We are Twins?

254 18 0
                                    

"Hm?"

Arion kecil melihat tirai pintu sedikit tersingkap, menampilkan ada sesosok berambut putih bersembunyi pada pohon dibalik kaca pintu. Kebetulan sekali sedang ada bulan sabit malam ini, sehingga penerangan di luar cukup terlihat karena lampu ruangan dimatikan yang alhasil gelap.

Merasa penasaran, Arion kecil berjalan mendekat ke arah pintu lalu menyingkap tirai tersebut lebih lebar. Sampailah ia menangkap sosok tubuh anak kecil yang satu tahun lebih tua dari nya, tengah mengintip diri nya dari belakang pohon.

Arion tertegun melihat style bajunya mirip dengan baju anak kecil itu, hanya saja warna bagian lengan baju nya yang membedakan. Baju Arion berwarna ungu dan hitam pada bagian lengan, sedangkan dia berwarna putih polos di bagian lengan. Terutama, di bagian wajah yang dimana sangat persis dengan wajah Arion kecil. Seakan-akan, Arion kecil menatap pantulan nya sendiri tetapi dengan penampilan yang berbeda jauh. Ditambah rambut putih yang menutupi keningnya.

Kedua nya saling bertukar pandangan satu sama lain. Hingga, 9 menit kemudian anak kecil berambut putih tersebut melambaikan tangan nya. Sontak Arion menoleh kan kepala ke belakang dan tidak mendapati siapapun disana.

Padahal lambaian itu untuk dirinya sebagai bentuk sapaan untuk interaksi pertama mereka berdua. Yah.. Namanya anak kecil memang begitu. Kadang kadang paham, kadang kadang juga tidak. Bisa dibilang setengah paham dan setengah tidak, kurang lebih seperti itu.

Arion kecil kembali memandang anak kecil itu dan lantas memiringkan kepalanya karena bingung, kepada siapa anak kecil itu melambaikan tangan. Entah pengaruh kantuk Arion masih ada sebab terbangun, atau memang dia belum paham.

Anak berambut putih hanya tersenyum kecil menyembunyikan setengah wajahnya, melihat tingkah Arion yang lucu dan menggemaskan menurutnya. Kemudian anak itu setelahnya murung dan bersembunyi sepenuh nya di balik pohon.

"Mmm? Putih? Putih?" Panggil Arion dibalik kaca pintu mencoba untuk memanggil anak berambut putih tersebut. Namun, tidak ada apapun. Justru keheningan malam dan suara serangga-serangga kecil yang bernyanyi pada malam hari, sebagai jawaban Arion.

"Putih~"panggil Arion untuk terakhir kalinya dengan nada sedih.

"Sayang, kenapa disini?"Arion kecil terkejut lalu menghadap ke belakang dan melihat Ibu nya yang datang menghampiri nya.

Arion kecil mulai mengerutkan wajah nya hendak menangis, "putih.. Pp-putih."

Tangisan Arion kecil keluar membuat Ibu nya menggendong Arion kecil, dan menenangkan nya. "Putih? Apa yang Arion lihat putih hm? "tanya Ibu nya lembut sekaligus bingung sambil sesekali melirik keluar untuk memastikan sesuatu yang dilihat Arion.

Arion kecil terus memanggil nama putih tanpa memberikan Ibu nya petunjuk mengenai sosok yang disebut putih oleh Arion kecil.

'Apa lihat hantu ya? 'Batin Ibu Arion melihat ke arah jam dinding yang sekarang menunjukkan tengah malam.

Ibu menutup tirai dan langsung membawa nya ke kamar nya, agar Arion merasa aman dan tidak takut tentang apa yang dilihat nya tadi tanpa sepengetahuan orang tua nya.

Suara tangisan Arion kecil yang dibawa ke kamar sepasang suami-istri tersebut, membuat sang Ayah terbangun dari tidurnya.

"Si Arion kenapa nangis?"tanya Ayah kepada Ibu.

"Mungkin habis lihat hantu. Soalnya nyebut putih."jawab Ibu menenangkan Arion kecil di dekapannya.

"Putih."menangis sesenggukan.

Agar masalah cepat terselesaikan, Ayah nya membantu untuk menenangkan Arion kecil supaya cepat tertidur. Sementara Arion kecil terus memanggil putih, dengan alasan ia penasaran dan bingung kepada sosok anak berambut putih yang mirip sekali dengannya walaupun ada perbedaan sedikit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sol.4ce AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang