Sah

2 1 0
                                    

" Saya terima nikahnya dan kawinnya Siti Aisyah binti Amat Jailani dengan maskawin tersebut di bayar tunai." Dengan satu tarikan napas Arkan berhasil mengucapkan kalimat sakral itu di depan wali nikah istrinya, pak penghulu, dan para saksi.

Suasana syahdu dan menegangkan ketika Arkan berhasil mengucapkan kalimat sakral dengan sekali tarikan napas. Hari Jumat yang berkah ini Arkan berhasil menjadi seorang suami dari seorang gadis yang bernama Siti Aisyah. Tempat saksi bisu pernikahan mereka yaitu di mesjid Syuhada, pada pukul sepuluh pagi.

Arkan menghela napas lega ketika berhasil menikahi gadis yang ada di dalam mimpinya. Terlihat jelas rona bahagia di wajah tampannya. Dan ia tidak sabar ingin bertemu dengan istrinya itu.

Seorang gadis dengan balutan dress muslimah berwarna putih senada dengan hijab yang menutup dadanya. Dia adalah Siti Aisyah yang beberapa menit yang lalu sudah resmi menjadi seorang istri dari seorang pria bernama Muhammad Arkan Abelard.

Berbanding terbalik dengan Arkan yang wajahnya terlihat bahagia, Aisyah ketika mendengar seorang pria yang menyebut namanya di hadapan bapaknya. Membuat gadis itu terlihat sedih dan murung di hari pernikahannya.

" Gimana para saksi, sah?" tanya pak penghulu kepada para saksi.

" Sah." jawab para saksi dengan mengangguk kepalanya.

" Alhamdulillah hirobbil 'alamin." mereka semua mengucapkan rasa syukur kepada Allah subhanallah wa ta' ala atas pernikahan Arkan dan Aisyah yang berjalan lancar hari ini.

Aisyah menundukkan kepalanya karena ingin menyembunyikan kesedihannya pada saat itu. Biasanya orang akan bahagia dan terharu akan pernikahan mereka. Tidak buat Aisyah yang ia rasakan sakit dan juga sedih karena hari ini ia sudah menjadi seorang istri dari pria yang tidak ia cintai.

" Aisyah" panggil bu Yati dengan menggenggam tangan Aisyah untuk memberikan hangatan dari dirinya.

Aisyah menoleh matanya beradu pandang dengan mata mamaknya yang sedang memberikan senyuman kepadanya.

" Nak--"

" Mohon maaf Ibu, saya harus memotong ucapan Ibu. Pengantin perempuannya di panggil untuk bertemu dengan suaminya." ujar seorang pria yang tiba-tiba memotong ucapan bu Yati.

Bu Yati mengangguk, dengan membantu Aisyah untuk berjalan ke tempat suami anaknya.

Aisyah tidak berani mengangkat kepalanya karena ia merasa tidak nyaman di lihat orang-orang di sekitarnya. Ketika ia sudah berada di hadapan seorang pria yang merupakan suaminya. Tubuhnya seketika panas dingin dan takut secara bersamaan.

Arkan tersenyum tatkala melihat istrinya yang berada di hadapannya. Terlihat sangat-sangat cantik dengan balutan dress putih dan sangat cocok sekali dengan pakaiannya yang memakai tuxedo hitam. Dengan ketampanan Arkan benar-benar mampu memancarkan aura ketampanan dan gagah dari dirinya.

Arkan seperti terhipnotis untuk terus menatap ke arah istrinya. Pria itu tidak sadar bahwa sudut bibirnya melengkung berbentuk sebuah senyuman yang sangat terpesona ketika melihat istrinya.

Ekhem

Pak Albert berdehem. Menyadarkan anaknya untuk segera menyambut istrinya itu.

Arkan langsung tersadar dengan mengangguk kepalanya. Pria itu maju selangkah untuk lebih dekat lagi untuk melihat istrinya itu.

" Ais angkat kepala kau, lihat suami kau ada di hadapan kau sekarang." bu Yati membisik anaknya sebelum pergi dekat suaminya.

Dengan memberanikan diri Aisyah mengangkat kepalanya secara perlahan. Pertama yang ia lihat adalah wajah tampan dan begitu gagah seorang pria di depannya.

Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang