"Pada dasarnya, ekspetasi hanyalah pemanis dalam motivasi"
17.48
Vanya baru pulang sekolah pada jam segini. Dia baru saja selesai mengikuti rapat OSIS, untuk membahas acara tahunan sekolah yang akan diadakan bulan depan.
Vanya merupakan sekertaris umum OSIS. Tidak hanya dibidang non-akademik, Vanya juga sangat aktif dalam mengikuti kegiatan dibidang akademik. Seperti debat bahasa Inggris, ataupun Olimpiade Sains Nasional.
Kondisi badan Vanya sudah lebih membaik daripada siang hari tadi. Jadi Vanya memutuskan untuk mengikuti rapat saja daripada bosan di rumahnya.
Sekarang, dia sedang berjalan menuju basemen. Tempat mobilnya diparkir. Saat melewati lapangan basket, dia melihat anak-anak basket yang masih bermain basket. Padahal ini sudah sangat sore.
Vanya melihat jam tangan ditangan kirinya.
17.54
"Pasti sampai rumah malam lagi nih gue." Ucap Vanya dalam hati.
Lalu, Vanya melihat anak-anak basket itu juga menyudahi latihan mereka. Saat itu juga, Vanya melihat sesosok manusia yang akhir-akhir ini menghantui pikirannya.
Melihat orang itu, membuat pipi Vanya kembali memerah. Karena mengingat kejadian tadi siang.
"Arghh! Kenapa mikirin itu sih?!" Ucap Vanya dalam hati.
Kemudian kembali fokus pada jalannya menuju basemen.
***
Setelah sampai ke dalam kamarnya, Vanya langsung saja merebahkan tubuhnya di sana. Belum melepas sepatu dan seragam yang melekat ditubuhnya. Tasnya pun sekarang sudah di lemparkan secara asal ke sembarang tempat di kamarnya.
"Hadeh. Kenapa hari ini capek banget ya?" Tanya Vanya kepada dirinya sendiri.
"Mana di rumah sepi lagi."
Saat sampai di rumah tadi, Bi Ratmi memberitahunya bahwa papa dan mamanya pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Sedangkan kedua adiknya, Cia pergi bersama mama dan Farel dititipkan di tempat neneknya. Dan di rumah, hanya Vanya dengan orang-orang yang bekerja di rumahnya.
"Untung masih ada Bi Ratmi."
Vanya kemudian, mengambil hpnya yang dia taruh di dalam tas ransel berwarna hitam.
"Astaga, gue lupa nge-cash." Ternyata handphone Vanya mati karena dirinya lupa men-charge handphonenya.
Vanya kemudian berdiri, menuju ke arah meja disebelah sofa yang ada di kamarnya, untuk mengisi daya hpnya. Setelahnya, Vanya membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk mandi.
Tok..tok..tok.
Saat sudah mengambil handuk dan akan menuju ke kamar mandi, ada yang mengetuk pintu kamarnya. Kemudian Vanya menuju ke arah pintu kamarnya untuk membukanya.
Saat dibuka, Vanya langsung saja memeluk orang itu.
"AAAA, VANYA KANGEN SAMA KAKAK!" Seru Vanya.
"Eh, eh iyaaiyaa dek. Kakak juga kangen sama kamu." Ucap orang yang dipanggil "kakak" itu oleh Vanya.
"Kakak emang liburan semester?" Tanya Vanya.
"Iya, kakak liburan semester. Lumayan lama juga jadinya di indo." Sambil melepaskan pelukannya.
"Loh? Kamu kok masih pake seragam sekolah? Baru pulang ya?" Ucap kakak Vanya kepadanya.
"Hehe, iya kak. Tadi Vanya rapat OSIS dulu baru pulang." Ucap Vanya sambil menunjukkan deretan gigi rapihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamais Vu [ON GOING]
Teen FictionCerita yang mengisahkan tentang seorang gadis yang bernama Vanya. Dia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Mamanya adalah seorang pebisnis kuliner yang memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh Nusantara. Sedangkan papanya, adalah seoran...