap nya malam membuatku merasakan ketenangan, cahaya rembulan begitu terang yang menambah kesan kedamaian bagi ku. Suara Aliran air sugai sangat menenangkan di atas jembatan dekat taman, ku lihat seorang wanita yang tidak asing lagi bagi ku. Dia adalah yumi aku pun tertegun sejenak karna melihat dirinya yang begitu menyatu dengan cahaya rembulan. Aku mengumpulkan keberanian untuk menyapa nya meskipun terasa mustahil tapi aku harus melakukan nya.

" Halo yumi selamat malam!"

"Kyaaaa... Huhh aku kira siapa... Malam arata!" Ucap yumi yang kaget karena aku menyapa nya tiba-tiba

"Sedang apa kau di sini?" Tanya ku padanya

"Tidak... Aku hanya sedang mencari udara segar"

"Oh gitu ya.."

Suasana menjadi hening setelah itu. Seketika yumi pun berkata

"Bulan nya indah ya! Tenang sekali rasanya! Namun setelah pagi tiba dia akan menghilang."

"Bulan memang akan menghilang jika pagi datang. Tapi ia akan terang kembali ketika malam, jadi kau tak usah merasa sedih begitu, karna pasti kau akan melihat nya lagi nanti! Nih ambil!" Ucap ku sembari memberinya susu coklat yang telah ku beli dari minimarket tadi

"Terimakasih arata!" Yumi mengatakan itu sembari memperlihatkan senyuman hangat nya

"Huahhh... Aku jadi lega. Ngomong-ngomong arata, apakah kau mempunyai rencana tertentu saat lulus nanti?" Yumi bertanya padaku

"Ahh apa ya? Mungkin aku rasa aku hanya ingin ketenangan." Wajahku tertunduk

"Ketenangan ya?" Rambut yumi terurai di terpa angin malam memandang bulan dengan matanya yang berbinar

Melihat wajah nya yang sebanding dengan indahnya bulan membuatku semakin terpana. Menyatu dan larut dalam suasana membuat diriku berharap bahwa momen ini akan berlangsung selamanya.

"Arata? Kenapa Kau melamun?"

"Saat aku kecil aku selalu di ajak ayahku pergi memancing. Menikmati alam bebas dan bersantai, ku rasa momen yang indah untuk di ingat."

"Hmmmm, Aku juga jadi teringat saat kecil menghabiskan waktu dengan ayah ku. Berlari ke sana kemari dengan riang gembira, ketika aku terjatuh ayah selalu menarik tangan ku dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja" senyuman manis terpancar dari wajah yumi

"Kau sangat menyayangi ayah mu yumi?" Tanya ku padanya

"Mungkin bisa di bilang dia adalah cinta pertama ku." Yumi memutar badan nya dan mulai berjalan ke sana kemari

"Wahhh..., ku rasa aku akan tidur dengan nyenyak malam ini!"

"Jangan lupan kerjakan pr mu yumi."

"Aku tidak seperti mu ya arata! Yang terkadang di hukum karana mengerjakan pr!" Ucap yumi dengan lantang

"Ya.., Setidaknya gk setiap hari juga kan?"

"Idihhh!"

"Jangan memasang ekspresi seolah kau jijik padaku yumi!"

"Hahahaha! Tidak tidak! Aku hanya bercanda. Terimakasih arata!"

"Berterima kasih soal apa?" Tanya ku padanya

"Karna menemani ku mungkin?"

"Terserah lah yumi!"

Ini pertama kali nya bagiku, mengobrol dengan dirinya. Selama ini aku hanya memandangi nya dari kejauhan. Aku berharap hari ini dan seterusnya, Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku tau salam terakhir akan ku ucapkan setelah ini.

"Ya..., ok kalo gitu sampai jumpa besok!"

"Eum..baiklah sampai bertemu besok!"

Aku pun beranjak meninggalkan yumi dan bergegas berjalan pulang ke rumah. Jalan pulang dengan arah dan tujuan yang sama, suasana gelap dan sunyi, hentakan kaki kiri dan kanan yang seirama menambah rasa nyaman di dada. Sudah ku putuskan, aku akan mampir sekali lagi. Ntah apa yang ada di benak ku saat ini, mungkin karna rasa lapar yang sangat tidak tertahankan yang merasuki jiwa dan raga ku. Aku harap di rumah masih ada se butir nasi agar tubuh tetap sadar dan tetap mempunyai energi untuk melanjutkan langkah ku. Pintu depan rumah terlihat tangan kanan ku bergerak membuka pintu gerbang rumah ku, ku masuk ke dalam nya dan melanjut sesi akhir yaitu tidur untuk hari esok

Ethereal: 30 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang