[6]

200 13 0
                                    

"Aku harus pergi dari sini!"

Vio bangkit dari duduknya, mengambil tas dan mengisinya dengan perhiasan dan juga uang. Mengambil beberapa pakaian dan mengganti pakaiannya sendiri, memakai kacamata hitam dan juga syal yang ia lilitkan di kepala. Vio hendak menutup pintu lemari, namun sesuatu membuatnya tertarik. Tangannya terulur untuk mengambil benda itu, yang ternyata adalah sebuah liontin berwarna biru tua.

Perempuan itu memasukkan liontin biru ke dalam tasnya, Vio mengeluarkan beberapa kain panjang dari lemari, mengikatkannya menjadi satu. Vio menoleh ke bawah jendela, tidak ada penjagaan sama sekali. Peluang Vio kabur sangat besar, seingatnya. Dalam novel pernah di tuliskan, cara Amelia kabur dari kediaman Shaka saat di culik oleh pria itu. Melewati pintu kecil yang berada di belakang kediaman Shaka. Pintu yang tertutup oleh rerumputan liar, yang langsung menuju ke jalan setapak menuju taman kota.

Vio mengikat salah satu ujung kain pada ranjangnya dengan kuat, lalu menjulurkan ujung yang lain ke tanah. Vio dengan hati-hati turun, menahan rasa sakit pada lukanya. Luka di tangan Vio kembali mengeluarkan darah, membasahi kain yang digunakan Vio sebagai tali. Dengan perjuangan, akhirnya Vio dapat memijak tanah. Vio berjalan mengendap-endap menuju halaman belakang, menghindari para penjaga. Vio mencari pintu kecil yang dituliskan dalam novel.

Gotcha!

Pintu kayu dengan warna cat cokelat itu Vio temukan, di balik tumbuhan liar yang merambat ke atas. Memeriksa keadaan sekali lagi, Vio membuka pintu ukuran satu meter itu dengan susah payah. Mungkin karena jarang digunakan, pintu itu sedikit sulit dibuka. Setelah terbuka, Vio melempar tasnya ke luar diikuti dirinya yang merangkak keluar pagar pembatas kediaman Shaka.

"Akhirnya." Gumam Vio bersyukur, gadis itu buru-buru mengambil tasnya dan merapihkan pakaiannya. Menyusuri jalan setapak untuk sampai di taman kota. Butuh waktu untuk menempuh jalan setapak sepanjang dua kilometer itu. Vio dengan nafas tersengal, hari sudah menggelap. Seharusnya, Shaka sudah sampai di rumah saat ini. Vio berjalan ke tepi jalan, mencari taksi. Tak lama, taksi datang dan Vio menunjukkan tujuannya.

"Bandara." Ucap Vio yakin, ia bertekad menjauhi Shaka. Memang seharusnya dari awal, Vio pergi dari Shaka. Membentangkan jarak jauh dari sang antagonis, bukan malah berusaha mendekatinya dan menganggap semuanya baik-baik saja.

Vio sudah berada di bandara, sekarang di bingung sendiri akan kemana ia pergi. Keluar negeri? Sepertinya Shaka akan sangat mudah menemukannya. Apalagi data Vio tertulis jelas di catatan penerbangan. Otak Vio berfikir keras, apa yang harus ia lakukan untuk jauh dari kota ini. Lagipula Vio lupa tidak membawa data diri atau berkas yang diperlukan untuk melakukan penerbangan.

Satu ide terlintas di otak cantik Vio, perempuan itu berlari menjauh dari bandara. Kalian pikir Vio akan keluar negeri? Tidak kawan, dia tidak akan pergi keluar negeri yang malah memudahkan Shaka mencarinya. Sebaliknya, Vio akan pergi ke desa terpencil. Jauh dari jangkauan internet, dan juga orang-orang Shaka. Itu ide yang bagus, untuk menyelamatkan nyawanya.

Kehidupan dalam novel dan kehidupan asli tidak jauh berbeda. Di dalam novelpun terdapat pasar tradisional, namun pasar di sini memiliki sistem dua puluh empat jam. Jadi, walaupun hari sudah menggelap pasar itu masih terlihat ramai. Vio mendekati salah satu mobil bak yang berisi sayur-sayuran. Dengan sopan Vio menyapa pemilik mobil bak tersebut.

"Permisi pak, mobil ini menuju ke mana?" Tanya Vio sopan, lelaki paruh baya pemilik mobil sayur itu diam meneliti tampilan Vio.

"Menuju desa nak." Jawab bapak itu, dengan mata berkaca-kaca Vio menatap pria itu.

"Boleh saya ikut ke desa pak? Saya sedang berusaha kabur dari penculik pak." Pria itu terlihat terkejut, lalu melihat ke arah Vio melas.

"Boleh nak, kamu naik duluan. Saya akan selesaikan urusan segera, lalu kita bisa ke desa." Vio mengangguk cepat, menaiki mobil dan menunggu bapak itu selesai dengan urusan dagangnya.

Istri Sang Antagonis (V.2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang