Prolog

208 27 3
                                    

Setidaknya, senyuman malu ketika bertemu dengan orang yang kita suka adalah hal wajar, kan?

Mereka berdua tersenyum malu ketika bertemu di taman belakang sekolah, bertepatan dengan orang yang mengajak baru saja selesai dengan kegiatan ekstrakurikulernya. Hanya suara tawa kecil nan canggung yang memenuhi mereka berdua, masih belum ada yang berani bicara, layaknya mereka dibungkam.

Sang pengajak terlihat tampan dengan kaos putih dan celana trainingnya, baru saja selesai mengajar baris berbaris dalam ranah paskibra. Sedang yang diajak, terlihat cantik dengan pakaian rapi ala laboran walau rambutnya berantakan karena ia harus menggunakan otaknya dua kali lipat untuk mengatur para anak laboratorium yang suka membangkang.

"Kakak laboran, udah makan belum? G-eh aku ada voucher diskon nyolong-ah enggak maksudnya dikasih temen dan eh, ya, kebetulan baru sempat pakai dan vouchernya masa tenggang atau apasih sebutannya itu nanti akhir bulan, mau makan bareng?"

Sang "Kakak laboran" tertawa kecil lantas menganggukkan kepala, meng-iyakan ajakan si lelaki dengan tubuh lumayan besar itu hingga si lelaki jadi kesenangan. Ia hanya pasrah saja ketika sang lelaki yang satu tahun di bawahnya itu menyiapkan segalanya untuknya, memakaikan helm, menurunkan pijakan motor, benar - benar menjadi laki - laki paling peka untuk orang yang ia sebut "Kakak laboran" itu.

"Panji! Kalau bawa motor jangan ngebut - ngebut, ya!"

"Hah?! Apa kak?! Kak Laskar mau makin ngebut?! Boleh!"

Walau si lelaki yang dipanggil Panji itu selalu bisa membuat sosok yang dipanggil Laskar hampir berpindah tempat jantungnya.

"Kak, suka bunga apa? Bunga ini, ya? Cantik, cocok sama lo."

"Kak, itu bagus gak, sih? Indah, kayak lo."

"Kak, lo cantik."

"Kak, ayo senyum lagi, lo cantik banget."

Serta Panji suka memberi berbagai pujian yang bisa membuat Laskar tersipu malu.

Namun, Panji juga mengalami kesulitan akibat trauma yang dialami oleh Laskar, terlalu banyak hingga rasanya energi Panji habis untuk Laskar. 

"Panji, akunya jangan ditinggal."

"Panji, jangan pegang kepalaku."

"Panji, jangan pukul aku." 

Walau begitu, Panji yang sudah terlanjur jatuh cinta tak menyerah begitu saja pada Laskar, walau ia harus menghadapi sulitnya memiliki hubungan dengan Laskar.

Panji yang hampir gila dan Laskar yang merasa tak pantas, mau lihat cara mereka menghadapinya?














Slayinkang Present

Panji Ulam Hasibuan (Jongho)

And

Laskar Kahiyang Atmaja (Yeosang)

Laskar Kahiyang Atmaja (Yeosang)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan lain - lain, menyusul.





Cerita dimulai.

An : hai, sesuai wacana, daripada jadi beban kepala mending saya tulis saja walau sedang lelah brutal.

selamat membaca kalian jongsang-ers atau apalah itu, kritik saran jangan lupa.

see you.

Locked Out Of Heaven | JongsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang