ACDS 03

948 142 6
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat. Daun yang baru saja tumbuh sekarang sudah berubah warna hijau kecokelatan dan gugur.

Sebagai sekumpulan siswi nakal, Ara dan keempat temannya berkali-kali keluar masuk ruang BK. Tapi seperti biasa, setelah di beri hukuman mereka akan melakukannya lagi.

"Gue kalo udah punya banyak duit mau keliling dunia aja" Gracia membuka suara saat dia dan ketiga berjalan ke arah kantin.

Wajah mereka berempat tampak lelah, itu karena bu Indah baru saja memberi hukuman untuk membersihkan gudang sekolah.

"Kalau gue mau masuk pesantren aja, biar agak bener dikit" Celetuk Freya.

Freya menatap wajah ketiga temannya yang tampak bingung.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Lo mau masuk pesantren ngapain? Ntar kalau lo masuk, bukannya santri di sana pinter malah jadi teroris" Uca Ara geli, yang dianguki oleh Zee dan Gracia.

"Enak aja! Gini-gini keluarga gue reg---"

Bugh!

Ucapan Freya terputus saat payudaranya yang padat bertabrakan dengan sesuatu dan terasa dingin. Mata cantik Freya mendongak dan melihat siswi juniornya dengan muka memelas meminta maaf. Meski begitu Freya tetap memasang wajah marah, seragamnya basah.

"Maaf kak, maaf aku gak liat"

Ara mendengus mendengar itu.

"Makanya jalan tuh pake mata! Lo pikir jalanan di sekolah ini punya nenek moyangmu" Ujar Ara cepat.

"Masih junior udah berani nantangin, lo mau gue rujak ampe gepeng!? Hah!?" Gracia yang tidak ingin kalah power dari Ara membentak dengan suara lantang.

Zee dan Freya hanya diam sambil bersedekap dada, tidak ada diantara mereka yang ingin menghentikan aksi Ara dan Gracia.

"Kak sumpah, aku beneran gak liat. Lain kalik aku bakal hati-hati"

"Emang masih ada lain kali?"

Ara bertanya sambil menyungginkan senyum. Itu adalah senyumnya yang menawan tapi membuat siswi di depannya tertunduk takut.

"Ikut kita"

"K-kemana kak?"

"Lo ikut, guys ayo ke toilet"

Di dalam toilet, Gracia dan Zee berdiri di depan pintu mencegah siapapun yang ingin masuk ke toilet. Sedangkan di dalam Ara dan Freya dengan wajah judes membuka kran air.

Siswi junior yang mengikutinya masuk ke dalam toilet berdiri disudut dan menahan tangisnya.

"Lo ngapain disitu? sini cepet!" Ara melambaikan tangannya memanggil siswi junior agar mendekat kearahnya.

Di wastafel toilet, Freya yang dengan sengaja menutup lubang saluran air tersenyum bahagia.

"Kak..."

"Seragam gue basah, lo harus ganti" Freya berbicara sambil memainkan genangan air.

"Tapi kak, aku gak punya uang. Aku masuk ke sini juga karna dapat beasiswa kak, ibuku cuma buruh cuci"

"Hahaha..." Tawa Freya dan Ara meledak, pandangannya remeh menatap siswi junior tersebut.

"Udah tau cuma anak buruh ngapain sekolah disini?" Ara memutar matanya jengah.

"Tapi tetep aja lo harus ganti, seragamku rusak"

Siswi junior itu menatap Freya dengan tatapan memelas, kedua tangannya menyatu dan bersedekap meminta maaf.

Ada Chika Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang