°°°
Di pegunungan Norwegia, di desa Gudbrandsdale. Disanalah seorang pemuda dengan segala khayalan nya hidup. Bersama ibunya yang bernama Aase. Sejak kematian suaminya, harapan Aase hanyalah pada Petter. Sayang, Petter sangat malas. Ia sukanya berkhayal atau keluyuran tanpa tujuan.
Ia pergi lama sekali tanpa pamit. Ketika kembali pakaiannya compang-camping dan senjatanya hilang. Aase sangat marah,
"Bukannya membantu bekerja, tapi bahkan pergi tanpa pamit dan pulang dengan pakaian hancur." teriak Aase. "Ke mana saja kau selama ini?"
"Sabar, Bu ...," jawab Petter. Lalu ia mulai membual, Bahwa ia kepergok rusa raksasa di bukit salju, kemudian menembaknya, namun tiba-tiba binatang itu kembali hidup dan menerjangnya. Untung ia dapat menggelantung di lehernya, karena rusa itu segera melesat melompati tebing dan danau bersalju, kemudian membubung ke awan, menuju negeri raksasa....
"Akhirnya," sambung Petter, "Kami jatuh ke sungai. Airnya menggelegak mengerikan. Aku berenang ke tepian. Bersyukurlah, Bu, karena aku pulang dengan selamat."
"Kisahmu itu sudah sering kudengar," hardik Aase sambil menjewernya. "Kau pembohong, pengkhayal, dan pemalas! Dasar anak tidak tahu malu! Engkaulah penyebab kemiskinan ini!"
"Tunggu saja," seru Petter, "Aku akan kawin dengan putri raja dan kita akan hidup seperti raja."
"Siapa yang mau punya mantu gelandangan seperti kau!" Kata Aase. "Jika kau mampu, kawinilah anak dari desa Heggstad itu! Ayahnya kaya raya. Tetapi sementara kau ke sana, Mads Moen sudah mendahuluimu. Mereka akan kawin hari ini!"
"Apa? Pemuda setolol itu?" Tanya Petter. "Aku harus ke sana sekarang juga." Dia segera memacu rusa jantan nya.
Sementara itu, rumah petani terkaya di Heggstad itu telah penuh tamu.
Tidak seorang pun menghiraukan Petter. Tidak ada gadis yang mau berdansa dengannya, karena tahu bagaimana sikap Petter terhadap ibunya."Mereka hanya pandai mencibir dan menghina," gerutu Petter seraya menyandarkan diri ke pagar.
Pada saat itu datanglah sepasang suami-istri dengan putri mereka yang sangat cantik bak malaikat. Mereka penduduk baru di desa itu. Mereka berasal dari Hedalen.
Ketika semua sibuk dengan jamuan masing-masing. Petter menghampiri dara cantik itu.
"Maukah kau berdansa denganku?" Tanya Petter. "Namamu siapa?"
"Solveig" gadis itu tersenyum malu.
Meskipun pria itu agak kasar, Petter sebenarnya cukup tampan. Ketika mereka berdansa, ibu gadis itu memanggil anaknya. Mungkin ia telah mendengar tentang kelakuan Petter.
"Ibu memanggilku," kata Solveig. "Lepaskan!"
"Tidak! Aku tidak akan melepasmu," jawab Petter sembari mengeratkan pelukan nya.
"Ayolah, sebentar saja" desak Solveig.
"Tidak. Jika kau memaksa, nanti malam aku akan menjadi raksasa. Darahmu akan kuhisap dan tubuhmu akan kumakan..." Kalimatnya terputus karena melihat mata Solveig mulai basah, lalu suaranya berubah membujuk, "Berdansalah terus denganku, Solveig."
Tetapi Solveig melepaskan diri, dan lari ke rumah sambil menangis. Dengan hati terluka Petter berlari ke belakang rumah. Tak seorang pun menghiraukannya. Tiba-tiba terdengar seseorang berteriak.
"Lihat! Pemuda itu melarikan calon pengantin!"
Semua orang terkejut. Mereka melihat Petter mendaki bukit sambil menggendong pengantin wanita, kemudian keduanya lenyap ke dalam hutan lebat."Jahanam itu mengacau perkawinan!" Teriak ayah pengantin wanita marah. "Aku akan mengejar dan membunuhnya!"
Seketika itu juga, semua lelaki mencekal senjata, Petter yang sudah jauh dari para pengejarnya melepaskan pengantin yang menangis itu agar bisa diselamatkan.
Pengantin itu melihat Petter dengan tatapan sendu, "Kau jahat!"
Petter tak menghiraukan perkataan nya. Ia mendekatkan dirinya kepada gadis itu sambil menatapnya lekat.
Desiran angin membuat rambut panjang Petter terkibas. Sehingga wajah tampan nya terekspos sempurna.
"Apa kau mau melanjutkan pernikahan mu dengan ku?" Tatapan Petter sendu.
Pengantin wanita itu berjalan mundur, kepalanya menggeleng. Tangan nya gemetar.
Petter yang melihat reaksi pengantin itu justru malah semakin nekat untuk mendekatkan dirinya. Petter terus berjalan maju, sementara pengantin itu tak hentinya berjalan mundur.
"Apa kau tidak mau hidup bersamaku?" Petter semakin mendekat.
Pengantin itu terus berjalan mundur. Sampai akhirnya ia terjatuh kebelakang karena kakinya tersandung batu besar.
Petter menatapnya lekat. Membungkukkan tubuhnya ke hadapan pengantin itu."Menikah dengan ku, atau kau mati mengenaskan!" Suara Petter memberat membuat sang pengantin semakin gemetar.
"Tidak! Kau pria gila! Kau sungguh gila!" Makian nya membuat Petter tersenyum.
Petter mendekatkan wajahnya semakin dekat. Hingga batang hidungnya yang mancung bersentuhan dengan hidung pengantin itu.
Petter mengecup bibir pengantin itu dan melumatnya dengan sangat kasar.
Pengantin itu memberontak, namun kedua tangan nya digenggam erat oleh Petter. Tubuh Petter diatas tubuhnya, membuat pengantin itu tidak bisa bergerak. Semakin dalam lumatan bibirnya membuat pengantin dibawahnya terkulai lemas tak berdaya.
Tangan kanan Petter meraba leher gadis itu kemudian belaian nya mengarah tepat ke dada. Dan mulai melucuti gaun nya. Namun tangan nya berhenti. Dipandangnya dua buah dada itu yang sudah terbuka setengah, ia sangat terlihat seksi. Membuat Petter semakin agresif. Ia mengecup leher gadis itu, kemudian ia meninggalkan banyak tanda merah dileher serta dadanya.
Gadis itu hanya diam, ia tak mampu berontak karena tubuhnya yang sangat nyaman mendapatkan perlakuan seperti itu. Petter melanjutkan aksinya. Bibirnya mendarat untuk melumat telinga gadis itu.
Tanpa sadar gadis itu mengeluarkan desahan. Yang membuat Petter semakin suka memainkan nya."He-hentikan!" Suaranya serak, ia seperti tidak suka perlakuan Petter. namun tangan nya tak memberontak.
Petter membuka gaun, dan melucutinya hingga terlihat nipple gadis itu, membuat Petter semakin hilang kendali.
Tanpa aba-aba ia mulai melumat nipple gadis itu. Hingga tak bisa berontak, gadis itu lagi-lagi mengeluarkan desahan.Petter merasakan di dalam mulutnya seperti ada benda kenyal yang begitu nikmat.
"Ka-kau gila!" Suaranya dengan nada yang sangat melemah.
Petter yang mendengar makian itu, tak membuat dirinya sakit hati. Namun ia malah melanjutkan aksinya. Melumat nipple itu hingga begitu keras. Tanpa disadari lagi-lagi gadis itu mendesah. Membuat gadis itu kejang merasakan nikmat.
Melihat hal itu Petter memberhentikan permainan nya. Ia seperti sengaja memainkan gadis itu layaknya boneka.
"Menikah denganku!" Petter menekan kan kalimat nya. Membuat pengantin itu semakin tak berdaya.
Gadis itu membuka matanya, ia sadar. Sudah sejauh ini ia melakukan hal tidak senonoh. Membuat ia semakin jijik sama dirinya sendiri. Karena telah dinodai pria asing. Ia menarik gaun nya hingga menutup dada. Kemudian mencari sela untuk lari.
"Aku tidak akan pernah sudi menikah denganmu!" Pengantin itu meludahi wajah Petter. Dan pergi berlari zigzag menjauhi Petter.
Terukir senyum miring di bibir petter, "Terkutuklah semua wanita, kecuali Solveig."
KAMU SEDANG MEMBACA
PETTER
Fantasy🔞⚠️ Hot scenes and sexual intercourse. Harap bijak dalam memilih bacaan. "Jangan pernah menyebut namanya jika kau tidak mau pria hyper yang datang dengan wajah tampan serta kepribadian yang sangat sulit ditebak. Membuat ruang dan waktu pun tak sang...