3

462 53 0
                                    

Di pagi harinya seluruh mahasiwa berkumpul di aula hotel yang memang telah di booking oleh pihak kampus untuk menjadi tempat mereka berkumpul dan sedikit berdiskusi singkat,

Nabila datang dengan menggunakan celana kain berwarna putih, dan almetnya tidak lupa menggunakan kalung pengenal di lehernya, dia tampak cantik pagi ini dengan rambut terurai panjang, selain memang seorang yang berprestasi di fakultasnya Nabila juga menjadi salah satu anggota BEM Universitas nya jadi tidak heran orang² disana cukup banyak yang telah mengenal nabila. Hallo sapa nabila kepada teman² satu almamater nya, dan disapa hangat oleh semua disana kecuali satu wanita yang bisa disebut amel yang juga merupakan mahasiswa berprestasi di fakultasnya yang langsung menghindar ketika mabila datang, sebenarnya nabila sudah menyadari ketidaksukaan amel sedari awal dia naik  bis menuju ke Jakarta tapi dia cukup sibuk untuk. Memikirkan hal tersebut.

"Hallo nabila aku Rachel" Sapa seorng wanita yang juga mempunyai senyum dan suara yang khas menurut nabila "hallo Rachel gua nabila" Balas nabila tersenyum tulus itu. "Ayo duduk sini nab, aku juga belum kenal siapa2 di sini " Ucapnya sedikit tertawa, yang dibalas senyuman nabila yang pasti setiap orng melihat itu refleks akan membalas senyumnya.

Setelah diskusi sudah selesai, nabila hendak berdiri dari duduknya terkaget melihat pria yang baru dikenalnya kemarin ternyata duduk dibelakang nya mata mereka bertemu lama hingga Paul berkata "kenapa kaget lu kira gua hantu" Dibalas tawa kecil oleh nabila "gara-gara lu gua jadi parno semalam ya Paul" Yang hanya dibalas tatapan dingin oleh pria tersebut "dasar aneh, ayo Rachel kita sarapan yuk gua belum makan ni" Dan Rachel pun membalas "ayok nab aku juga lapar" Sambil memegang perutnya "lu mau ikut juga gak" Nabila mengajak Paul yang masih terduduk entah menunggu siapa, tanpa menjawab Paul pun berjalan dibelakang mengikuti nabila dan Rachel.

Saat jalan menuju tempat makan hotel tangan Paul ditarik oleh seorang wanita "aku mau bicara" Ucapnya yang membuat dua wanita yang berjalan bersama Paul tadi berhenti dan berkata "kalau gitu kita duluan ya" Ucap Rachel yang dibalas tatapan tidak suka amel kepada nabila. Rachel merupakan teman satu kelas Paul waktu SMA makanya dia tidak begitu Canggung ketika bertemu Paul.

"Lu mau ngomong apa" Jawab Paul dingin, "aku bisa jelasin ul, kamu percaya kan sama aku" Ucap amel sambil memegang tangan Paul dan ditarik kasar oleh Paul untuk melepaskan genggaman itu "lu berisik, gua lapar" Jalan Paul meninggalkan wanita itu. Dilain sisi nabilapun mendengarkan cerita Rachel bahwa dia, Paul dan amel berasal dari satu sekolah yang sama dulu "oh namanya amel" Ucap nabila sembari mengangkat satu sendok nasi goreng kemulutmya. "Kenapa kamu kenal amel nab?" Tanya Rachel penasaran "gak si gak tau kayaknya dia gak suka deh sama gua" Dan dijawab "dia emang gitu nab problematik" Jawab Rachel dan mereka berdua pun melanjutkan sarapannya. Paul memilih untuk duduk sendirian didekat jendela sembari membaca buku menggunakan ipad nya.

Setelah semua sudah sarapan merekapun mulai menuju universitas yang menjadi tempat mereka memulai acar tersebut, "lu duduk di sini" Ucap nabila yang baru datang yang dibalas anggukan kepala oleh Paul "okee gua di sini" Duduk nabila, keduanya sibuk mendengar sambutan oleh rektor universitas tersebut, " Paul gua boleh pinjam pulpen gak" Bisik nabila yang membuat Paul sedikit kaget karena jarak mereka yang cukup dekat "ini" Paul memberikan pulpennya "thankyou" Balas Nabila senyum pdhal dalam hatinya "ni orng gak asik bngt". Setelah semua acara selsai nabila pun " Mengembalikan pulpen pria tersebut "ini makasi poll" Senyumnya tulus.

Merekapun meningkatkan tempat tersebut pada saat berjalan seseorang tiba tiba memanggil "nab nabila" Terdengar suara pria yang tidak asing di telinganya "oh kak nuca" Balas nabila tersenyum manis "kamu apa kabar nab" Ucap pria tersebut "aku baik, kan nuca apa kabar sudah lama ya gak ketemua" Ucap nabila yang entah mengapa ternyata membuat lelaki yang duduk bersama nya tadi naikkan alisnya "aku" Batinnya yang untuk pertama kali mendengar wanita itu menggunakan aku pada orang lain.

"Kamu mau aku ajak berkeliling gak nab" Ajak nuca yang dibalas anggukan exited oleh nabila "eh iya lupa ini teman aku kan teman baru kenal hahah" "Oh hallo nuca", " Paul, Rachel" Jawab mereka setelah berjabat tangan. "Kalian mau ikut kaann" Tanya nabila kepada dua teman barunya . Nabila berjalan didepan bersama nuca dann disusul Paul serta Rachel dibelakang "seperti nya mereka cukup dekat" Batin paul melihat nabila dan nuca yang sangat akrab bercerita tertawa sembil berjalan.

Setelah mereka semua sudah diajak berkeliling oleh nuca merekapun berpisah sebelum berpisah nuca berkata "nabila kalau ada waktu aku ajak. Berkeliling jakarta sebelum kamu balik, mah kan" Yang dijawab anggukan cepat senang oleh nabila dan dibalas tepukan halus di kepala nabila, nucapun meninggalkan mereka bertiga karena ada urusan dengan dosen,. Melihat itu entah mengapa membuat paul tidak senang. "Nuca itu siapa nab" Tanya Rachel yang sedang jalan menuju parkiran bis mereka "aaahh itu a kating gua waktu SMA" "Kamu suka kaaann" Jawab Rachel menggoda nabila yang entah mengapa membuat nabila salting "apaan si cell" Nabila berjalan cepat meninggal Paul dan Rachel "tunggu nab". Paul masih terdiam melihat ekspresi nabila yang malu² ketika ditanya tentang nuca.

*entah mengapa sejak pertemuan pertamanya dengan nabila dibis membuat Paul merasakan sesuatu yang berbeda pada gadis periang ini*

Sesampainya dibis nabila duduk bersama Paul ini seperti sudah menjadi kewajiban untuk duduk bersama ketika di bis pdahal tidak ada peraturan seperti itu. "Gua pengen bangat ke Monas" Ucap nabila sembari melihat keluar jendela bis "lu mau gua temanin" Tanya Paul yang dibalas gelengan kecil oleh nabila "gak usah gua cuman ngasal" Namun entah mengapa senyuman wanita ini berbeda dari senyuman yang sebelumnya yang membuat Paul sedikit bertanya dalam benaknya "kenapa, dia kenapa". Setelah kalimat monas yang nabila ucapkan entah mengapa dia menjadi pendiam yang awalnya sangat berisik jika sudah didalam bis, Paul penasaran dan sedikit menyenggol bahu nabila " Lu aman? Ku mabok perjalan ya" Tanya Paul yang hanya dijawab gelengan kecil tanpa tanpa melihat kearahnya dan fokus pada jalanan Jakarta yang rame pada sore itu. Paul menyadari ada yang tidak beres namun tidak berani bertanya lebih jauh kerana itu akan membuat nabila tidak nyaman,

Setelah sampai di hotel entah mengapa nabila tidak turun untuk makan malam,. Paul hanya melihat Rachel makan bersama yang lain "nabila kemana cel" Tanya Paul sembari duduk didepan rachel " Gua juga cari dari tadi tapi kayaknya dia ketiduran, kecapean mungkin" Ucap rachel yang membuat Paul sedikit khawatir karena setelah 2 hari mereka disini nabila tidak pernah seperti ini.

*Bersambung*

Pertemuan Tak DisengajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang