05

1.9K 118 2
                                    

Di sinilah Jevana dan Haikal berada, pantai yang telah lama diidam-idamkan oleh si bungsu. Setelah setahun lamanya tak menjejakkan kaki di hamparan pasir yang selalu menjadi tempat favoritnya sejak dulu

Sesampainya di pantai, Jevana langsung terlihat sangat bersemangat. Begitu turun dari motor, ia berlari ke arah bibir pantai tanpa mempedulikan bajunya yang mungkin akan basah terkena terpaan ombak. Haikal hanya tertawa kecil melihat tingkah adiknya yang tak sabar dan ikut menyusulnya, lalu sesekali mengajaknya bermain air sambil sesekali menjahilinya

"Huwaaa, aa! Turunin gue, gue takut jatoh!" Teriak Jevana sambil tertawa dan berusaha menjaga keseimbangan, sementara Haikal dengan santainya menggendong Jevana di bahunya, seperti akan melemparkannya ke air

Dengan cekatan, Haikal menjatuhkan Jevana ke air, menimbulkan cipratan besar. Jevana yang kaget hanya bisa menjerit sebelum akhirnya tertawa riang saat air menyentuh tubuhnya "Awas ya lo, a! Gue balas nanti! Jangan pikir gue ga bisa angkat lo!"

Jevana yang kesal segera bangkit dan mengejar Haikal, mereka saling berlarian di tepi pantai, saling menyipratkan air ke arah satu sama lain. Sesekali Jevana berusaha mengejar dan menarik Haikal, namun Haikal dengan mudah berkelit, menambah keseruan momen mereka di pantai

Begitulah sepasang kakak beradik itu, menikmati kebersamaan mereka di pantai, dengan berbagai candaan yang mereka lemparkan

Setelah puas bermain air, Jevana duduk di pinggir pantai sambil menatap ke arah cakrawala yang mulai berubah menjadi jingga. Ombak yang tenang dan angin yang sejuk membuat suasana semakin damai. Haikal ikut duduk di sampingnya, menikmati pemandangan senja yang perlahan berubah menjadi malam

"Wah, seru banget ya, a!" ucap Jevana bahagia, matanya berbinar menatap langit yang mulai berubah warna

"adek, seneng ga?" tanya Haikal, walaupun tanpa ditanya pun dia sudah tahu jawabannya. Dari senyum Jevana yang sejak tadi tidak luntur, ia bisa merasakan kebahagiaan adiknya

"Seneng banget! Nanti kapan-kapan kita ke sini lagi, ya. Tapi ajak Daddy, Mas, sama Abang juga, biar lebih ramai. Pasti tambah seru" jawab jevana penuh antusias, haikal yang melihat itu pun tak berhenti mengulas senyum melihat adiknya yang begitu bahagia

"Aa ga janji, tapi aa usahain ya. Nanti aa bilang ke Daddy sama yang lain" Haikal mengusap lembut kepala Jevana

"Ugghhh.. sayang aa Ikal banyak-banyak!" saking senangnya, Jevana memeluk Haikal erat dengan senyuman lebar

"Hilihhh, giliran kayak gini aja sayang aa ikal banyak-banyak" goda Haikal sambil tertawa kecil, yang langsung direspons oleh Jevana dengan cubitan kecil di pahanya

Mereka kembali terdiam, menikmati suasana senja. Haikal kemudian menatap adiknya dengan serius

"Adek cimitnya aa, tetap kayak gini ya. Jangan berubah. Jangan sampai hilang senyumnya, karena senyum adek itu dunia aa. Aa ga mau liat adek sedih. Kalau ada apa-apa, cerita sama aa ya? Atau sama Mas, Abang, dan Daddy. Jangan pernah ngerasa sendirian. Kita semua ada buat adek._______aa sangat amat mohon banget sama adek, kalo ada apa-apa bilang, kalo semisal ada yang salah dari kita berempat termasuk daddy, bilang ya? Kita ga bakal tau kalo adek ga bilang, jangan lupakan fakta juga bahwa kita itu keluarga"

Jevana mengerutkan dahi, sedikit tersentuh dengan kata-kata haikal. Baru-baru ini, setelah kejadian di taman, Haikal jadi menyadari kalau Jevana sering kali memendam masalahnya sendiri. Karena itu, ia berharap adiknya bisa lebih terbuka padanya dan daddy serta saudaranya yang lain

Mendengar itu, Jevana langsung memeluk Haikal erat dan mulai menangis tersedu-sedu "Jevana sayang Aa, Abang, Mas, dan Daddy. Jevana sayang kalian banyak-banyak. Tolong jangan tinggalin Jevana, Jevana cuma punya kalian" ucapnya lirih, membuat Haikal terkejut. Tidak disangka, adiknya menyimpan kekhawatiran seperti itu

"Heyy~ lucunya aa, kenapa bilang kayak gitu?" tanya Haikal lembut sambil mengusap punggung Jevana yang masih memeluknya

"Kemarin Jevana liat tweet Aa, Abang, sama Mas. Kalian bilang, 'Kita punya adik baru.' Jevana takut kalau nanti kalian punya adik baru, Jevana dibuang" ujar Jevana sambil terisak. Rupanya, ia benar-benar menganggap serius candaan itu

Haikal tersenyum lembut sambil mengusap kepala adiknya

"Ya ampun, adek! Ga ada maksud buat gitu, kok. Aa, Abang, sama Mas udah cukup punya kamu, adek satu-satunya. Kamu bungsunya Malvinas, kebanggaan Daddy, adik kesayangan kami. Jangan mikir yang aneh-aneh lagi ya? Kami cuman punya adek jevana, itu aja udah lebih dari cukup" Setelah mendengar penuturan haikal, jevana merasa lebih tenang, mengetahui bahwa abang-abangnya hanya sayang jevana seorang, bungsunya daddy jamal

Setelah percakapan singkat, mereka pun kembali menikmati suasana senja yang indah dengan perasaan yang damai.







senja menjadi saksi bisu tentang betapa bahagianya dua bersaudara saat itu, tanpa tau apa yang akan terjadi kedepannya akan menghancurkan salah satunya.

RUSUH jaehyun ft 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang