10

3.8K 252 18
                                        

"Jujur Di, aku nggak tahu sampai berapa lama lagi aku mampu bertahan dengan keadaan kita yang seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jujur Di, aku nggak tahu sampai berapa lama lagi aku mampu bertahan dengan keadaan kita yang seperti ini."

Tsabitha memundurkan tubuh. Rambut coklat terang dengan potongan bob wanita itu berayun seiring dengan punggung yang ia sandarkan sepenuhnya pada sofa yang ia duduki. Embusan nafas lelah ke ratusan kali lolos darinya. Kedua tangannya yang masih berada di atas meja, digenggam lembut oleh pria yang sejak tadi menghabiskan makan siang bersamanya.

"Maksud kamu apa, Bi?" tanya Dirga.

"Cepat atau lambat, mungkin aku akan menyerah."

"Kita sudah sama-sama berjanji apapun yang terjadi kita nggak akan menyerah. Kita nggak akan saling meninggalkan untuk kedua kalinya, Bitha!" Dirga mengatakan kalimat terakhirnya dengan penuh penekanan.

Tsabitha menarik lengannya dari genggaman Dirga. Ia menyeka sudut matanya yang basah. Membahas masalah rumah tangga yang pelik di dalam sebuah restoran cepat saji yang sepi, tak pernah ada dalam agendanya hari ini. Namun, Dirga yang memaksa untuk bertemu, membuat Tsabitha terjebak dalam sesi makan siang yang terasa hambar ini.

Menikah lagi dengan Dirga adalah suatu karunia luar biasa yang ia dapatkan setelah sebuah kesalahan ia lakukan. Meski statusnya dirahasiakan untuk ibu mertuanya sendiri, Tsabitha percaya, Dirga tidak akan membiarkan keadaan itu berlangsung terlalu lama. Tsabitha yakin, kelak ia akan mendapatkan hati ibu Dirga lagi.

Sayangnya, Hapsari;ibu Dirga telah memberikan hatinya untuk orang lain. Untuk seorang wanita yang dianggapnya cocok dan dapat membahagiakan putranya. Dan, Dirga yang terjebak dalam status duda di mata Hapsari, tidak kuasa menolak permintaan wanita yang melahirkannya itu.

Tsabitha harus pasrah saat Dirga menikahi wanita pilihan Hapsari. Ia tidak berusaha mencegah. karena tahu Dirga tidak akan menghiraukannya meski ia menangis darah. Ia tahu betul betapa Dirga sangat menyayangi ibunya lebih dari apapun. Dan, dengan segala janji Dirga untuk tetap mempertahankan dan mengutamakan dirinya, Tsabitha mencoba menerima. Tetapi, ia tetaplah wanita biasa yang tidak cukup rela untuk membagi Dirga pada wanita manapun. Bahkan, meski wanita itu tidak dicintai Dirga sekalipun.

Kenyataannya, Tsabitha tidak pernah benar-benar menerima.

"Sayang, tolong mengertilah. Kali ini saja." Dirga memohon. Sejak kemarin Tsabitha memang berkeras hati menyatakan keberatan jika Dirga harus tinggal di rumah Laras lebih lama karena sang ibu tidak jadi pulang.

"Maksudmu, selama ini aku nggak pernah mengerti?" balas Tsabitha dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Iya, Bi. Tapi kamu juga tahu selama ini aku terus mengutamakan kamu. Seminggu kemarin saat seharusnya aku berada di rumah Laras menemani ibu, tapi aku tetap mencuri waktu untuk kamu."

"Kamu pikir, aku senang dengan keadaan itu? Aku senang, kamu membohongi ibu kamu demi meemui aku? Kamu pikir aku bahagia? Kamu nggak tahu rasanya, saat aku harus terpaksa berbagi milikku dengan perempuan lain?!"

Waktu Yang Dinanti ✅️ | LENGKAP DI KK DAN EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang