In my school: after tragedy dark mystery of Gigabyte trade chapter 4

4 0 0
                                    

Ke esokan harinya pukul 11 siang, saat diri ku berada di kelas aku sedang mengemasi barang ku dan berniat untuk ke kantin. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri ku dia adalah seorang perempuan yang tidak lain adalah chealse
"Hei rendi!! Kau mau ke mana?"
"Chealsea ya? Seperti biasa aku akan ke kantin sekarang. Ngomong-ngomong kau bertemu dengan hamka ya kemarin?"
"Ohh... Jadi hamka itu teman mu ya?"
"Iya.. oh iya chealsea aku punya pertanyaan untuk mu?"
"Pertanyaan apa?"
"Apakah kau pernah menjalin suatu hubungan istimewa dengan seseorang? Kau tau kan maksud ku?"
"Dihh pertanyaan macam apa itu? Tiba-tiba sekali, tentu saja tidak! Sejak dulu aku selalu di jauhi oleh orang-orang karna diri ku. Mereka berpikir aku menakutkan karna perkataan ku sering menyakiti hati mereka, diri ku yang kurang peka terhadap perasaan orang lain selalu membuat orang lain tidak nyaman." Ucap chealsea dengan nada dan raut sedih
"Maaf.. telah bertanya seperti itu padamu. Aku tidak ahli dalam menyemangati orang tapi apapun itu kau harus semangat ya!"
"Thanks rendi!
Pembicaraan ku dan chealse selesai, Aku pergi meninggalkan dia dan langsung menuju ke kantin. Seperti biasa aku di sana mengobrol bersama teman-teman ku sembari menikmati makan siang. Kami mengobrol kan hal-hal penting seperti masalah rencana selanjutnya untuk menghancurkan Gigabyte trade dan selebihnya meledek si hamka sialan. Ntah kenapa itu menjadi rutinitas kami, hari-hari pun berjalan lancar seperti biasanya kami pun pulang ke rumah masing-masing. Pada malam hari nya aku di telpon oleh hamka dia berkata ingin mengajak kita pergi ke luar karna besok kuliah sedang libur.

"Ahhh udara segar apa kau merasakan nya rendi?"
"Benar hamka udara hari ini segar sekali yaa!! Tapi aku merasa sesak mungkin karna aku bernafas di dekat mu!"
"Wahh rendi? Apa kau masih normal? Mungkin kah kau mencintai hamka?" Saut Edward
"Meskipun rendi menjadi cewe cantik aku gk bakal jatuh cinta sama dia ya Edward sialan!" Hamka berkata sembari mengepalkan tangan nya
"Ahh liat... " Ucap silvia
"Ohh cafe baru ya?" Ucap Hamka yang  terlihat sangat gembira
"Yaudah kita nongrong di situ aja dulu" ucap ku kepada mereka
"Gass lah"
  Hari ini adalah hari libur bagi kami. Kami semua pergi berjalan-jalan mengelilingi kota bandung yang indah ini, rasanya sudah lama sekali kami tidak bersantai seperti ini, kami singgah di cafe yang baru saja di buka di daerah kami, bagi kami ini sangat di perlukan untuk mendinginkan otak setelah banyak hal yang terjadi di kampus. Setelah masuk dan duduk di meja kami pun memesan minuman dan beberapa cemilan yang tersedia di daftar menu.
Pelayan pun datang "silahkan di nikmati minuman dan makanan nya.."
"Ren ren... Aku penasaran dari dulu kau tidak tertarik dengan hubungan romantis kan ya? Terus apa alasan mu? Kenapa kamu tidak tertarik dengan hal itu?" Hamka bertanya padaku
"Simple sih... Menurut ku hubungan seperti itu membuang-buang waktu ku." Jawab ku sembari memegang cangkir kopi yang hendak ku minum
"Ehhh...  Padahal ya dulu ada yang menyukai mu loh ren!" Ucap silvia
"Masa sih?" Aku heran mengapa ada yang menyukai ku yaa aku berpikir tak akan ada yang suka padaku sih
"Iya... Itu loh ade kelas kita dulu!" Ucap silvia dengan semangat.
"Eh..eh kalo aku silvia? Adakah yang menyukai ku juga dulu?" Tamya Hamka
"Dengan berat hati aku katakan, tidak ada sama sekali!" Jawab silvia sembari menundukan kepalanya
"Yahh... Kasian apa kau butuh pelukan hamka? Atau kah mau uang 1000 buat beli permen? Jangan nangis yaaa hahaha!" Edward berkata dengan nada ejekan
"Sialan kau kacamata sialan!!! Memang nya ada yang menyukai mu!!" Hamka mengucapkan itu dengan lantang yang mengakibatkan semua orang yg ada di cafe meliriknya
"Hamka? Kau tidak tau? Edward sangat populer loh dulu! Sekarang pun sama, hmmm banyak banget yang nembak dia duluan tapi selalu ia tolak!" Ucap silvia
"Bohong..bohong!! Mana mungkin pria dengan kacamata seperti wibu akut ini banyak yang suka!!" Ucap hamka dengan nada terkejut
"Terus Edward mengapa kau selalu menolak mereka?" Tanya ku pada Edward
"Seperti alasan mu ren. Menurut ku memiliki hubungan romantis dengan seseorang itu membuang-buang waktu ku, dan itu juga akan mengakibatkan hilangnya produktivitas ku dalam melakukan segala hal. Dan aku juga tidak mau ada yang merasa kecewa nantinya jika berhubungan dengan ku"  Edward pun menjawab ku
   Setelah minuman dan makanan kami habis, kami pun beranjak pergi dan berencana pergi ke taman kota untuk bersantai, di sana sembari menghabiskan waktu. Di perjalanan kami bertemu dengan chealsea yang berjalan seorang diri
"Heii chealsea!!" Teriak hamka
"Haii hamka! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Tanya chealsea
"Aku sedang menikmati hari libur dengan teman-teman ku!"
"Ohh begitu halo rendi! Halo semua salam kenal aku chealsea!" Chealsea menyapa kami semua yang berada di belakang hamka sambil melambaikan tangan
"Yo" ucap ku membalas sapaan nya
"Kenapa kamu jalan-jalan sendirian chealsea? Apa tidak ada orang yang menemani mu?" Tanya hamka kepada chelsea
"Aku sering jalan-jalan ke sini, rasanya tenang sekali ntah mengapa aku lebih suka seperti ini... Jadi aku rasa aku baik-baik saja sendirian" chealsea menundukan kepalanya seakan memperlihatkan ekspresi sedih di wajahnya
"Hmmm... Kalo begitu bergabunglah dengan kami!!" Saut hamka sambil melebarkan tangan nya
"Tidak-tidak, kalian harus menikmati waktu kalian! Aku tidak mau jadi pengganggu... Terimakasih atas tawaran nya! Permisi" Chealsea pun tersenyum dan hendak pergi dari kami
Hamka pun menarik tangan chealsea
"Ayolah jangan malu-malu begitu ikutlah dengan kami lagi pula yang lain juga gk keberatan tuh! Bener gk kacamata sialan?!"
"Ya kau ikut lah dengan kami chelsea! Lagi pula tidak ada yang bisa menolak si mulut bedebah ini!" Edward mengatakan itu sembari membalikan badan nya ke belakang
"Apaaa.. Yang kau katakan kacamata sialan!!" Saut hamka
"Salam kenal ya chealse! Ayoo!" silvia berkata dengan alunan suara yang lembut
"Kemari dan lihat aku!! Pria mata empat sialan woiii!" Hamka berjalan mengejar Edward
"Bodo amat ahh.. aku gk denger apa-apa nih! Edward pun melanjutkan langkahnya

  Kami pun duduk dan bekumpul di tegah lapangan dengan hijau nya hamparan rumput yang menjadi alas kami duduk. Hari sudah mulai gelap pukul 6 sore pada saat ini, kami terpana melihat indahnya momen matahari yang mulai tenggelam. Suasana yang sangat indah, cahaya senja yang membuat ke kaguman terpancar dari raut wajah kami.
"Indahh nyaa!! Aku baru pertama kali melihatnya bersama orang lain.." senyuman hangat dan indah terpancar di wajah chelsea
"Cahaya yang perlahan pudar sungguh menakjubkan untuk di lihat ya! Tapi melihatnya tenggelam secara perlahan-lahan membuat ku sedikit kecewa.." ucap silvia dengan nada sedih
"Kau benar silvia, rasanya sedih sekali ya melihat matahari yang bersinar terang di siang hari, namun akhirnya tenggelam setelah dia bersinar begitu terang!" Saut Edward membalas perkataan silvia
"Meskipun akhirnya akan tenggelam tapi kita akan bisa melihatnya di ke esokan hari nya kan? Seperti harapan dan impian kita. Meskipun pada akhirnya akan tenggelam pasti nanti akan ada mimpi serta harpan baru bagi kita kan?" Setelah itu hamka pun berdiri dan memandang langin
"Aku harap aku bisa melihat ini dengan kalian lagi nanti!" Tambah hamka di iringi dengan senyuman di wajahnya
"Pasti...itu pasti... Oh iya hamka? Obat mu habis kah? Tumben kau berkata seperti itu?"
"Oy rendi sialan!! Apa kau pikir aku sudah gila hah? Yang butuh obat itu kau bukan aku!" Teriak hamka sembari menunjuk diri ku
Kami pun tertawa bersama-sama, Ya aku juga memiliki pikiran seperti itu dan aku berharap momen ini akan bertahan selamanya.
"Sebentar teman-teman handphone ku berbunyi.." chealsea pun mengambil handphone yang ada di dalam tas nya dan beranjak pergi menjauh dari kami

"Chealsea..."
"Iya ada apa? Kamu kangen ya sama aku! Utututu" ucap chealsea dengan nada yg agak sedikit konyol
"Semua berjalan sesuai rencana kok! Saat ini aku sedang bersama mereka. Kau tau? mereka anak-anak yang baik.." chealsea menatap langit setelah mengatakan itu
"Kau bebas melakukan apa pun! Aku akan menyiapkan cemilan dan lanjut menonton drama yang kau buat ini, chealsea sayang ku!"
"Pastikan kau selalu menyiapkan cemilan mu ya! Bye..bye.. muachhh haha" Chelsea pun menutup telpon dengan memasang senyum yang sangat lebar di wajah nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In my school : After Tragedy Dark Mystery Of Gigabyte Trade Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang