Tepat pukul 10 nuca pun menjemput nabila dan Paul untuk berkeliling Jakarta lebih tepatnya tempat² bagus dan terkenal di jakarta, "krikk kriikkk" Ucap nabila memecahkan keheningan diantara 3 org di dalam mobil yang dikendarai nuca "sepi ya kayak lagi di goa", " Kamu emang pernah ke goa nab" Jawab nuca "gak siii belum kan kata orang² goa sepi kan, iya gak siii liriknya yang hanya dibalas tawa kecil nuca "lu sariawan ul? Diam bangat ngomong ngomng" Tanya nabila menghadap kearah belakang dan nuca yang coba melihat Paul menggunakan spion mobil nya "berisik kayak burung beo", "gak asik gak asik harusnya lu gak gua ajak" Ucap nabila sedikit bete "udah udahh kalian benaran baru kenal karena ikut acara ini ya" Tanya nuca sedikit penasaran, "iyaaa, ketemu di bis dari awal ketemu udah gini kak diam kek patung" Jawab nabila sembari memberikan bombastis side eyes nya melalui kaca mobil nuca kepada Paul "kenapa kak" Tanya nabila "gapapa si kalian kayak kenal lamaa cepat akrabnya", " Gua gak ngerasa akrab si sebenrnya", "turunin aja kak turunin tu depan lampu merah nyebelin bgt" Kesel nabila yang malah dianggap menggemaskan oleh dua pria tersebut "lu jurusan apa ul" Tanya nuca.
"HI bang, hubungan inter" Jawab singkat Paul namun dengan nada ramah, "ohh lu kenal rony gak? Adik gua dia jurusan yang sama" Tanya nuca, yang belum dijawab Paul nabila langsung berkata "eh iya ronyy dia apa kabar kak, aku udah gak liat Rony", " Kenal bang satu kelas sama gua teman futsal juga", "widiii dunia kecil yaa,kak nuca ini abangnya rony ul dan gua dulu satu kelas waktu SMA sama Rony, dia apa kabar masi betingkah gak tu anak" Tanya nabila bersemangat dikarenakan waktu SMA dia dan rony cukup dekat namun semenjak masuk kuliah mereka mempunyai kesibukan masing² dan tidak pernah bertemu lagi.
"Gabegitulah tetap berengsek" Jawab ngasal Paul yang malah direspon tawaan oleh nabila dan nuca yang memang sudah mengenal sifat rony seperti Preman pasaran tapi jangan salah rony juga merupakan anak yang prestasi kalau kalimat andalannya "nakal boleh pintar harus". " Kangen juga gua sama tu anak" Ucap nabila melihat lurus ke arah depan. "Oh dia juga kenal rony rupanya" Batin Paul,
Beberapa menit perjalan nabila kaget ternyata nuca membawa mereka ke monas, entah kenapa perasaan nabila berubah ada rasa sesak didadanya yang tidak bisa dia jelaskan lewat kata namun dia coba menyembunyikan dari dua pria tersebut "udah sampe ayo turun" Ucap nuca yang sudah memarkirkan kendaraan nya tersebut "turun lu ngapain bengong" Ucap Paul memecahkan lamunan nabila "eh iy.. Iyaa" , "bisa yuk nab bisaaa mungkin ini salah satu cara lu buat bisa hilangin ini" Batin nabila sembil memegang dadanya yang berdetak kencang. Nabila berjalan ditengah 2 pria tinggi tersebut, Paul perbedaan sifat nabila "bentar aku beli minum dulu disitu" Ucap nuca meninggal nabila dan paul. Paul merasa ada yang salah dari wanita disebelahnya "lu kenapa lu pucat" Ucap Paul menatap wanita itu "gua gpp lipstik gua kurang nyala, menyala abangkuu" Balas nabila yang mencoba menyembunyikan perasaan nya, namun bisa dibaca mudah oleh paul "lu mau balik hotel aja" Tanya paul sedikit khawatir, "apaan si udah nyampe ayo go" Jalan nabila yang berusaha mencoba mengendalikan perasaan takutnya.
Nucapun datang membawa minuman yang dibelinya untuk nabila dan Paul "kamu sakit" Tanya nuca sambil menyentuh kening nabila dengan punggung tangannya "eh dingin gak panas" Ucap nuca, "kita pulang aja deh kayaknya kamu gak enak badan yaa" Lanjut nuca dan Paul yang masih terpaku melihat nabila yang berpura² tidak merasakan apapaun "ihh kalian napa dah ayokkk masuk" Jalan nabila meninggalkan 2 pria tersebut namun ketika sedang jalan "kak liaaa" Teriak sorang anak kecil yang berlari menghampiri kakanya hal tersebut sontak membuat nabila teringat kejadian yang sama persis dia rasakan dulu yang membuat kejadian² tersebut membuat nabila kembali terduduk lemas, karena melihat nabila yang tidak baik² saja "bang kita balik hotel saja bang kayak nya nabila mau istirahat" Ucap Paul ke nuca yang dibalas anggukan sehingga mereka bertigapun balik ke hotel tempat nabila dan Paul menginap.
"Maaf ya gaes padahal kita baru sampai, maaf ya kak nuca ngerepotin, maaf Paul" Ucap nabila menundukkan kepalanya merasa tidak enak kepada kedua pria tersebut "gapapa nabila nanti kalau kamu ke Jakarta lagi aku ajak ketempat lain ya" Jawab nuca sembari mengusap lembut pundak nabila.
Mereka pun sampe dan nuca pergi meninggalkan 2 orng tersebut, "lu mau langsung ke kamar" Tanya Paul "kesitu yuk ke taman itu" Ucap nabila sembari berjalan menuju ke taman hotel yang diikuti Paul, setelah duduk di kursi taman hotel tersebut tidak ada percakapan apapaun antara 2 orng tersebut hanya suara angin yang terdengar "lu baik baik aja kan" Entah mengapa tiba-tiba nabila mengangkat kepalanya dengan mata yang sudah sangat berkaca² " Lu.. Lu kenapa" Tanya Paul sedikit menepuk lembut bahu nabila yang membuat wanita itu tidak kuasa menahan tangisannya, dia pun menutup muka dan menangis, Paul yang tidak pernah berada diposisi seperti ini sedikit bingung apa yang harus dia lakukan, ingin memeluk mencoba menenangkan nabila namun dia takut membuat nabila tidak nyaman sehingga hanya membiarkan wanita itu menangis sambil di usap halus pundak wanita tersebut agar lebih tenang (peluk aja ull banyak mikirrr luuu)..
Banyak pertanyaan di kepala Paul yang ingin dia tanyakan kepada wanita yang duduk di samping nya seperti kenapa dia menangis, ada apa dengan monas namun dia menurutnya hal itu terlalu privasi untuk dia tanyakan.
Setelah nabila merasa lebih tenang nabila pun melihat kearah Paul air mata yang belum mengering, tiba-tiba nabila tersenyum hal tersebut membuat Paul semakin penasaran "haahhh cengeng ya" Ucap nabila mengejek dirinya sendiri, "gak gak kok gpp lu kan juga manusia" Yang dibalas senyuman manis oleh nabila "lu manis kalau tersenyum" Ucap Paul pelan "haa apaa" Tanya nabila tidak mendengar kan ucapan Paul sebelumnya. "Jangan cerita ke siapa² yaaa rahasia oke" Ucap nabila sambil mengangkat jari kelingking nya dan diikuti Paul.
Sore pun tiba Untuk menghabiskan hari terakhir di jakarta nabila dan paul pun hanya berjalan² di sekitar hotel yang memang berhadapan langsung dengan lapangan yang berisi banyak pedagang kaki lima yang berjualan merekapun berjalan berdua "eh cobain itu ayooo" Yang dibalas anggukan stuju Paul, saat nabila memakan makanan yang dia beli paul menatap nabila entah perasaan apa yang dirasakan Paul karena seorang wanita yang baru dikenalnya 3 hari ini sudah bisa membuat hari nya lebih berwarna bisa, Paul dan nabila menikmati malam terakhir mereka di jakarta sebelum kembali ke Bandung esok pagi.
"Semoga di bandung kita bisa tetap seperti ini ya nab" Batin Paul..
*Bersambung*
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Tak Disengaja
Short Storyseorang wanita cantik yang selalu menjadi sumber kebahagiaan untuk orang-orang disekitarnya, tanpa satupun orang tau ada rahasia tersirat dibalik setiap senyuman nya hingga tiba seseorang yang dapat dengan mudah membaca tiap senyuman palsu yang dipe...