04

2.4K 134 2
                                    

Sore harinya, saat yang lain sibuk dengan kegiatan masing-masing, lain halnya dengan Jevana. Ia tengah asyik menonton televisi sambil memeluk toples makanan. Dua bocah botak dari serial kesukaannya menjadi tontonan yang sangat ia nikmati

Mulutnya tak henti-hentinya mengunyah, membuat pipinya mengembung karena penuh dengan stik keju yang terus ia masukkan

Setiap kali tokoh kartun di layar berkata "Betul, betul, betul!" Jevana ikut menirukan dengan mulut penuh makanan dan jari yang berlumuran serbuk keju, membuat siapa pun yang melihatnya merasa gemas. Posisinya sekarang duduk bersila di atas sofa, memeluk toples snack kesukaannya

Tiba-tiba "Aw, sakit!" Jevana meringis saat pipinya digigit oleh seseorang. Ia memutar kepala, melihat Haikal si pelaku utamanya

"Ihh, sakit tau! Dikira gue donat apa, asal gigit aja!" Jevana mengerucutkan bibirnya, kesal. Pipi tembamnya memerah, ada bekas gigitan tampak jelas disana. Haikal, yang menyadari kekesalan adiknya, bukannya merasa bersalah malah semakin gemas melihat wajah si bungsu yang sangat lucu ketika marah. Tangannya menguyel-nguyel pipi Jevana

"Abisnya kamu lucu banget sih, gemesin! kan aa jadi pengen makan pipinya yang kayak bakpao ini" bukannya merasa bersalah, haikal malah nambah menguyel nguyel pipi jevana, jevana yang malas bertengkar pun memilih tak peduli, ia fokus menonton dengan mulut yang masih penuh dengan makanan

"aa berhenti ga!? sakitt anjirr!" jevana yang merasa terganggu pun akhirnya berontak, pasalnya dari tadi haikal ga berhenti nyubitin pipinya, kadang di gigit sampe merah kaya tomat

"adekk gemes, pipinya bisa cimol gini gimana sih dek " Saat menatap mata jevana ia kaget, masalahnya adiknya ini mukanya udah merah dengan mata yang berkaca-kaca, yang bisa tumpah kapan aja

"ABANGG JEAN, AA NYA NIHHH JAHATTT" teriak jevana membuat haikal gelagapan, jeano yang mendengar namanya dipanggil pun, segera lari tergesa-gesa meninggalkan tugasnya yang berserakan

Tak lama Jeano, muncul dari arah tangga, tampak tergesa-gesa

"Ya ampun, adek, kenapa? Kok pipinya sampai merah begitu?" Tanya Jeano, heran melihat pipi adiknya yang merah seperti tomat, lengkap dengan bekas gigitan

"Aa Haikal gigit pipi Jevan, sakiiiit" adu Jevana dengan mata berkaca-kaca. Haikal mulai keringat dingin melihat tatapan tajam Jeano

"Haikal, maksud lo apa? Gigit pipinya Nana?" Jeano bertanya dengan nada mengintimidasi

"Ga ada maksud apa-apa, Bang! Adek lucu, gemesin. Jadi ya, aa ga bisa nahan buat ga nguyel-nguyel pipi adek" jawab Haikal sekenanya, walau jelas-jelas mulai merasa panik

"aa nyalahin gue gitu? jelas-jelas aa yang salah, gigitin pipi jevan, ganggu ketenangan jevan" air matanya yang ia tahan pun akhirnya tumpah

"Mampus lo, kal! Jevana nangis" gumam Haikal, merasa bersalah namun juga takut pada hukuman yang akan diberikan Jeano

"Fiks ini mah, gue bakal kena hukuman si jeanong" Gumamnya lagi.
dia belum siap jika harus jadi samsak dadakannya jeano. Maka dengan itu haikal pun mengendap-ngendap, berniat untuk melarikan diri, namun tarikan dari kerah bajunya, membuat ia enggan dan berbalik badan dengan cengiran bodoh yang terpatri

"mau kemana lo? Gue udah tau otak-otak lo, pasti mau kabur kan? " tuduh jeano, yang udah tau betul haikal pasti akan kabur

"nggak ett dah, suudzon banget lu sama gue"

"ga usah ngeles, gue kenal lo dari orok perlu lo tau, minta maaf sekarang sama adek"

Haikal menelan ludah. Ia tahu persis, jika Jeano sudah memberikan hukuman, pasti tidak main-main

"Adek, aa minta maaf ya! Aa mu yang gantengnya ngalahin haechan NCT ini, minta maaf banyak-banyak diatas materai" Haikal berusaha membujuk Jevana, bahkan berlutut sambil menatap penuh harap

Jevana menatap haikal yang berlutut. Ia sebenarnya sudah sedikit tenang, namun tak mau memberi maaf dengan mudah

"kalo jevana ga maafin lo, hukuman menanti lo " bisik jeano, yang mana membuat bulu kuduk haikal merinding. Masalahnya kalo jeano ngasih hukuman ga tanggung-tanggung. Salah satu hukuman yang paling haikal hindari adalah, menggendong jeano naik turun tangga, menghitung berapa orang yang lewat di depan rumahnya hingga senja tiba, dan hukuman gila lainnya, ia lakukan selama 1minggu kedepan

"udah yaa, adek jangan nangis, abang masih ada kerjaan dikamar. Mau ikut apa lanjut nonton si botak? " tawar jeano saat si bungsu sudah sedikit tenang

"Gue ga nangis, disini aja mau lanjut nonton" jawabnya membuat jeano terkekeh

"yaudah sana, kalo bosen kekamar abang, kalo nggak ke kamar mas revan" Tangannya mengusak rambut si bungsu, setelahnya jeano kembali kehabitat asalnya

"adekkk maafin aa yaaa!? Yayaya" mohon haikal, yang mengikuti langkah jevana. Jevana tak menghiraukan haikal yang bersimpuh dibawah karpet, dia memilih fokus dengan si botak dan stik keju kesukaannya

"adekkk pleass maafin aa, ini demi keselamatan aa, hidup dan matinya aa. Masa adek tega sih liat aa sengsara" ucap haikal dramatis

"Apa sih, lebay banget. Kayak besok mau mati aja" jawab Jevana sambil kembali fokus menonton. Tetapi, ia tidak bisa menahan senyum kecilnya, geli melihat Haikal yang cemas setengah mati. jevana tidak tau saja, jika aa-nya yang satu ini terkena hukuman oleh jeano, hukumannya diluar akal sehat semua

"lo ga tau aja, gue lebih baik dompet gue dah yang kering, dari pada badan gue gegara gendong titan" gumam haikal dengan muka melasnya, yang mana membuat jevana tertawa melihat haikal mengacak rambutnya prustasi

"adek ayo dong maafin aa, adek mau apa? nanti aa beliin deh " bujuk haikal pantang menyerah

"Maafnya adek tuh penting bangett. Hidup dan matinya aa, ada di maafnya adek" Lanjutnya dengan muka memelas

"oh ceritanya aa lagi nyogok nih? Dan apa itu tadi, hidup dan mati aa ada di maafnya adek? Gue bukan Tuhan ya! "

"terserah adek deh mikirnya apa, yang penting adek mau apa? bilang sama aa sekarang"

"macaron? japota? kinderjoy? Americano? Mcd? Es cream?" Haikal mengeluarkan jurus pamungkasnya

"apa adek mau jalan keluar? kita keliling, atau kepantai? adek waktu itu bilang sama aa mau ke pantai kan? " tawar haikal lagi yang belum berhasil juga membujuk jevana

"Hmm, iyaa sih. Mau kepantai, udah lama ga ke sana" ucap jevana sambil memikirkan rayuan haikal yang satu ini

"tuh kan, udah lama banget. Terakhir tahun lalu, ayo ke pantai? berdua aja sama aa" tawar haikal yang tiada hentinya membujuk jevana

Setelah berpikir sejenak, Jevana akhirnya tersenyum. "Oke deh, tapi macaron sama Dancow harus tetap dibeli, ya!"

"Siap, asal adek mau maafin aa dulu" jawab Haikal penuh harap

"Iya, udah dimaafin" kata Jevana, membuat Haikal lega setengah mati

"Jadi, kapan kita ke pantainya?" tanya jevana, dia sudah tidak sabar ingin melihat birunya laut, merdunya suara ombak, sejuknya angin pantai, dan indahnya langit jingga

"Sekarang juga gimana? Nginep di sana! Besok kan kamu masih libur, kebetulan aa juga besok free" kata Haikal, antusias. Mendengar itu, Jevana melonjak senang

"asikkkk.... Beneran? Ga bohong, kan?" tanyanya memastikan

"Bener, kapan sih aa bohong? Oh iya, kesananya mau naik apa? Motor atau mobil?" tanya Haikal

"Naik motor aja, a. Mau ngerasain udara sore sambil motoran"

"Siap! Tapi adek yang dibonceng, ya. Sekarang siap-siap, gih!" titah haikal yang langsung dituruti sang adik

"siappp" Dengan langkah ceria, Jevana berlari ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sementara Haikal tersenyum, merasa lega karena rencananya berhasil. Dia hanya berharap liburan dadakan ini cukup untuk menebus kejailannya tadi

RUSUH jaehyun ft 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang