⛔⚠️ Hot scenes and sexual intercourse.
Harap bijak dalam memilih bacaan.
"Jangan pernah menyebut namanya jika kau tidak mau pria hyper yang datang dengan wajah tampan serta kepribadian yang sangat sulit ditebak. Membuat ruang dan waktu pun tak sangg...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
===
Petter menutup hidungnya dan menelan kue itu dengan susah payah. Ia meneguk anggur yang dibuat oleh makhluk makhluk itu, tetapi segera memuntahkan nya kembali. Kedua makhluk berkepala lembu itu tertawa.
"Nah, mari kita bersuka ria," seru raja Brose. "Hai para pemain kecapi, petiklah kecapinu perlahan-lahan, dan kau menarilah dengan lemah gemulai!"
Pertunjukan tari dan musik itu pun dimulai. Beberapa waktu kemudian Raja bertanya kepada Petter, apakah ia menyukai pertunjukan itu.
"Luar biasa gaduhnya, bayangkan sapi bercelana komprang yang menggaruk garukan tanduknya dan induk babi memakai kaus kaki dan berjingkrak-jingkrak seperti itu!" Jawab Petter tanpa berpikir panjang.
Semua makhluk yang buruk rupa itu terkejut. "Ayo, kita copot kupingnya dan kita cungkil matanya." Teriak raksasa raksasa perempuan.
"Kau kejam," tangis gadis berbaju hijau. "Aku bermain kecapi demikian bagus, tetapi kau mencelanya."
"Oh engkaulah yang bermain tadi?" Seru Petter heran. "Aku hanya bergurau."
Tetapi makhluk-makhluk yang lain tidak mau memaafkan nya.
"Tenanglah, sifat manusia memang aneh," Pekik Raja Brose. "Calon menantuku sudah mau makan dan minum dari mangkuk kita. Ia juga rela memakai ekor. Demi kebaikannya, manusia yang ada di dalamnya itu akan kulenyapkan. Tetapi tidak. Masih ada satu tindakan untuk mengobati penyakit kemanusiaan nya." Raja melambaikan tangan, sekali lagi para pelayan tanpa busana masuk dengan berjalan lemah gemulai, tangan nya membawa pisau yang sangat tajam.
Petter terbelalak bukan karena pisau tajam melainkan ia melihat pelayan-pelayan itu bertelanjang bulat tanpa menggunakan sehelai benang pun. Ia berpikir sejenak,
'Gadis mana yang rela mengekspos bagian tubuhnya yang intim dengan percaya diri seperti itu' gumamnya.
"Nah, menantuku," ucap raja, "Ada dua pilihan di hadapanmu sekarang. Pilihan pertama engkau cungkil matamu memakai pisau itu, sedangkan pilihan kedua kau tidur dengan salah satu pelayanku. Pilihlah." Raja tersenyum.
Petter semakin terkejut melihat dua pilihan yang tidak masuk akal.
"Tunggu, aku rela memakai ekor, bahkan aku rela bersumpah bahwa sapi pemain kecapi itu adalah gadis cantik jelita. Dan babi betina itu adalah bidadari. Kalau itu yang kau kehendaki. Tetapi aku tak akan menyerahkan mataku serta perjakaku kepada pelayan mu. Pasti kau sudah gila!" Pekik Petter dengan sangat lantang.
"Ini adalah perintah Raja, pangeran Petter!" Ucap putri Dasha dengan mata yang melotot.
"Keluarkan aku dari sini," teriak Petter, "Aku bukan pangeran, aku juga bukan orang kaya. Aku berbohong. Aku telah berbohong kepada kalian semua!"
Raja Brose memandangnya dengan berang, "Bawa Petter dengan paksa. Dan kau putriku, tidurlah malam ini bersamanya. Pastikan ia telah membuahi rahimu." Perintah raja kepada putri Dasha.