Drama Pagi

101 14 0
                                    

Suara alarm dari jam weker digital membangunkan Shanika dari tidur nyenyak. Dengan mata yang masih terpejam Shanika bangun terduduk sebentar mengumpulkan kesadarannya yang masih tertinggal di alam mimpi.

Setelah benar-benar tersadar Shanika lantas mematikan jam alaram yang masih berbunyi. Shanika meregang otot-otot tubuhnya yang terasa sedikit kaku.

Dari celah jendela kamar terlihat sinar matahari yang masuk menerangi kamar Shanika. Shanika turun dari tempa tidurnya bergerak membuka gorden jendela.

Shanika melirik jam dinding yang menunjukan pukul 7 pagi. Shanika masuk kedalam kamar mandi dalam dirinya. Setegah jam kemudian Shanika sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Shanika memasukan buku-buku pelajaran kedalam tas lalu pergi keluar dari kamar. Seolah takdir saat Shanika keluar dia bertemu dengan Lilith yang  keluar dari dalam kamarnya.

"Selamat pagi Kakak." Sapa Lilith dengan suara yang ceria.

Shanika tidak membalas sapaan dari Lilith matanya memindai penampilan Lilith dari atas hingga bawah.

"Kenapa Kakak melihat ku seperti itu?" Tanya Lilith dengan tingkah imut.

Bagi Shanika penampilan Lilith tidak seperti seseorang yang ingin berangka sekolah. Lilith memang menggunakan seragam tapi selain seragam Lilith menambah beberapa aksesori mewah dari kepala hingga kaki.

Lilith menggunakan topi baret berwarna hitam dengan hiasan permata kecil di tambah dengan tas selampang mini merek Burberry dan juga sepatu Gucci Black Lois Bee Mary Janes.

Gelang, cincin, anting dan jam tangan yang di gunakan Lilith juga sangat mahal. Shanika memggelangkan kepalanya melihat penampilan Lilith saat pergi ke sekolah.

"Dunia yang berbeda." Guma Shanika lalu melangkah pergi.

Lilith yang melihat tingkah aneh Shanika mengerutkan keningnya, Lilith melihat penampilannya dan memeriksa aksesoris yang di pakainya.

"Tidak ada yang salah dengan penampilan ku, lalu kenapa dia melihat ku seperti itu." Ucap Lilith dengan herannya.

Tidak ingin ambil pusing Lilith melanjutkan jalan turun menuju lantai bawah.

"Pagi." Sapa Shanika pada anggota keluarganya.

"Pagi semuanya." Sapa Lilith dengan senyum ceria.

"Pagi sayang." Balas keluarganya.

Shanika menaikan sebelah alisnya sembari menatap keluarganya dengan tatapan dingin. Saat dia menyapa tidak ada yang membalas bahkan melirik pun tidak ada tapi saat Lilith yang menyapa dengan kompak mereka membalas sapaan Lilith.

Dari sini saja terlihat jika keluarganya masih sama seperti dulu, tidak pernah menganggap keberadaan Shanika itu ada.

Ya Shanika sudah dapat menebak hal itu, keluarganya sendiri lebih menyayangi orang luar dari pada anak kandungannya sendiri.

"Pagi." Sapa Kakek yang baru sampai.

"Pagi Ayah."

"Pagi Kek."

"Loh Shanika kamu mau pergi sekolah?." Tanya Kakek bingung.

Shanika yang mendengar pertanyaan Kakek juga ikut bingung.

"Iya Kek, hari ini kan hari rabu." Jawab Shanika.

"Apa kamu tidak ingat jika hari ini Kakek berencana untuk mengajak mu ke mall untuk membeli alat sekolah baru."

Shanika mengerutkan keningnya mendengar perkataan Kakek. "Ke mall kapak Kakek mengajak ku." Batin Shanika.

Shanika mencoba mengingat ngingat apakah Kakak malam tadi mengajaknya untuk pergi ke mall.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Second Life Changes DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang