Klik...
"Ugh dia terlalu bau", ujar seorang prajurit yang mengantarkan makanan ke dalam salah satu sel penjara di bawah tanah.
"Tinggalkan saja dia!", ujar seorang prajurit lainnya. Dua orang prajurit itu langsung meninggalkan ruangan sel penjara setelah meletakkan makanan.
Sepasang tangan yang kotor kini mengambil sebuah roti. Seseorang itu mengunyahnya dengan lahap tapi disertai dengan bulir-bulir air yang berjatuhan di pipi tirusnya.
"Sudah berlalu 2 tahun. Kenapa semua ini terjadi padaku", roti yang bertekstur keras merupakan makanan sehari-hari nya di dalam sel tahanan.
"Hei ada tamu terakhir untuk mu!" pintu sel kembali terbuka dan menampilkan seseorang gadis dengan pakaian sederhana nya.
"Izinkan saya untuk menata rambut anda pangeran", ujar seseorang yang kini sudah berada di depannya sembari menampilkan senyum teduhnya yang menyembunyikan kesedihan.
💀💀💀💀💀
Aliandra Stevanus Olivana adalah seorang pangeran dari kekaisaran yang memiliki sifat sombong dan angkuh.
Kini ia harus mendekam di dalam penjara sebelum hukuman mati nya. Sudah berlalu 2 tahun semenjak ia berada di dalam ruangan gelap dan lembab itu.
"Hei sudah waktunya!", teriak seorang prajurit. Beberapa prajurit segera mendekat ke arah Alian dan membuka rantai yang mengikat di pergelangan tangan dan kakinya.
Ia tahu akan dihantar ke mana. Hari ini sudah tiba saatnya untuk di eksekusi mati. Ia berjalan dengan tatapan kosong di matanya, namun langsung berbalik menatap ke arah gadis yang tadi mengunjunginya.
Alian segera memberontak dan berlari ke arah sang gadis untuk memeluknya.
"Terimakasih Lili", ucapnya. Gadis itu tersenyum kemudian mempererat pelukan mereka.
"Terimakasih sudah setia denganku selama ini, maaf karena selama ini aku selalu bersikap kasar, maafkan aku maaf hiks hiks..",
"Sudah-sudah, Lili sampai kapanpun akan selalu setia kepada pangeran. Semoga pangeran mendapatkan berkah dari Tuhan. Lili.. hiks Lili menyayangi pangeran selalu!", balas Lili, keduanya menangis namun itu tidak berlangsung lama. Alian segera ditarik oleh seorang prajurit.
"Tunggu! Pangeran, bawalah ini", Lili memberikan sebuah buku yang selama ini selalu menemani Alian di penjara. Alian tersenyum kemudian memeluk buku itu dengan erat saat dirinya kembali diseret menuju tempat eksekusi nya.
Lili yang melihat kepergian Alian memasang wajah sedih.
"Lili selalu mengharapkan kebahagiaan untuk mu tuan kecil", air mata Lili kembali terjatuh. Gadis yang mengenakan pakaian sederhana itu terjatuh ke lantai dan kemudian kembali terisak.
💀💀💀💀💀
Di bawah terdengar suara-suara teriakan dari masyarakat yang menyuruh untuk segera melakukan eksekusi nya.Alian berjalan dengan kaki ramping yang penuh dengan luka-luka. Tatapannya kosong, ia sempat menatap langit sebelum akhirnya setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.
Ia meletakkan buku yang berisi tulisan-tulisan tentang catatan kehidupannya selama ini di lantai. Seorang kesatria dari bawah sana sudah memerintahkan untuk segera mengeksekusi nya.
Alian memejamkan matanya kembali meneteskan air mata sebelum akhirnya ia dieksekusi mati. Darah merembes ke mana-mana hingga menyiprat ke buku tua kotor yang ada di lantai.
💀💀💀💀💀
"Huaa!!",Ia terbangun dengan keringat yang bercucuran dan nafas yang memburu. Ya, orang itu adalah Alian. Alian memegang lehernya dan kembali bernafas lega.
"Untung saja, mu..mungkin semua itu hanya mimpi! haha.. ya! pasti hanya sebuah mimpi buruk", elaknya. Namun ia kembali dibuat kebingungan saat pandangannya menelusuri ke sekelilingnya.
"Ini.. ini kamarku bukan? tunggu, buku itu..", Alian memfokuskan pandangannya ke arah sebuah buku yang tergeletak begitu saja di atas meja.
Perlahan ia mulai mendekat ke arah buku tersebut dan mengambilnya. Ia mendudukkan dirinya di samping tempat tidur. Kemudian membuka buku itu perlahan dengan pikiran yang berkecamuk.
Setetes bulir air mata perlahan jatuh mengalir ke pipinya saat membaca beberapa tulisan yang berada di buku tersebut. Sekelebat ingatannya saat dikurung di penjara membuatnya takut.
"Bu-bukankah ini.. buku harian ku? PELAYAN! PELAYAN!!", teriak Alian membuat beberapa pelayan kini bergegas untuk menuju ke ruangan tuan mereka.
"A.. ada apa Pangeran?", tanya salah satu pelayan dari beberapa pelayan yang sudah berada di kamar Alian.
"Katakan sebenarnya, apa aku masih hidup?", tanya Alian. Para pelayan itu terheran ketika mendengar ucapan pangeran mereka. Ada apa gerangan sang pangeran menanyakan hal yang aneh itu?
"Jawab pangeran! yah, anda masih hidup bahkan sangat sehat", jawab salah satu dari pelayan tersebut. Alian nampak lega, ia kembali menanyakan satu hal. "Berapa usia ku sekarang?",
"Usia anda 10 tahun Tuan, dan hari ini adalah hari ulang tahun tuan yang ke sepuluh", Alian mengangguk sebelum menyuruh mereka untuk melanjutkan pekerjaannya kembali. Para pelayan yang tidak ingin pangeran mereka berujung mengusir mereka dengan kasar, segera mengiyakan ucapan pangeran mereka dan pergi keluar meninggalkan Alian yang masih sibuk dengan pikirannya.
"Jadi, aku kembali ke masa lalu? bagaimana mungkin itu terjadi?", tanya Alian pada dirinya sendiri. Ia melirik ke arah buku harian itu kembali. Kemudian, dia segera mendekat ke arah buku itu dan membukanya.
"Isinya sama seperti yang ada di ingatanku. Jadi benar ya..", Alian termenung sejenak. Ia berpikir, apa yang harus dia lakukan sekarang.
"Apapun itu, aku akan menghindari akhir tragis ku sendiri kali ini!".
💀💀💀💀💀
☠️To be continued☠️
KAMU SEDANG MEMBACA
Avoiding the Tragic Ending
RomanceApa yang harus Alian lakukan untuk menghindari akhir tragisnya sendiri? Selama 2 tahun, dirinya hidup terkurung dibalik jeruji besi. Kini tiba saatnya untuk ia eksekusi mati. Namun, bukannya mati, Alian justru kembali menjadi dirinya pada saat beru...