Awal atau Akhir? (Adult)

170 9 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍼🍼🍼

"Jangan seperti itu pangeran, aku tidak kuat untuk melanjutkan nya" Ucap putri Dasha dengan desahan nya.

Petter yang menatap putri itu hanya tersenyum miring, ia mempercepat jarinya untuk mengaduk-ngaduk dinding vagina itu.
Putri Dasha mengerang menikmati perlakuan Petter, tubuhnya mengejang merasakan panas yang luar biasa.

Ia memberhentikan gerakan jarinya, "Dimana aku harus menyantap makanan ku?" Tanya Petter yang membuat putri Dasha membulatkan mata.

"Kau?" Dasha meninggikan suaranya, "Sudah membuat aku menjadi seperti ini? Lalu bertanya soal makanan?" Ia menatap kecewa kepada Petter.

Petter menghela nafas kemudian duduk disamping Dasha yang masih berbaring.
Dasha tidak menerima perlakuan Petter yang semena-mena, ia segera menduduki paha Petter dan merayunya dengan menjilati kuping Petter.
Lelaki itu hanya tertawa kecil, lalu membanting Dasha ke kasur. Bukan nya kesal justru Dasha malah memancing wajah yang menggoda.

"Aku pergi" Petter beranjak dari kasur dan mengarah ke pintu, menyaksikan itu Dasha ikut beranjak lalu segera tangan nya menarik Petter, karena tangan Petter lebih besar dari Dasha, justru Dasha hampir terjatuh, dengan cepat Petter menarik tangan Dasha dan jatuh kepelukan Petter.

Dasha tersenyum, namun tidak dengan Petter, ia menatap putri jelita itu dengan wajah yang datar.

"Ho, ayolah pangeran Petter. Nikmati tubuhku" Dasha membelai dada bidang Petter yang tak mengenakan baju.

Petter menatap Dasha sangat lekat, "Aku tidak butuh tubuhmu" Ucap Petter datar.

Dasha merasa sangat kecewa atas jawaban Petter yang membuatnya tak mengerti apa isi kepala Petter. Secara pertama ia membuat Dasha menjadi tergila-gila dan kedua ia meninggalkan Dasha dengan keadaan konyol.

"Ini perintah raja, pangeran Petter" Dasha meninggikan suaranya.

"Lalu?" Ia menatap datar sang putri.

Mendengar jawaban Petter, membuat Dasha semakin murka. Ia merasa sangat menyedihkan karena ditolak oleh seorang pria.

"Jaga sikapmu tuan Petter" Dasha menatap tajam.

Bukan nya malah mengalihkan pandangan tajam Dasha bahkan Petter menatapnya balik seakan menantang putri itu.

"Aku menjaga sikapku," ia mendekatkan wajahnya, "Aku benar benar menjaga sikapku, untuk itu kau tidak ku sentuh dengan sangat jauh putri" Suaranya memberat.

PETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang