Tepat pada pukul 20.00 malam Sebastian dan Fanny baru saja menginjakan kaki di rumah mewah kediaman keluarga KIM. Hari ini banyak sekali meeting penting bersama client dari luar negri membuat Sebastian harus lembur, dan Fanny sebagai sekretaris sekaligus istri tentu harus menemani sang kepala suku sampai pekerjaan Sebastian selesai. Pasutri baru itu berjalan bersama memasuki rumah, terlihat beberapa maid sudah siap menyambut kedatangan sang tuan dan sang nyonya.
"Selamat datang tuan Sebastian," sambut salah satu maid yang di balas senyuman hangat dari Fanny.
Sedangkan Sebastian hanya mengangguk singkat, "bi, anak-anak dimana?" tanyanya.
"Tuan muda Karl dan tuan muda Jake sekarang sedang berada di ruang tamu keluarga, mereka baru saja pulang. Sedangkan den Jingga belum pulang, den kecil Shaki dan den Ricky sepertinya sudah tertidur tuan," jawab sang maid itu sedetail mungkin.
"Good, ah iya hari ini Shaki baik-baik aja 'kan?"
"Den kecil sepertinya baik-baik saja tuan, tapi dari tadi sore den kecil ga keluar kamar katanya mau ngerjain tugas dari Mr. Jacob."
Sebastian mengangguk paham, "kalau gitu bibi sama yang lainnya istirahat aja ya."
"Baik tuan Sebastian, kami permisi."
"Hm."
Beberapa maid pun mulai berlalu dari ruang tamu utama setelah menyambut kedatangan sang tuan dan sang nyonya.
"Fanny, aku mau nyamperin Karl sama Jake dulu deh kayanya," ucap Sebastian pada sang istri.
"Okay mas, aku siapin air hangat buat kamu mandi ya?" sahut Fanny dengan senyum manisnya.
"Okay babe, nanti kita mandi bareng ya," Sebastian mengedipkan sebelah matanya membuat sang istri terkekeh pelan. Suaminya itu seperti lupa akan umurnya.
"Mas Tian kita ini udah bukan remaja lagi lho, kita udah punya 5 anak kalau mas lupa," peringat Fanny.
"Masa sih? Hm tapi gimana kalau kita buat dedek satu lagi? Princess mungkin?" tanya Sebastian dengan seringai kecilnya.
"Kalau itu kayanya harus kita pikirin dulu deh mas," jawab Fanny sekenanya.
"Nanti malam kita buat gimana?" kedua pipi Fanny seketika memerah saat mendengar penuturan sang suami.
"Ih mas Tian!"
"Hahaha lucu banget sih, kenapa masih malu-malu coba? Kita kan udah suami istri sekarang babe."
"Iya tapi ga bahas soal buat anak secara gamblang juga mas!"
"Haha okay okay, ya udah aku mau liat anak-anak dulu ya," Sebastian mengusak surai sang istri dengan lembut dan Fanny pun mengangguk.
"Ohiya mas, bisa sekalian liat Ricky juga?" pinta Fanny.
"Of Course babe, Ricky kan anak aku juga."
Setelah mengucapkan hal itu Sebastian lantas melangkahkan tungkainya menuju ruang tamu keluarga untuk menemui kedua putra sulungnya. Sedangkan sang istri Fanny melangkahkan tungkainya menuju kamar utama, yaitu kamarnya dan juga Sebastian. Sesampainya di ruang tamu keluarga dapat ia lihat kedua putra sulungnya tengah fokus berkutat dengan laptop mereka masing-masing.
"Ehem, serius banget keliatannya mas, kak," suara Sebastian berhasil memecah keheningan di antara kedua anaknya, Karl dan juga Jake.
"Eh papa, udah pulang?" Jake lah yang pertama kali menyahut seraya menunjukan senyum manisnya pada sang papa. Sedangkan Karl hanya menatap sekilas lalu kembali fokus pada laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara
FanfictionShaki tidak tau jika mempunyai adik itu akan sangat menyebalkan.