"Jika Kita menyanyangi atau mencintai seseorang, jangan ungkapkan dengan kata-kata melainkan dengan tindakan."
(Deniswara laksmana)
*
*Di tengah teriknya matahari ketiga pemuda sedang menjalani hukuman, berdiri di tengah lapangan dengan tangan hormat pada berdera. mereka sudah berdiri di lapangan selama 30 menit, jadi tinggal 30 menit lagi hukuman mereka selesai.
"Busett.. dah!" Ini kita berdiri di sini sampe kapan, bisa bisa kulit gue item gosong.. " gerutu salah satu dari mereka.
Mendengar gerutuan temannya membuat ke dua pemuda di sampingnya itu memutar bola matanya malas.
"An.. lu kaga kepanasan?" Itu juga, kaga capek apa ya" ujar Avin heran dengan kedua temannya yang terlihat tenang tenang saja, padahal sekarang cuaca lagi panas panasnya.
" Lu bisa diem gak! Lu pikir cuma lu yang capek kepanasan Kita Juga." Ujar Andi yang sudah jengah mendengar ocehan temannya itu.
"Iyo.. aku meneng, duwe konco kok galak tenan." ( iya... aku diem, Punya teman kok galak bener) ujar Avin pelan dengan menutup mulutnya sendiri takut kalau ngomong keras bakal kena amukan Andi lagi.
Arla menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua pemuda yang kini jadi sahabatnya itu" mungkin.
"Anak anak" hukuman kalian sudah selesei." Ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah guru BK yang menghukum mereka bertiga tadi, sebenarnya berempat dengan Anjani. Tapi karena Andi tadi mengatakan Anjani tidak salah, dan gara gara mereka bertiga membuat Anjani bisa terlambat sampai sekolah jadi, Anjani tidak ikut di hukum.
" Yeeahh.. dari tadi kek Bu, kita semua sudah seperti ikan asin aja.! di jemur. Ujar Avin sambil mengusap keringat di dahi dan pelipisnya.
"Oh.. jadi kamu ikan asin? Jadi, bisa ibu goreng. Ucap Bu guru sambil tersenyum menyeringai." Gak Bu, mboten ngoten bu.. konsepnya.." ( bukan begitu konsepnya bu) ujar Avin dengan muka lesunya.
" Kamu, ucap guru itu menunjuk ke arah Arla yang berdiri di belakang Andi.
Arla menunjuk dirinya sendiri seolah berkata, "saya Bu." Dan di jawab anggukan oleh guru tersebut.
Kemudian Arla melangkah maju dan berdiri di depan guru tadi dengan ekspresi wajah tenang, tapi berbeda dengan hatinya yang sudah ketar ketir.
"Kamu pergi ke UKS, obati dulu luka kamu itu." Ucapnya tangannya terulur menyentuh tangan Arla yang terdapat luka di sikunya.
Arla mengangguk dan segera pergi ke UKS untuk mengobati luka di tangannya.
"Dan kalian berdua, pergi ke kelas kalian." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Andi dan Avin yang masih diam di tempatnya.
"Akhirnya.." Avin menghela nafasnya, kemudian bukanya pergi kelasnya seperti di perintahkan gurunya tadi. Ia malah menganjak Andi menyusul Arla ke UKS.
Awalnya Andi menolak namun, setelah di pikir pikir buat apa ke kelas toh, sebentar lagi waktunya istirahat jadi, tidak ada salahnya sekali kali bolos pikirannya.
.
.
.
.Sedangkan di UKS, Arla masih mengobati tangannya sendiri, Kenapa tidak di bantu oleh dokter, jawabannya? Ketika Arla sampai di UKS tadi memang sudah tidak ada siapa-siapa di sana, mungkin dokternya sedang pergi jadi, daripada menunggu lama lebih baik di obati sendiri saja. Toh, ini hanya luka kecil Arla masih bisa mengobatinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deniswara Tanpa Suara
RomanceTerlahir sempurna memang keinginan semua orang, termasuk Deniswara laksmana pemuda berusia 18 tahun mempunyai paras yang tampan sedikit manis saat tersenyum. tapi sayangnya pemuda itu jarang tersenyum atau bahkan tidak pernah. pada suatu hari Denisw...