Buaya!

0 0 0
                                    

Hotel Jagoci Inn, adalah sebuah penginapan yang banyak di kunjungi oleh para wisatawan atau orang yang sedang melakukan bisnis antar daerah. Tempat penginapan itu terkenal karena view hotelnya memanjakan mata bagi pengunjungnya. Dan hotel Jagoci Inn juga terletak di tengah-tengah kota Aceh Tamiang. Arkan dan Aisyah mengantarkan bu Sarah dan pak Albert ke tempat penginapan di hotel Jagoci Inn.

" Alhamdulillah, terimakasih sayang sudah mengantar mamah sama papah sampai ke hotel." bu Sarah memeluk menantunya. Ia senang karena Aisyah ikut mengantar sampai ke hotel penginapan mereka.

" Aisyah terimakasih ya, nak, sudah mau menerima anak mamah. Arkan itu orang nya dingin, cuek, dan gak peka terhadap sekitarnya. Kamu banyak sabar aja menghadapi sifat Arkan yang bisa membuat kamu darah tinggi menghadapi sifat Arkan. Kalau Arkan macam-macam atau sakiti kamu, bilang langsung sama mamah atau papah. Biar mamah marahin dia kalau menyakiti putri cantik dan manis mamah ini." bisik bu Sarah yang sudah di menganggap Aisyah seperti putrinya sendiri.

" Iya, mah." Aisyah mengangguk kepalanya, dengan membalas pelukan mertuanya.

Ekhem

Bu Sarah dan Aisyah melepaskan pelukan mereka ketika mendengar suara deheman. Kedua perempuan itu menoleh melihat Arkan dan Pak Albert yang sedang menatap ke arah mereka.

Arkan mendekati Aisyah dengan menggenggam erat tangan Aisyah. Gadis itu hanya bisa pasrah ketika tangannya di genggam oleh Arkan.

" Arkan sama Aisyah antar mamah dan papah ke bandara, ya." tawar Arkan kepada orang tuanya.

Bu Sarah dan pak Albert menggeleng secara bersamaan. " Terimakasih Arkan tawaran kamu untuk mamah dan papah. Tapi kamu gak perlu sampai harus antar kami ke bandara, kami sudah memesan taksi untuk pergi ke bandara. Kamu kan belum tahu banyak tentang daerah ini, lebih baik kamu jalan-jalan sama Aisyah di daerah ini. Sebelum balik ke Jakarta."

Arkan mengangguk dengan ucapan mamahnya.

" Kalau gitu mamah sama papah masuk ke dalam, barang-barang mamah kan belum di packing. Apalagi punya papah kamu nih, banyak bawaannya."

Pak Albert menoleh. " Mana ada barang papah banyak mah, bukannya barang mamah yang banyak."

" Hussh... papah gak bisa di ajak kerja sama." bu Sarah menggeplak lengan suaminya pelan.

" Bilang dong mah, papah kan gak tahu."

" Arkan tolong jaga putri mamah. Jangan sampai ada lecet sedikit pun, nanti mamah lihat kalau sudah sampai di Jakarta."

" Iya, mah. Tenang saja putri mamah ini akan aku jaga, tidak akan ada satu pun lecet sampai ke Jakarta." Arkan mengatakan itu tapi matanya fokus melihat Aisyah.

" Bagus. Sayang kalau dia macam-macam bilang ke mamah ya?" bu Sarah memberikan senyuman dengan mengusap kepala Aisyah.

" Iya, mah." Aisyah mengangguk dengan membalas senyuman kepada mertuanya.

" Assalamualaikum." bu Sarah dan pak Albert langsung meninggalkan Arkan dan Aisyah di depan hotel.

" Wa'alaikumsalam." jawab Arkan dan Aisyah dengan melihat bu Sarah dan pak Albert masuk ke dalam hotel.

Arkan merangkul pundak Aisyah dengan menuntun ke arah mobil yang di parkir tidak jauh dari mereka berada.

Sudah satu kali Arkan dan Aisyah memutari jalan raya yang tidak tahu mau ke mana tujuannya. Arkan memang terkenal irit bicara, tapi ketika Aisyah diam tidak ada satu kata pun berbicara. Membuat pria itu tidak suka dengan suasana keheningan yang sedang melanda di sekitarnya.

Dengan berinsiatif Arkan membawa mobilnya ke pinggir jalan supaya tidak menggangu kendaraan lain. Arkan melepaskan seatbelt yang di pakainya, lalu ia memajukan tubuhnya ke arah Aisyah yang masih melihat ke arah jendela mobil.

Tiba-Tiba Dipinang Pak CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang