Pagi ini ada yang berbeda dengan pagi biasanya di keluarga Kim, karena terhitung mulai hari ini keluarga Kim resmi sudah menambah 3 anggota baru, dan jelas itu membuat suasana rumah menjadi semakin ramai. Jika biasanya ritual pagi hari Sebastian hanya akan di temani oleh ketiga anak tampanya, maka pagi ini berbeda karena ada Fanny -sang istri- dan kedua anaknya yang juga sekarang sudah menjadi anak Sebastian juga.
Namun pagi ini belum terlalu ramai karena di ruang makan hanya ada Sebastian, Karl, Jake, Jingga dan Ricky, ah jangan lupakan Fanny yang sedang berkutat dengan peralatan dapurnya di bantu oleh para maid yang memang khusus menangani area dapur. Jika biasanya yang akan menyiapkan sarapan adalah bi Asih yang merupakan kepala maid di rumah ini, kini kegiatan memasak atau menyiapkan sarapan tersebut sudah di gantikan oleh Fanny.
Suasana di ruang makan terasa begitu hening, karena mereka sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Terlihat ada Sebastian yang sedang fokus dengan iPadnya, lalu ada Jake yang terlihat tengah menelpon seseorang dan Karl yang tengah memainkan ponselnya, jangan lupakan Jingga dan Ricky juga ada disana, mereka tengah memainkan ponsel masing-masing sama seperti Karl, hm sangat jaman now sekali.
Lalu siapakah yang belum hadir?
"Semuanya udah siap! Mas Tian, udah dulu cek schedule nya, dan anak-anak ayo simpan hp kalian, it's time to breakfast," ujar Fanny seraya menyimpan mangkuk terakhir yang ia bawa dari dapur, membuat sang suami dan anak-anak langsung mengalihkan perhatian mereka.
"Whoaa kayanya masakan mama Fanny ini enak, dari wanginya aja udah enak menggugah selera sekali," komentar Jake saat melihat makanan yang sudah tertata rapih di atas meja makan.
"Of Course, mama ku emang chef yang handal asal kak Jake tau," timpal Jingga dengan nada bicaranya yang terkesan dingin dan datar.
"Dih pede banget, kaya yang betul aja," gumam Karl namun masih dapat terdengar jelas oleh Jingga.
"Lha? Emang bener kok masakan mama itu masakan yang terbaik! Mas Karl sih biasa makan warteg ya?" balas Jingga dengan tatapan tajamnya.
"Kaya lo engga aja, padahal dari wajah keliatan banget lo suka makan warteg," ujar Karl dengan santai nya, namun itu malah membuat Jingga semakin naik pitam.
"MAKSUD MAS—"
"Hey udah dong berhenti, ga baik lho bertengkar di depan makanan," lerai Fanny seraya mengusap bahu Jingga dan menatap Karl dengan lembut.
"Dia yang mulai mam," tunjuk Jingga pada Karl.
"Ck, apaan dah padahal gue cuma ngegumam doang dan ngomong sesuai fakta."
"Iya tapi gue denger anjir, lo ngejek gue mas!"
"Padahal lo yang pertama mulai anjir, aduh merasa paling tersakiti dek? ha ha ha," ucap Karl dengan nada datarnya yang khas dan itu membuat Jingga langsung diam seketika. Coba kalian bayangkan bagaimana Karl tertawa dengan ekspresi dan nada datarnya.
Sebastian pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perdebatan kecil antara Karl dan Jingga, begitu juga dengan Jake. Sedangkan Ricky ia tertawa puas dalam diamnya melihat kakak kandungnya dibuat emosi oleh Karl yang santai nan swag, karena biasanya Jingga lah yang membuat emosi Ricky memuncak.
Memang pada dasarnya baik Karl maupun Jingga itu sama-sama anak pertama, yang mana keduanya sama-sama keras kepala dan tidak mau mengalah. Meskipun dari segi umur tentu Karl jauh lebih tua ketimbang Jingga.
"Udah udah, mas Karl diem ya, Jingga juga okay? Mending sekarang kita mulai aja sarapan nya tuh liat Ricky udah mulai kelaperan," ucap Sebastian membuat Ricky yang di sebutkan namanya pun melongo seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara
FanfictionShaki tidak tau jika mempunyai adik itu akan sangat menyebalkan.