Bab 27 : Hadiah untuk Mama Aretha

1.5K 29 6
                                    

Jangan lupa vote dan komennya qq biar aku makin semangat menjalani hari, eh maksudnya melanjutkan cerita ini 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya qq biar aku makin semangat menjalani hari, eh maksudnya melanjutkan cerita ini 🥰

Happy reading!!



***

"Hoamm." Natusha menguap lebar, gadis kecil itu kemudian mengganti posisinya menjadi duduk lalu meregangkan otot-ototnya yang kaku. Ini adalah pagi pertama ia libur panjang. Natusha turun dari ranjangnya lalu melangkah keluar. Hari minggu harusnya papanya libur, kan?

"Papa!" Natusha tersenyum saat mendapati papanya sedang duduk di single sofa kesukaannya sembari memangku laptop. Laki-laki dewasa itu balas tersenyum tatkala ia dipanggil kemudian memfokuskan diri pada laptopnya kembali.

"Hai, Cantik. Udah bangun?" tanya Ezran tanpa memandangnya. Gadis kecil itu mengangguk lalu memanjat tubuh papanya sampai ia duduk di tengkuk Ezran. Ezran terlihat sama sekali tidak terganggu dengan hal itu.

"Iya, Pa."

"Sarapan gih. Ada selai coklat dan roti tawar di meja makan. Rotinya udah dibakarin sama mama, kamu tinggal olesin selai aja," suruh Ezran yang membuat gadis kecil itu tersadar kalau Aretha belum terlihat hingga saat ini. Biasanya wanita itu orang yang akan dilihatnya pertama kali, bahkan saat membuka mata sekalipun. Tapi ini?!

"Oh, iya. Mama kemana, Pa?"

"Tadi dia pamit sama papa, katanya sih mau reuni sama teman SMP nya dulu."

"Kok Tusha gak diajak?" protes Natusha dengan helaan nafas kecewa. Biasanya kan Aretha selalu mengajaknya kemanapun wanita itu berada. "Mama udah gak sayang lagi ya sama Tusha?"

Mendengar overthinking anaknya itu, Ezran seketika terdiam dan mengalihkan atensi pada putri semata wayangnya tersebut. Menaruh laptopnya sementara di meja lalu mengangkat tubuh anaknya yang semula duduk di atas tengkuk menjadi duduk di pangkuannya. Posisi mereka saat ini berhadapan. Natusha tak mau membalas tatapan dalam papanya dan memilih menundukkan pandangannya ke bawah.

"Tusha, mama gak mungkin udah gak sayang lagi sama kamu. Mama pergi tanpa ngajak kamu mungkin karena gak tega kali bangunin Tusha. Tusha kan tadi tidurnya nyenyak banget, jam segini aja baru bangun."

Ezran menepuk pundak kecil anak itu hingga membuat si empunya menaikkan tatapannya. Senyum hangat lelaki tampan itu masih tercetak jelas di wajahnya.

"Tapi kemarin mama juga gak mau bacain dongeng buat Tusha. Ini di luar kebiasaan mama, Pa."

Mendengar aduan Natusha, Ezran malah teringat ucapan Aretha saat mereka pillow talk kemarin malam. Aretha saat itu terlihat sangat kacau sekali sampai menangis.

"Bagaimana kalau sewaktu-waktu dia mengambil Natusha dari kita, Mas?"

"Itu tidak mungkin terjadi, Reth. Kami punya kesepakatan untuk itu dan kamu tahu sendiri. Aku sudah menceritakannya padamu bukan?"

Antara Aku, Kau, dan Perempuan Itu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang