2

76.6K 461 6
                                    

Semingguan ini Gea memandang tak suka guru barunya yang masih muda itu karena perkataan buruk padanya tempo hari. Gea tahu jika guru barunya itu masih terbilang muda, mungkin juga seumuran dengan abangnya, tapi ia tidak bisa memaklumi hal itu hanya karena umur. Kurang ajar sekali gurunya itu yang mengenai fisiknya.

Gea menghela napas berat kala melihat Jean masuk ke kelas untuk mengajar kelasnya, ia sekarang sudah mencap Jean sebagai guru mesum yang tak beretika.

Jean membacakan soal-soal latihan untuk dikerjakan semua murid kelas, lalu setelah selesai mengerjakan dalam waktu 40 menit jawaban murid langsung dikoreksi saat itu juga.

"Nilai kalian sangat rendah, saya harap kalian belajar lebih rajin lagi," ucap Jean sambil membersihkan barang-barangnya.

Disa mendesah. "Nilai gue jelek banget, gue malu banget sama pak Jean Ge," ujarnya pada Gea.

"Gapapa kali Dis, liat nih nilai aku, kayanya paling jelek dikelas ini," kata Gea tak bersemangat.

"Iya sih tapi tetep aja gue malu sama pak Jean," ucap Disa.

Gea menatap Jean, lalu sedetik kemudian laki-laki itu menatapnya balik dan Gea pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Gea," panggil Jean dengan suara lantang.

Gea tak menjawab, ia tak mendengar panggilan Jean karena kaget tadi Jean menatapnya balik.

"Gea," panggil Jean ulang dengan suara lebih keras.

"Ya?" jawab Gea refleks.

"Nilai kamu paling kecil," ujar Jean.

Gea mengangguk sadar. "Iya pak."

"Ikut saya ke ruangan saya," kata Jean tegas.

"Nilai saya juga jelek pak, saya juga ikut ke ruangan bapak ya?" ujar Disa.

"Nilai kamu lebih baik dibanding Gea yang mendapat 20, kamu sudah cukup berusaha Disa," ujarnya sengaja memuji Disa agar gadis itu tak mengikuti Gea.

Disa tersenyum malu-malu lalu menggeplak lengan Gea. "Sana ikut pak Jean, nilai Lo jelek banget sih Ge," ujarnya berbangga diri dan mengejek Gea.

"Ayo Gea," ajar Jean.

Gea dengan malas mengikuti langkah lebar Jean menuju ruangannya.

"Duduk di sini," suruh Jean.

Gea pun duduk di sofa bersebelahan dengan guru muda itu.

"Yang nilainya jelek bukan saya aja pak," ujarnya protes.

"Nilai kamu yang paling buruk Gea, saya melihat nilai-nilai kamu sebelumnya di mata pelajaran saya, bahkan guru mata pelajaran lain pun menyerah mengajari kamu."

Gea cemberut dan menundukkan kepalanya, tak lama kemudian air matanya menetes ke rok pendeknya, gadis SMA itu menangis sedih. "Gea emang bodoh dari dulu hikshhh hikss... kata Abang juga Gea ga cocok jadi murid sekolah soalnya dari TK sampe sekarang nilai Gea paling jelek dibanding temen-temen lain."

"Kayanya Abang kamu bener," kata Jean.

Gea menatap Jean lalu tangisnya semakin histeris. "Bapak udah mesum, rese, jahat juga hikss kenapa sih bisa jadi guru disini."

"Kamu ga cocok jadi murid, tapi cocok jadi istri aku."

"Guru mesum gila!" umpat Gea lalu beranjak berdiri hendak pergi.

Jean menahan lengan Gea agar tidak pergi, lalu menariknya untuk duduk lagi disofa. Jean berjalan ke arah pintu lalu menguncinya dari dalam dan menghampiri Gea lagi.

JeanGeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang