TOD -6

242 36 5
                                    

Sepulang dari sekolah, Seokjin langsung memasuki rumahnya dan menangis di tersedu sedu di kasur empuknya.

Seokjin tak menyangka jungkook berbuat seperti itu, kenapa harus dirinya? Kenapa harus dirinya yang menjadi korban mainan jungkook?

Apa ia terlalu jelek sampai sampai jungkook mempermainkan hatinya begitu kejam?

Apa salahnya? Selama ia bersekolah disana, ia tidak pernah sama sekali bermasalah dengan orang lain atau membuat masalah.

Ia bahkan tak pernah menyakiti seseorang tapi kenapa orang orang menyakitinya begitu mudah?

Begitu sakit hatinya, Seokjin menangis tersedu sedu. Ia menatap handphone nya yang terus berdering, itu jungkook yang berusaha menghubunginya.

Seokjin mengambil handphone nya dan memblokir nomor itu.

Beberapa jam menangis, Seokjin tertidur lelap sekarang.
Ia bahkan tak tahu jungkook yang tengah panik.

"Woo, jinnie tau semuanya.."
Jungkook mengusak rambutnya kasar, kini di hadapannya ada eunwoo juga mingyu.

Ia bingung harus apa, ia pun menghubungi kedua temannya untuk meminta saran.

Dan disinilah mereka, di cafe bangtan yang tak jauh dari tongkrongan mereka.

"Bagaimana bisa?!" Jungkook menggeleng lesu.

"G-gue gatau.."
Lirihnya dengan nada yang ketakutan.

Takut jika saja jinnie akan meninggalkannya.

"Pasti ada seseorang yang menjadi dalang dari semua permasalahan, tapi siapa orang itu? Dan bagaimana orang tersebut tahu rencana permainan kita?!"

Jungkook menggeleng.

"Gue gatau ming.. Woo,, yang tau game ini cuman kita bertiga, gue gatau siapa yang aduin ini semua ke jinnie, sampe jinnie salah paham"

"Kita harus cari tau semuanya"
Jungkook mengangguk setuju.

"Gue gabakal segan segan buat bunuh orang itu" Geram jungkook.


Esoknya..

"Jinnie.. Kok belum berangkat sekolah?" Tanya eomma Seokjin kala melihat Seokjin yang masih berbaring di kamar tidurnya.

"Jinnie pusing eomma, ijinin jinnie ga masuk ya? Sekarang aja kok, jinnie juga udah ijin sama dosennya"
Seokjin menjawab dengan mata yang sedikit sembab.

"Ya ampun.. Sayang,, bagaimana bisa kau demam eoh?"
Eomma Seokjin menempelkan punggung tangannya ke dahi Seokjin.

"Sebentar ya sayang, eomma buat sarapan dulu" Seokjin mengangguk.

"Ah, eomma.. K-kalo ada kak jungkook yang ingin menjenguk jinnie tolong jangan ijinin ya?"

"Loh kenapa? Kalian pacaran kan?"

"Gapapa kok eomma, jinnie cuman butuh istirahat aja, gamau di ganggu dulu"

"Oke sayang,  istirahat lah lagi"
Tak ingin bertanya lebih dan membuat Seokjin menangis, ia memilih pergi dan membuat sarapan untuk Seokjin.









Sedangkan jungkook,, sekarang ia baru bangun, ah.. Mungkin tidak? Ia bahkan tidak tidur semalam karena memikirkan Seokjin, semua telfonnya tidak diangkat, bahkan pesannya pun tidak di balas sama sekali. Oh, dibacapun tidak.

Jungkook frustasi, ia menyesal tidak mengungkapkan rasanya lebih cepat.
Ia terlalu denial hanya untuk menyatakan perasaannya pada Seokjin.

Jungkook sudah mencintai Seokjin, menurutnya Seokjin itu manis dan baik. Hanya saja, ia pemalu dan penakut.

Truth Or Dare (KookJin) Where stories live. Discover now