Putus

256 20 0
                                    

Meskipun latar tempat di cerita ini benar adanya. Namun, cerita ini murni berdasarkan imajinasi dan hanya fiksi belaka.

Sebelumnya tolong vote dan komen juseyo biar makin semangat, Tengkyu🥳

Happy Reading🦋

~

~


"Kita putus."

Gadis itu terkejut. Dia baru saja sampai, tapi kata-kata sialan itu membuat telinganya seketika berdengung.

"Lah? Emang kita pacaran?" Bukannya berpura-pura bodoh karena tidak mau putus, tapi mereka memang tidak pernah pacaran.

"Emang kita gak pacaran?" Sekarang giliran pemuda itu yang terkejut. Walaupun wajahnya sekarang terlihat konyol, tapi bersyukur seragam loreng yang membungkus tubuhnya dapat menyelamatkan hal itu.

"Kapten, kita kan emang gak pacaran, tapi kita tunangan. Jadi gaada istilah putus."

Pemuda yang dipanggil Kapten itu merengut tidak senang. "Pangkat saya Sersan, bukan Kapten."

"Gapapa dong, kata-kata itu doa."

Jenovan mengangguk saja agar perkara pangkat itu cepat usai.

"Terserah, tapi saya mau kita batalkan saja pertunangan konyol ini."

Jemina atau yang biasa disapa Nana itu mengangkat sebelah alisnya, mulai merenung kenapa Jenovan dari dulu tidak suka dengan pertunangan mereka. Semakin ia merenung, semakin Jemina merasa Jenovan manusia aneh karena menolak dirinya yang nyaris sempurna disegala aspek.

"Gak bisa batal gitu aja dong!"

"Kenapa?"

Dan sekarang Jenovan masih bertanya kenapa. Harusnya Jemina yang bertanya kenapa Jenovan ingin pertunangan mereka dibatalkan.

"Aku cinta sama kamu dari kita kelas dua SD. Dari waktu ingus kamu masih kembang kempis, dari kamu masih suka ngompol di celana, dan waktu kamu masih cengeng. Aku suka semua kekurangan kamu, jadi gak usah tanya kenapa. Lagian nih aku yakin kamu juga suka sama aku, tapi ketutup tsundere aja."

Jenovan merasa wajahnya memanas entah karena malu atau kesal. Harus dia akui jika penampilannya di masa lalu adalah aib. Sedangkan Jemina, gadis itu masih sama seperti dulu, tetap cerewet, tidak tau malu, pecicilan dan segala hal negatif melekat di diri Jemina. Bedanya gadis itu sekarang mulai glowing, sangat berbeda dengan masa sekolah dulu yang buriq bin dekil.

"Gausah halu. Saya gak pernah suka sama kamu," ketus Jenovan

"Kenapa sih? Aku cantik, kaya, pintar, imut, ngegemesin, mandiri, aku kurang apa coba? Gaada kurangnya, kan? Yaudah, kamu tuh harusnya bersyukur punya aku," ujar Jemina, "Yang ada di depan kamu ini semuanya kelebihan, gaada kekurangannya. Tugas kamu tinggal cintai kelebihan aku, apa susahnya sih? Aku aja bisa terima kekurangan kamu masa kamu gabisa terima kelebihan aku."

Jenovan mengambil ransel yang sejak tadi terletak begitu saja di lantai. Menentang ransel seberat 25 kilo gram seolah ransel itu memiliki berat 1 kilo gram saja.

RAJAWALI [NOMIN] GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang