10. 2 Satpam Mal.

4.2K 116 3
                                    

Jangan Lupa Vote dan komen yang banyak untuk mendukung penulis agar tetap semangat..

Pembelian Pdf tersedia di Karya karsa atau bisa melalu Wa, info Link ada di Bio.

Selamat Membaca...

___

Laura sedikit bingung dengan tingkah Lingga yang diam dan cuek, bukankah Lingga ini orangnya perhatian kepadanya, biasanya dia akan selalu mencari topik untuk di bicarakan dengannya, tapi sekarang, Lingga malah fokus dengan setirnya.

"Kak Lingga, Laura lapar, apakah kita bisa makan siang dia restoran Sea Food" ujar Laura.

Lingga tidak menghiraukan perkataan Laura, dan dia masih fokus dengan setirnya, Laura menyipitkan matanya, dia merasa kesal karena di hiraukan sama Lingga, seharusnya Lingga akan memohon untuk membujuknya jika dia merajuk.

"Kak Lingga, ihh Laura kan lagi ngomong sama kak" ujar Laura, tapi kali ini dia memukul seti mobil Lingga yang membuat mobil itu oleng ke kanan dan hampir menabrak mobil lainnya.

"Bangsat, lu bisa nggak jangan ganggu gua ketika lagi nyetir, kalau kita kecelakaan gimana, bego banget jadi orang" marah Lingga sambil memberhentikan mobilnya.

Padahal dia lagi membayangkan tentang Arkan yang mendesah di kungkungan, ketika Laura mengganggunya dan malah hampir membuatnya kecelakaan.

"Kak Lingga kamu kenapa sih, padahal Laura hanya mengajak kakak untuk makan siang di restoran, tetapi kakak malah menghiraukan omongan Laura" ujar Laura dengan tangisannya.

Baru kali ini dia di bentak sama pengagumnya, padahal Lingga tidak pernah membentaknya, apalagi memarahinya, bukankah ini gara-gara Arkan yang kecentilan menggoda Lingga waktu di toko buku, Laura tidak buta ketika melihat tangan Arkan yang menggoda Lingga tepat di depan matanya.

Sedangkan Lingga menatap tajam ke arah Laura, entah kenapa dia tidak suka melihat Laura, apalagi tangisannya membuat kuping Lingga seakan mau pecah, bukankah dia selalu menginginkan perjalanan berdua saja dengan Laura, tapi ketika melihat tingkah Laura yang menurutnya polos-polos bangsat ini yang hampir membunuhnya, itu malah membuat Lingga sedikit ilfeel.

"Lu nggak usah nangis deh Ra, kalau lu mau ngomong sama gua, lu bisa nyentuh pundak gua, bukan malah memukul setir mobil ini, jika saja ada sesuatu di depan dan membahayakan nyawa gua, lu mau tanggung jawab" ucap Lingga dengan kesal.

"Maaf kak Laura salah, lain kali Laura tidak akan melakukan hal-hal seperti ini lagi" Laura tersingguk menahan tangisannya, di balik itu dia mengepalkan tangannya dan menahan emosinya.

'Ini pasti gara-gara jalang sialan itu, apa yang sudah dia lakukan dengan kak Lingga, memang dasar lonte' marah Laura dalam hati.

"Sudahlah kita lebih baik pulang, badan gua pegal dan butuh istirahat" jelas Lingga, dia sudah tidak mood untuk berjalan-jalan lagi, dan sekarang dia perlu mengantar perempuan ini pulang sebelum kesabarannya habis.

...

Sedangkan Arkan masih berada di mall, dan berniat pergi ke toko pakaian untuk membeli pakaian untuk dirinya sendiri, karena pakaian Arkan sebelumnya kebanyakan besar, dan Arkan tidak menyukai pakaian itu, dia harus membeli pakaian yang bisa membuat tubuhnya terlihat seksi dan montok di hadapan para lelaki, karena untuk menjalankan misi ini, dia harus membuat orang lain terpesona dengan lekukan tubuhnya.

Arkan terpesona dengan pakaian putih lengan pendek yang di pakai akan memperlihatkan perutnya sekilas, selain itu dia juga membeli celana jeans pendek yang di pakai akan memperlihatkan paha dan lekukan pantatnya.

'Pakaian lonte ini akan sangat berguna untuk misi gua'

Setelah membayar dia langsung keluar dari toko pakaian dan menuju tempat peralatan kecantikan.

49 Kenikmatan Untuk Kembali (BL) (End Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang