Chapter 2: Susu coklat

5 1 1
                                    

Selasa pagi aku terbangun dari tidurku. Berpikir tentang apa yang akan terjadi hari ini, dan tanpa ku sadari waktu berjalan bagai arus sugai yang mengalir deras, dengan mata terbuka aku tiba di sekolah ku. Kaki ku berjalan menaiki anak tangga yang tersusun rapih mengantarkan ku ke lantai dua, bau ruangan kelas yang khas, serta suara langkah kaki para siswa yang tidak berirama sama sekali ku dengar dengan jelas. Pintu kelas mulai terlihat kaki kanan ku melangkah masuk ke dalam ku lihat se isi ruangan kelas kosong tak berpenghuni, pandangan ku ter arah ke depan melihat meja kesayangan ku yang seakan menyambut ku dengan sapaan hangat. Ku perhatikan sekeliling ruangan ini yang serasa milik ku sendiri, aku melangkah mendekati meja ku, ku taruh tas ku dan saat aku hendak duduk ku liat dari jendela pemandangan yang indah ku lihat diri nya berjalan dari balik kaca lantai dua kelas ku. Melangkah masuk ke dalam kelas dan menyaps ku
"Pagi arata!"
"Pagi yumi.."
Sapaan hangat seperti biasa ku dapat kan darinya. Namun bukan hanya sapaan yg menghangatkan perasaan ku ini tapi senyuman nya yang seperti malaikan membuatku melayang menuju surga khayalan ku yang berfikir "andai ku bisa melihat senyuman nya untuk selamanya" aku duduk di mejaku ntah mengapa bunyi bel masuk menyadarkan ku dari apa yang aku harap kan dalam kyalan sederhana milik ku ini. Pelajaran di mulai utusan ilmu pengetahuan memasuki kelas kami dengan membawakan berlian berupa pengetahuan luas tentang sejarah dunia. Ya saat ini jam pelajaran pertama yaitu sejarah Indonesia tengah berlangsung, tangan dan telinga ku tidak hentinya berkerja mati-matian bagai perang dunia ke 2. Ku lihat ke bawah kaki ku, benda hitam penghapus segala kata yang tidak seharusnya tertulis terlihat di depan mataku. Ku raih menda itu dan menyadari siapa pemilik benda ini, yumi tidak sengaja menjatuhkan nya dan terlihat kepala nya yang terus memutar, melirik kanan dan kiri mencari penghapus yang terjatuh.
"Pak.. permisi bolehkah saya izin ke toilet sebentar?"
"Baik lah arata! Silahkan.."
Aku pun beranjak pergi dari tempat duduk ku sembari menggenggam penghapus yang ada di tangan ku. Beberapa langkah telah ku lalui meja yumi terlihat semakin dekat, ku pandang dia dari dekat ku ulurkan tangan ku menyentuh meja nya dan seketika ku lepaskan apa yang ku genggam ini, dan terus berjalan menuju pintu meninggal ruangan kelas. Sebenarnya aku tidak mempunyai niatan untuk pergi ke toilet tapi yang terpenting penghapus yang ku genggam telah di kembalikan kepada pemilik asli nya. Namun setelah meninggalkan kelas ku lihat pemandangan manis di kantin sekolah, aku mampir sebentar dan membeli beberapa permen sebagai buah tangan dari rencana yang telah sukses besar. Ku kembali ke kelas membuka pintu dan ku ucapkan permisi sebagai tanda "aku telah kembali" ku berjalan sekali lagi ke arah meja nya dan ku ulurkan tangan ku dan menyimpan permen yang telah ku beli pada yumi.
Bel istirahat berbunyi diri ku menggenggam buku yang berada di atas meja ku. Ku balik kan badan ku dan ku masukan ke dalam berangkas penyimpanan alat perang ku di sekolah, langkah kaki terdengar dan suaranya semakin dekat. Setelah ku alihkan pandangan ku ke depan ku liat yumi berdiri di hadapan ku
"Yumi? Ada apa?"
"Terimakasih atas bantuannya arata!" Yumi tersenyum padaku
"Bukan apa-apa.. aku hanya melakukan apa yang aku mau."
Yumi merogoh kantong ajaib nya dan mengeluarkan susu coklat dengan merek yang sama dengan yang pernah aku berikan padanya
"Untuk mu arata! Ambilah!" Yumi memberikan susu coklat itu kepada ku
"Terimakasih yumi!"
"Sama-sama arata! Kalo begitu sampai nanti aku ke kantin dulu!" Yumi tersenyum dan beranjak pergi meninggalkan ku
Senyuman nya yang sangat indah terlihat jelas. Baru pertama kali aku menerima sesuatu dari seseorang. Dia telah meninggalkan kelas, aku pun juga berfikir harus segera pergi untuk membeli sesuatu di kantin, karna diri ku merasakan guncangan dan tangisan dari perutku yang lapar. Sedikit demi sedikit ku melangkah menuju pintu dan berjalan menuju surga makanan yang perut ku ingin kunjungi saat ini.

Ethereal: 30 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang