𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. mild swearing.
𝐍𝐎𝐓𝐄. gue jadi kangen 2020 anitok kalo udah gini fren...“Terus Kuroo bilang apa?”
Adalah pertanyaan yang paling banyak diinginkan jawabannya oleh teman-teman kamu ketika pagi tadi kamu terlihat berboncengan dengan Kuroo di parkiran sekolah. Sehingga menimbulkan sesi tanya jawab antara kamu dan teman-teman kamu sampai sore ini ketika kalian udah mau pulang sekolah.
Menghela nafas pelan, kamu kemudian menjawab dengan acuh tak acuh, “Dia nggak bilang apa-apa, cuma bilang kalau dia ngerti kenapa abang gue begitu, katanya kalau dia punya adik perempuan juga dia bakal ngelakuin hal yang sama kayak abang gue.”
Kamu udah menjelaskan kronologi hari kemarin—yang mana bagian ciuman panas kalian kamu lewat, karena terlalu privasi—dan meminta pendapat dari teman-teman kamu mengenai sikap Kuroo yang kalem-kalem aja setelah diinterogasi sama Nijimura.
“Jadi penasaran, suer deh. Soalnya Nijimura-san nggak pernah gak pake kekerasan kalau nyelesein perkara.” Celetuk Kise dengan pandangan yang nggak percaya.
Aomine mengangguk menyetujui, “Si Kurtet ada kali dibogem dulu sekali mah. Masa damai gitu aja, gak mungkin.”
“Orangnya nggak bilang aja kali sama lo.” Ujar Takao yang memulai langkah keluar dari gerbang sekolah, menuju ke parkiran sekolah. “Diancam juga sama abang lo biar nggak ngadu.”
Sebelum kamu menjawab, Kagami mendahului dengan sahutan, “Tapi kalo dibogem, pasti bonyok mukanya. Ini nggak, tadi pagi gue liat muka orangnya normal-normal aja.”
Sebagai penengah, Akashi menyimpulkan, “Ya udah, mungkin emang Kuroo dapet restu dari Nijimura-san. Kalau pun Kuroo diancam buat nggak bilang sama lo, paling mereka punya janji masing-masing, yang jadi rahasia mereka berdua aja. Yang penting lo aman, mereka punya tujuan yang sama kok, buat bikin lo seneng.”
Sepakat dengan pernyataan dari Akashi, kalian memilih untuk menutup topik tersebut dan menerima kenyataan bahwa Kuroo bisa mendapatkan hati kamu dan restu Nijimura secara hampir bersamaan.
“Gue nebeng sama siapa dong?” Celetuk Kise sambil cemberut karena sekarang kamu nggak bawa motor sendiri, jadi Kise nggak ada tumpangan selain bertigaan sama Aomine dan Momoi.
“Botian gih.” Ujar kamu sambil menunjuk ke arah Aomine dan Momoi yang menaiki motor. “Deket ini ‘kan streetbasketnya di stadion sekarang.”
“Lo bisa ‘kan pacaran ya pacaran aja, gak usah boncengan segala.” Kise ngomel sambil semakin mengerucutkan bibirnya kesal.
Suara Kuroo yang tiba-tiba hadir di belakang kamu pun menginterupsi dengan jawaban main-main. “Nggak bisa.”
Baik kamu maupun Kise sama-sama kaget dengan kehadiran Kuroo diantara kalian yang sangat tiba-tiba, tapi cowok berambut gelap itu hanya menyapa kamu dengan gestur menaikkan alisnya samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂, kuroo tetsurō.
Fanfiction𝐨𝐫𝐩𝐡𝐢𝐜. (adj.) mysterious and entrancing; beyond ordinary understanding. 𝒌𝒖𝒓𝒐𝒐 𝒕𝒆𝒕𝒔𝒖𝒓𝒐𝒖 𝒌𝒆𝒍𝒊𝒎𝒑𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓 𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒖𝒓𝒊𝒅 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒑𝒆𝒕 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒔 𝒅𝒊 𝒖𝒂𝒔 𝒌𝒊𝒎𝒊𝒂...