Victor keluar dari ruang perayaan kemenangannya. Ia sudah sedikit mabuk dan butuh udara segar sekarang.
Baru beberapa langkah, ia tak sengaja menabrak seorang wanita muda.
"Maaf, aku tidak sengaja." Victor bersikap sesopan mungkin.
"Victor?? Kau Victor, 'kan??" Wanita itu menyentuh Victor tiba-tiba.
Sial. Victor tidak suka penggemar barbar seperti ini.
"Bukan." Victor melepas genggaman tangan wanita itu yang melingkar di lengan kanannya lalu berlari menjauh sebisa mungkin. Jika saja dia tidak dalam keadaan setengah sadar, dia bisa lari lebih cepat dari ini. Sial sekali.
Beruntung ada taman buatan di lantai ini. Victor berpikir untuk bersembunyi di sana dengan tenang, setidaknya itu adalah niatnya beberapa saat sebelum menatap mata wanita muda lainnya di taman yang ia masuki.
Sepertinya ia baru saja lepas dari kandang buaya, kini ia merasa masuk ke kandang singa.
Victor menatap gadis itu dengan rasa was-was sambil menutup bagian atas kemejanya dengan jas hitam yang ia pakai.
Tatapan gadis ini tak biasa. Victor merasa gadis ini lebih berbahaya daripada yang sebelumnya.
"Baiklah, aku akan memberikan tanda tangan kalau kau memintanya dengan tenang." Ucapnya datar.
Victor yang mabuk memang akan berbicara sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Dia tidak bisa menyaring kata-katanya lagi agar terdengar lebih rendah hati sesuai image yang dibangun agensi untuknya.
Rosy kaget melihat sosok yang berdiri di dekatnya itu.
"Victor?" Ucapnya tanpa sadar.
"Aku tau apa yang kau inginkan. Kemarilah dengan tenang" Ucap Victor percaya diri.
Gadis ini membeku. Apa Victor mengenalinya? Hanya itu yang bisa Rosy pikirkan.
Gadis ini menjauh beberapa langkah dengan tatapan mengintimidasi.
Victor tak menduga reaksi gadis yang akan mendapat tanda tangannya akan seperti ini. Ini tak seperti biasanya.
"Disini kau rupanya, Victor! Kau tersesat? Ayo kembali, yang lain mencarimu." Suara anggota timnya mengalihkan pandangan Victor.
Victor menoleh ke belakang mendapati Tian mendekat kearahnya. Syukurlah wanita yang ia tabrak tadi tak sampai mencarinya kesini.
"Sebentar, aku menyapa penggemar ku dulu." Ucap Victor pada Tian, namun ketika menoleh lagi, di tempat gadis itu berdiri tadi sudah kosong tak ada siapapun.
"Siapa? Sepertinya kau sudah mabuk. Tidak ada orang lain disini." Tian ikut mencari sosok penggemar yang Victor maksud.
"Walaupun aku sedikit mabuk, aku tidak sampai berhalusinasi dan berbicara sendiri. Aku tidak punya kebiasaan itu ketika mabuk." Victor yakin dengan ucapannya, Tian pun setuju dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACER ROMANCE
Fanfic[UPDATE SETIAP MINGGU] Di depan publik, Dia adalah gadis porselen yang anggun dan feminim. Namun dengan identitas lain ia dikenal sebagai pembalap merah misterius yang wajahnya dirahasiakan. Penyandang Runner Up Road Motorcycle Championship 2 tahun...