Haii happy reading gaiss~
^_^"Nah ini yang ditunggu tunggu dateng juga akhirnya lo," ucap Alfiansyah Verdian atau yang kerap dipanggil Alfi
Ia salah satu sahabat sekaligus anggota geng Zave yang kini sudah mempunyai usaha tekstil dimana mana.
"Hm, sori," ucap Zave
"Udah. Sekarang kita temuin mata mata itu atau mau bahas dulu buat besok?" tanya Haikal, Haikal Erhanantha dokter bedah yang sudah mendunia
"Bahas dulu aja masalah mata mata itu bisa besok besok," usul Zaki yang memiliki nama lengkap Adzaki Khazasthan seorang rektor disebuah universitas ternama didunia.
Zave mengagguk setuju. Lalu matanya berkeliaran kesana kemari mencari orang yang tiba tiba terlintas di kepalanya. Dan sebuah pertanyaan pun keluar,
"Tian nya mana?" tanya Zave
"Lagi bikin susu sama Ra-"
"KAK ZAVE!"
Ucapan Alfi terpotong oleh teriakan membahana Tian atau Septian Leviano anak sebatang kara yang ditemukan Zave dan sahabat sahabatnya saat mereka masih SMA.
Dia bahkan sering bertemu dengan Zave disaat keluarga Zave tidak mengetahui keberadaannya. Tian memang sering tinggal berpindah pindah. Sesuai kemauan nya tinggal bersama siapa.
Dan Zave dkk tidak mempermasalahkan nya. Karena mereka memperlakukan Tian seolah barang yang mudah pecah. Meski begitu Tian tidak lantas tumbuh menjadi anak yang lemah lembut. Dia tetap pandai bela diri walau dia sangat manja jika berhadapan Zave dan para sahabatnya.
"Tidak perlu berteriak Tian," tekan Rama atau Abdee Ramandika, seorang pengacara kondang yang memiliki tarif sangat tinggi.
Tian tidak menghiraukan nya. Ia segera menghampiri Zave lalu memeluk tubuh Zave dengan erat. Dan secara otomatis ia duduk dipangkuan Zave.
Zave membalas pelukan Tian tak kalah erat. Dulu saat ia merindukan Raka ia selalu melampiaskannya pada Tian. Toh anak itu juga yang menawarkan nya.
"Kenapa berteriak hm?" tanya Zave sambil melepas pelukkan mereka.
"Hehehe reflek aja sihh. Lagian kakak engga kangen?lama lho kita engga ketemu,"
"Lama gimana? Kita terakhir ketemu dibandara sebelum Kakak lepas landas pulang ke sini,"
Mendengarkan perkataan Zave lantas membuat Tian segera bangkit dan berdiri dihadapan Zave sambil berkacak pinggang. Matanya menatap kesal Zave dengan wajah cemberut nya yang khas.
"Intinya Kakak enggak kangen sama aku kan? Berarti Kak Zave udah enggak sayang ya sama Tian?!" ucap Tian kesal.
"Dih mulai drama nih bocil," ejek Alfi
"Apasih! Ga diajak nyaut nyaut,"
"Stop dilarang berantem, kita bahas buat rencana besok," lerai Haikal
"Bentar! Tadi Kak Zave belum jawab pertanyaan aku,"
"Pertanyaan mana hm?" tanya Zave lembut sambil menarik tangan Tian lemhut agar kembali duduk dipangkuannya.
Untung Tian langsung menurut. Ia duduk menyamping diatas paha Zave.
"Coba ulangi pertanyaan yang mana?"
"Huh! Sekali lagi aja tapi ya,"
"Iya,"
"Kak Zave udah engga sayang sama Tian?"
"Kata siapa hum?"
"Y-ya y-ya kata Tian barusan," Tian memalingkan wajahnya agar tidak menatap wajah serius milik Zave
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelwis
RandomBrothership area Langsung baca aja gasih hehehe bingung mau gimana deskripsinya