Bab 29

588 69 8
                                    

"Sial Kakashi, cepat panggil orangmu," geram Sasuke. Menatap dengan seksama bagaimana layar komputer tersebut bergerak tanpa ada di antara mereka yang mengontrolnya.

"Bagaimana bisa hampir seluruh keamanan kita bisa dibobol seperti ini?? Bukankah sudah kubilang untuk menerapkan keamanan ganda?!" Aoda juga ikut berteriak kalut terhadap bawahannya.

Sudah sedari malam tadi seluruh perangkat digital mereka disadap. Hampir semuanya memiliki permasalahan yang sama, yaitu datangnya virus yang mampu menggerogoti seluruh data di dalam komputer tersebut dikit demi sedikit. Hampir semua data produksi dan transaksi keuangan adalah sasarannya. Hal yang paling penting menyokong setiap keberhasilan produksi mereka telah terkontaminasi virus tersebut.

"Kami melakukan keamanan ganda terhadap C12, Mr. Semua data masih aman di sana."

Brak!

Aoda memukul meja saat bawahannya tersebut berujar demikian.

"Jangan menggampangkan sesuatu. Cepat lakukan penginstalan ulang dan temukan cara bagaimana menghapus virus-virus itu!"

"Baik Tuan!"

Aoda mendesah lelah. Mengusap dahinya dan kembali mengutak-atik komputer di hadapannya. Sasuke masih berdiri kalut di sampingnya. Melihat itu, Aoda merasa prihatin.

"Sasuke, kau istirahatlah. Biar aku dan Kakashi yang mengurusnya."

Sasuke berdecak. "Kau menyuruhku diam saat perusahaan kita terancam kerugian besar?? Jangan bercanda!"

Aoda mengerjap pelan. "Nak, kau yang bercanda. Kau siang malam bekerja tanpa henti belakangan ini. Percayakan ini padaku dan Kakashi."

Pria bersurai gelap itu mengerang frustasi. Mengusap wajahnya sebelum memukul meja dengan emosi.

"Sialan, siapa keparat yang melakukan ini?" gumamnya penuh kekesalan.

Aoda terkekeh masam. "Siapa lagi jika bukan Hyuuga? Uchiha? Musuhmu sedang banyak, Nak."

Sasuke kembali mengerang. "Paman, aku tak akan pulang sebelum semuanya selesai."

Pria berkepala empat itu memutar kursinya dengan cepat. Menatap anak asuhnya dengan pandangan menyipit. Siapa lagi yang harus menjadi saksi bahwa pria di depannya ini sedang sakit hati? Ia tak mengira putus cinta mampu merubah Sasuke menjadi seorang masokis yang obsesif. Bagaimana tidak, setelah diusir dari rumah kekasihnya, Sasuke terlihat seperti mayat berjalan. Apapun yang bisa dia kerjakan saat itu akan dia kerjakan, tak peduli pagi, siang, malam pun akan dia tandangi. Berhubung pekerjaan mereka tak pernah habis, tentu hal tersebut membuat Sasuke layaknya pekerja workaholik yang lupa apa itu tidur.

Berulang kali Aoda sudah mengingatkan bahwa semua itu berdampak buruk bagi tubuh. Terlebih lagi, selama beberapa hari terakhir ia selalu mendapati botol alkohol di meja kerja Sasuke. Awalnya Aoda meragukan apakah pekerjaan Sasuke benar ketika dikerjakan oleh sang empu dalam keadaan mabuk. Namun setelah mengeceknya, ternyata hampir semuanya tak ada yang berubah. Stamina Sasuke tetap sama bahkan di saat dirinya terbayangi oleh pengaruh alkohol.

"Pulanglah. Aku akan mengabarimu jika semuanya sudah selesai."

Sasuke menggeleng. "Ak-"

"Kenapa kau tidak pulang dan mengurusi acara pernikahanmu saja? Kau tak ingin pacarmu marah terlalu lama 'kan?"

Wajah pria bersurai gelap itu semakin muram. "Paman, kau tau pernikahan itu tidak akan pernah terjadi kan?"

Aoda terkekeh. "Aku tidak pernah meremehkan kemampuanmu. Tapi siapa tau kau ingin berpindah haluan ke gadis Hyuuga. Dia-"

Wrong Between Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang