safety stick ⋆.-⭒

53 13 0
                                    

Jam menunjukkan pukul lima sore. Grey masih santai berbaring di kursi panjang yang berada di rooftop gedung khusus ekskul dengan kaki kanannya yang ditekuk, tangan kirinya ia jadikan bantalan kepala dan tangan kanannya ia taruh di atas perut.

Lagu Bite Me dari Enhypen memenuhi pendengaran Grey melalui earphone yang menyumpal telinganya. Grey masih tenggelam dalam dunianya saat Kaziro mulai membuka pintu rooftop.

Kaziro berjalan menuju gudang yang berada di sana tanpa memperhatikan sekeliling. Ia membuka pintu gudang namun pintu itu terkunci membuat Kaziro menghela nafas. Lalu matanya tak sengaja melihat seorang perempuan yang sedang terbaring.

Laki-laki itu mendekat dengan langkahnya yang perlahan. Ia dapat melihat Grey yang sedang memejamkan matanya. Kaziro melihat sekeliling, ia berpikir Grey tertidur dan berniat membangunkan. Tetapi belum sempat ia menyentuh Grey, perempuan itu langsung mengubah posisinya dan menjauh dari Kaziro.

"Mau mesum lu ya!" Tuduh Grey. Jantungnya berdegup kencang, matanya meneliti gerak-gerik laki-laki dihadapannya ini sementara itu tangannya mengambil benda kecil yang berada dibalik baju belakangnya.

Mata laki-laki itu melebar, "Nggak!" bantah Kaziro tak terima dengan tuduhan itu.

"Gu–gua … gua—"

'Sialan pake gugup gak jelas lagi!'

"Lo mau macem-macem kan?" tuduh Grey lagi.

Kaziro hendak menjawab tetapi sebelum ia mengucapkan satu kata, Grey sudah menodongkan sebuah besi panjang tepat ke arah lehernya.

"Apa tujuan lo ke sini?"

Mata Kaziro membulat saat benda itu berada tepat di depan lehernya. Ia menahan nafas seolah jika ia bernafas benda itu akan menembus lehernya.

Fokus Kaziro teralihkan oleh besi panjang yang kini menyentuh lehernya. Ia melangkahkan kakinya ke belakang karena Grey semakin memojokkan dirinya. Hingga di pembatas rooftop, barulah ia berhenti melangkah.

"Apa. Tujuan. Lo. Ke. Sini!" tanya Grey penuh penekanan.

"Gua mau nanya! Iya, gua mau nanya!" ucap Kaziro cepat. Grey diam, menunggu laki-laki itu meneruskan ucapannya.

"Have a good sleep?"

Ucapan itu membuat Grey semakin mencurigainya. Grey mendekatkan benda itu ke leher Kaziro, satu langkah saja ia maju, benda itu bisa menembus leher Kaziro. Sedangkan Kaziro merutuki dirinya setelah menyadari apa yang ia ucapkan barusan.

"Lo suruhan Ge—"

"Cassandra!"

Seorang pria paruh baya mengalihkan perhatian keduanya. Pria itu berdiri di ambang pintu dengan setelan jas hitamnya. "Jatuhkan benda itu dan menjauh dari sana!" tegasnya.

Grey berdecak, ia memicingkan matanya pada Kaziro lalu dengan kesal ia melempar benda itu ke sembarang arah.

"You inspire me."

Walau Kaziro mengucapkannya dengan pelan, Grey dapat mendengar jelas. "Orang gila!"

Grey berbalik, ia mengambil tas yang tergeletak di kursi panjang lalu melewati pria paruh baya itu dan meninggalkan rooftop.

Pria paruh baya itu menatap Kaziro yang masih berdiri di sana. Tatapannya seakan mampu membelah tubuh Kaziro saat itu juga. Kaziro sendiri tidak paham alasan pria paruh baya ini menatapnya seperti itu.

Lalu Kaziro teringat satu hal, dia buru-buru membungkukkan badan, memberi hormat pada pria paruh baya itu. Beberapa detik berlalu, Kaziro merasa pria paruh baya itu sudah meninggalkan tempat ini, barulah dia kembali pada posisi tegaknya.

100 Ways to Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang