37.

11 0 0
                                    

6 bulan berlalu. Aisyah sambil terus mengoleh ayam kecap yang dibuatnya.

Vaerel datang memeluk tubuh Aisyah dari belakang. Aisyah merasa geli karena Vaerel mendusel duselnya kepalanya diceruk leher Aisyah.

"Ko ayam kecap si sayang?" Ucap Vaerel dengan memanyunkan bibirnya. Aisyah yang sudah selesai dengan masakannya pun mematikan api kompornya lalu membalikan badannya menghadap Vaerel.

Melihat Vaerel dengan muka bantal dan memanyunkan bibirnya membuat Aisyah gemas dibuatnya. Aisyah mecomot bibir Vaerel dengan tangannya.

"Terus maunya apa hmm?" Ucap Aisyah dengan terus menatap Vaerel lekat.

"Sup jengkol" ucap Vaerel yang mampu membuat Aisyah terkejut.

"Hahh, mana ada sup jengkol mas" ucap Aisyah yang bingung dengan keinginan Vaerel.

"Aaa ga mau tau!! Intinya mas mau sup jengkol!!" Ucap Vaerel dengan menghentak hentakkan kakinya, seperti anak kecil saja!.

"I-iya ini dibuatin" ucap Aisyah mampu membuat Vaerel tersenyum.

"Lihat papamu nak, ada ada saja permintaannya" ucap Aisyah sambil mengelus perutnya. Ya! Aisyah tengah hamil dengan usia kandungan yang sudah memasuki 10 Minggu.

"Abi!! Not papa!!" Ucap Vaerel tak terima apabila dipanggil papa.

"Iya abii" ucap Aisyah yang berlalu dari hadapan Vaerel.

Aisyah mengambil dompetnya di ruang tengah lalu berjalan keluar mencari tukang sayur. Beruntung sekali saat membuka gerbang terdapat tukang sayur keliling yang sudah dikelilingi ibu ibu yang tengah berbelanja.

"Assalamualaikum ibu ibu" sapa Aisyah yang sudah masuk ke gerombolan ibu ibu komplek itu.

"Waalaikumussalam" jawab ibu ibu serempak.

"Orang baru mbak?" Ucap Nafisa salah satu ibu ibu yang sedang berbelanja.

"Iya buu" ucap Aisyah sambil tangannya memilah sayur. Iya mengambil tempe juga kangkung serta perbumbuan.

"Ada jengkol gak pak?" Tanya Aisyah yang sedari tadi mencari jengkol.

"Ada mbak" ucap penjual sayur tersebut sambil mengambil jengkol yang berada di bawah sayur bayam.

"Suka jengkol Tah mbaknya?" Ucap Dini salah satu ibu ibu.

"Cantik cantik sukanya jengkol" celetuk ibu ibu lainnya.

"Hehe, bukan buat saya Bu" ucap Aisyah dengan senyum khasnya.

Saat tengah mengobrol ria dengan ibu ibu komplek. Tak sadar Aisyah ada sepasang mata yang memperhatikannya dari jauh.

"Gue ga akan biarin Lo bahagia Aisyah"

"Berapa totalnya pak?" Ucap Aisyah yang melihat penjual sayur tersebut tengah menaruh belanjaannya di plastik.

"Lima puluh ribu mbak" ucap penjual sayur tersebut. Aisyah dengan segera mengambil uang berwarna biru di dompetnya.

Setelah membayar, Aisyah kembali masuk kedalam rumah dan kembali memasak untuk suaminya.

15 menit berlalu. Sup jengkol yang dibuat Aisyah sudah terhidang di meja makan.

"MASS TURUN INI MASAKANNYA UDAH JADI" Ucap Aisyah dengan suara keras karena memanggil suaminya yang berada di lantai 2.

Kurang adab memang, namun Aisyah terlalu mager untuk naik tangga. Aisyah menunggu Vaerel turun untuk makan dimeja makan.

"Wihh enak nih" ucap Vaerel yang sudah duduk di depan Aisyah. Aisyah tak memasak sup jengkol banyak tentunya, ia hanya memasak untuk porsi Vaerel saja.

Jalan Hidupku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang