3⚠️

75.2K 384 3
                                    

Setelah menerima pelecehan terhadap dirinya, Gea pulang diantar pelaku pelecehan tersebut. Gea bingung kenapa Jean tahu alamat rumahnya tanpa bertanya apapun padanya, namun ia tidak bertanya dan langsung turun dari mobil saat tiba di depan rumahnya.

"Tungguin dong sayang," teriak Jean berlari menyusul Gea.

Gea menghentikan langkahnya. "Bapak ngapain ngikutin aku? belum cukup bapak ngele cehin aku disekolah?" ujar Gea menahan tangis.

Jean menghela napas lalu mengacak-acak rambut Gea. "Ayo masuk," kata Jean sambil membawa Gea masuk ke dalam rumah.

Jean membuka pintu, lalu sosok lelaki dengan tubuh tegap muncul mengageti mereka berdua.

"Loh adek kok udah pulang jam segini, Abang kira siapa yang dateng," ujar Rama, kakak laki-laki Gea.

Rama menatap Jean yang berdiri disamping Gea. "Anjng Jean, Lo kenapa ke sini kok ga ngomong-ngomong sama gue bro?" Rama memeluk Jean akrab.

Gea menatap kakaknya dan Jean, ia bingung dengan situasi ini, dan apakah Jean adalah teman kakaknya?

"Kejutan Ram," kata Jean.

"Lo kok bisa ke sini bareng adek gue?" tanya Rama penasaran.

Jean tersenyum. "Gue ngajar di sekolah punya papa, Gea murid gue sekarang."

Rama tertawa terbahak-bahak. "Anjing gue ga nyangka Lo jadi guru Bangs*t, ayo masuk dulu. Dek buatin Abang sama guru kamu minuman ya, sekalian bawa cemilan ke ruang tv," suruhnya pada Gea lalu berjalan masuk ke dalam bersama Jean.

"Adek ganti baju dulu bang," ujar Gea lalu pergi ke kamar untuk mengganti baju sebelum membuat minuman ke dapur.

Di dalam kamar Gea melihat bayangannya dalam cermin lalu membuka seragamnya, pay udara besarnya langsung terpampang karena ia tidak memakai bra. Air mata Gea menetes mengingat kejadian di sekolah, lalu tangannya menyentuh put ing payu daranya yang sudah tenggelam ke dalam lagi seperti semula.

"Kenapa ya pay udara aku tenggelam ke dalem."

Gea mengambil bra dan memakai kaos crop dengan celana pendek, bukan maksudnya ingin terlihat seksi Dimata Jean, hanya saja pakaiannya memang rata-rata terbuka dan ia sudah terbiasa nyaman memakainya dalam rumah.

Setelah berganti baju, Gea pergi ke dapur untuk membuat minuman. Dia membuat dua gelas jus jeruk untuk kakaknya dan untuk Jean, lalu ide jahatnya muncul untuk balas dendam pada gurunya itu, Gea memasukkan 3 sendok garam pada gelas Jean. Dia tertawa licik, lalu segera membawanya untuk disuguhkan pada Jean, tidak sabar melihat reaksi laki-laki mesum itu.

Gea memberikan kakaknya jus jeruk yang manis, dan untuk Jean yang asin. Gea menatap Jean lekat, menunggu laki-laki itu meminumnya.

"Diminum pak," ujarnya berakting ramah.

Jean menatap Gea, lalu tersenyum manis dan meneguk jus jeruk yang tercampur garam, sesaat kemudian Gea tahu ekspresi wajah Jean yang kecut merasakan asin namun berubah tersenyum padanya.

"Enak ya jus buatan Gea," puji Jean.

"Walaupun sekolahnya bodoh, adek gue emang pinter buat makanan atau minuman," kata Rama memuji adiknya.

"Cocok ga jadi istri gue Ram?" tanya Jean pada temannya itu.

"Cocok bangetlah gila, gue malah berterima kasih banget kalo Lo mau kawinin adek gue, soalnya gue rada khawatir sama masa depan dia."

Gea merengek, "Abaaang!"

Rama tertawa usil. "Kenapa dek? Jean ini anaknya pinter terus kaya raya juga dan yang paling penting 11/12 gantengnya kaya Abang," kata Rama membanggakan sahabatnya.

JeanGeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang