Keesokan hari, setelah mereka semua telah kembali ke Bandung, Rektor meminta agar para mahasiswa yang mengikuti lomba untuk menghadiri pertemuan di rektorat. Paul sengaja berangkat lebih pagi menuju ke kampus, entah mengapa dia seperti tidak ingin melewatkan sedetikpun pertemuan ini. Saking bersemangatnya Paul sampai sebelum ada mahasiswa satupun yang datang, dan dia memutuskan untuk beralih ke kantin sembari menunggu yang lain datang. Pukul 08.00 waktu pertemuan tersebut dimulai semua mahasiswa telah masuk ke ruangan pertemuan tersebut begitupun Paul. Tapi tidak terlihat Nabila sama sekali di ruangan tersebut. "Kayaknya dia telat" batin Paul sembari terus menatap kearah pintu. Tapi Sosok Nabila tak kunjung datang hingga tengah acara, Paul mengambil telfon genggam nya mencari kontak Nabila, dan tersadar ternyata selama dua hari mereka berada di Jakarta mereka sama sekali belum bertukar nomor hp.
Setelah pertemuan selesai, Paul kebingungan untuk mencari tau kenapa gadis tersebut tidak datang, karena Nabila dikenal sebagai mahasiswa yang disiplin akan waktu. Tapi tidak ada seorangpun yang dapat di tanyain perihal Nabila. Paul kembali ke kelasnya dengan pikirannya yang masih berputar tentang keberadaan Nabila gadis yang ingin sekali dia jumpai hari ini. Ditengah lamunannya seseorang nepuk pundaknya kencang "woee bengong lu, kesurupan hantu kota lu, ruqiahh tolong ini di ruqiahh" teriak Rony menggema seisi ruangan kelas tersebut. Rony adalah sahabat Paul, dia juga terkenal sebagai mahasiswa yang pintar namun berbeda dari Paul Rony manusia yang sangat berisik dikelas sedangkan Paul adalah lelaki yang cool, sampai teman sekelasnya saja sedikit enggan untuk berbicara dengannya. "Berisikk!" Ucap Paul menekan nada bicaranya. "Oleh-oleh dong oleh-oleh" ucap Rony sembari duduk di samping Paul. "Gua ke Jakarta bukan jalan jalan" balas Paul dengan ciri khas nya yang dingin. Sembari menunggu kedatangan dosen, Rony membuka layar hpnya dan asik menonton video-video di beranda aplikasi toktoknya. Rony tiba-tiba mengeluarkan suara "Abang gua juga ada yang kuliah dijakarta, kalau lu mau tau". Paul terdiam dan teringat bahwa Rony adik dari Nuca yang dia jumpai pada saat dijakarta dan Rony juga teman sekolah Nabila dulu.
"Lu kenal Nabila" tanya Rony yang dibuat kaget seperti Rony bisa membaca isi kepalanya. "Hm" jawab Paul, sebenarnya Paul langsung ingin bertanya tentang nomor Nabila namun tidak dilakukan karena sifat gengsinya yang sangat tinggi. "Dia apa kabar gua udah lama gak kerumahnya" jawab Rony yang menimbulkan tanya dipikiran "kerumah, emang sedekah apa Rony dan Nabila" ucap Paul di benaknya. "Lu kenal Nabila dari kapan" tanya Paul dengan tenang agar tidak menimbulkan kecurigaan Rony padahal dalam hatinya ingin mencecar Rony dengan puluhan pertanyaan. "Udah lama dari SMP, dia bukan hanya teman gua dulu tapi juga sahabat terdekat gua" jawab Rony dengan nada tidak biasa seperti ada kesedihan di jawaban tersebut, Paul yang semakin penasaran rasanya ingin bertanya lebih jauh tapi tidak mungkin dia lakukan "oke" jawab singkat Paul alih-alih bertanya yang ada diisi kepalanya. "Nabila apa kabar? Sehat? Dia happy gak" tanya Rony lagi sembari melihat kearah Paul seperti orang yang sangat ingin mendengar jawaban dari pertanyaannya tersebut. "Seperti nya baik, kalau dilihat seperti juga happy happy aja, why?" paulpun beralih bertanya ke Rony "semoga ya, semoga yang lu bilang benar" ucap Rony tanpa menjawab pertanyaan Paul, Rony pun tiba-tiba berdiri "gua mau ke toilet bentar" ucap Rony tanpa melihat kearah Paul. Dan meninggalkan Paul dengan puluhan pertanyaan dipikirannya.
Selang beberapa saat Rony kembali ke kelas namun anehnya Rony tampah diam seperti bukan Rony yang terkenal sangat berisik, Rony Pun langsung duduk diam sambil menatap kearah jendela menunggu dosennya masuk, Paul yang sudah memerhatikan sahabatnya sedari tadi pun menyenggol bahu Rony, "kenapa lu" tanya Paul, "ngantuk gua" jawab Rony namun masih melihat kearah pohonan dari jendela kelasnya yang berada di lantai dua. Sebelum Paul lanjut bertanya keadaan sahabatnya yang tiba-tiba berubah dosen pun masuk. Sikap Rony yang tidak biasa juga ternyata diperhatikan oleh dosen tersebut "Rony tumben kamu diam aja hari ini biasanya paling berisik" , "eh iya buu, lagi pengen jadi anak baik supaya disayang ibu" jawab Rony mencoba kembali seperti tidak terjadi apa, yang disambut riuh tertawa teman-teman sekelasnya.
Jam perkuliahan pun selesai Rony langsung berdiri meninggalkan Paul tanpa berkata apapun. "Kenapa tu anak" batin Paul. Rony memang tampak beda sejak kembalinya dari toilet setelah bertanya keadaan Nabila, hal ini membuat Paul semakin penasaran, kenapa Nabila hari ini tidak datang, kenapa sahabatnya tiba-tiba bertingkah aneh setalah bertanya keadaan Nabila.....
Saat menuju ke parkiran kampus Paul tiba-tiba tak sengaja bertemu dengan....

KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Tak Disengaja
Short Storyseorang wanita cantik yang selalu menjadi sumber kebahagiaan untuk orang-orang disekitarnya, tanpa satupun orang tau ada rahasia tersirat dibalik setiap senyuman nya hingga tiba seseorang yang dapat dengan mudah membaca tiap senyuman palsu yang dipe...