Rumah?

271 20 3
                                    

Chap 9.

Harry melihat langit sedang mendung dan tersenyum membuat Oliver heran. "Kenapa Rry?" Harry menggeleng kecil menangapi pertanyaan Oliver.

"Lu pulang sama gue ya, kayanya mau hujan" ucap Oliver melihat langit "Gausah kak, Harry mau ke Gramedia cari buku" Oliver menyeriyit mendengar perkataan Harry "Cari bukunya besok aja Rry, ini bentar lagi mau hujan"

Harry memelas menatap Oliver "Edisi khusus kaakk" rengeknya menggoyangkan bahu Oliver tetapi Oliver tetap menolaknya. Harry terus memaksa Oliver, Oliver hanya menghela nafas melihat adiknya itu.

"Gue tungguin"

"Gausah bakal lama"

"Ga masalah"

"Kak, Harry biasanya ngantri sejam loh"

"Nunggu seharian gue jabanin Rry"

"Kak Oliver pulang aja"

"Kakak tungguin Harry"

Oliver berucap dengan nada lembut, Harry terdiam sejenak lalu mengalihkan pandangannya ke langit mendung.

"Kak Oliver pulang aja, nanti kalo kakak telat pulang Harry yang dimarahin karna bikin kakak telat"

Suara Harry pelan dan lembut membuat Oliver langsung menoleh kearahnya.

Harry melihat Oliver dan tersenyum kecil. Entah kenapa hati Oliver terasa sesak melihat senyuman Harry

"Kalo kejebak hujan chat kakak" Harry mengacungkan jempolnya

Akhirnya Harry memiliki alasan untuk tidak kembali kesebuah bangunan yang orang biasanya sebut rumah.

Harry tidak pergi ke Gramedia melainkan duduk di halte dekat sekolah sembari melihat hujan. Ponselnya berbunyi tanda pesan masuk, itu Oliver.

Oliver
|| Rry kejebak hujan atau masi ngantri?

Harry melihat chat Oliver, tidak berniat membalasnya dan kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya

Hujan begitu deras. Harry menatap jalanan yang basah karena hujan, dia melamun sendirian disana sampai seseorang menelponnya

Harry melihat nama kontak diponselnya lalu mengangkatnya.

"Kamu anak tidak tau diuntung! sudah bagus saya kasi tempat tinggal, kamu malah keluyuran tidak jelas! pulang sekarang. Jangan sampai saya mengunci pintu dan tidak membiarkan kamu masuk."

Terdengar seseorang pria marah-marah ditelepon. Harry hanya menjawab seadanya "Iya Harry pulang sekarang" lalu telepon dimatikan.

Ting.. Ting..

Oliver
|| Rry posisi dimana?
|| Biar gue jemput

Harry menghela nafas, tidak membalas chat Oliver dan memutuskan berjalan pulang dengan hujan deras membasahi tubuhnya

Harry pulang dalam keadaan basah kuyup, terlihat sedikit mengigil.

"Bagus kamu, keluyuran terus. Mau jadi apa kamu hah?" papa Oliver mejambak rambut Harry keras membuatnya meringis "Sakit om" rintih Harry pelan

"Kamu sudah saya kasi tempat tinggal harusnya tau diri!" Harry menahan tangisnya yang ingin keluar "Mau nangis kamu? SAYA TANYA MAU NANGIS KAMU?!" Harry mengeleng pelan

"Pa please pa gausah kasarin harry!" Oliver keluar dari kamarnya karna mendengar keributan "Diem kamu Liv, papa punya urusan sama Harry bukan kamu!"

Plak

Papa Oliver menampar Harry. Membuat Harry memegangi pipinya yang terasa panas dan perih

Oliver ingin mendekat tapi ditahan mamanya. "Saya sejujurnya tidak sudi untuk menampung kamu disini! kalau bukan karna orang tua kamu yang malas itu lalai menjaga kamu, Harry."

"Jangan pernah bilang orang tua Harry males om."

"ORANG TUA KAMU MALAS."

"ENGA!"

Plak

"Orang tua kamu malas Harry. James, Lily orang yang malas."

"HARRY BILANG ENGA!"

"CUKUP! kalau kamu masih pengen tinggal disini jaga sikap kamu Harry." mama Oliver mencoba memisahkan mereka

Satu pukulan mendarat di wajah harry, sangat keras sampai Harry yang dipukul mengeluarkan darah dari hidungnya. "PA UDAH PA!"

"DIAM KAMU OLIVER!" tanpa sadar pria itu memukul anaknya sendiri. Tidak sekeras Harry tapi bisa membuat Oliver terdiam.

Papa Oliver kembali menjambak Harry "Ingat kata-kata saya Harry, saya hukum kamu tidur diluar! jangan pernah masuk kerumah ini selama saya belum memberikan ijin!" dia menyeret Harry mendorongnya keluar mengunci pintu serta semua jendela.

Pria itu menyeret Oliver menuju kamarnya lalu menguncinya. "Papa gabisa gitu sama Harry!" teriak Oliver memukul pintu kamarnya yang dikunci.

"Rry maafin gue, gue gagal jadi kakak yang bisa jagain lo."

Tbc

Me, You And Rain [DRARRY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang