Semuanya Bukan Milikmu

69 9 0
                                    

"Kenapa tiba-tiba kamu bicara gagap seperti itu hah." Ucap Kakek dengan nada yang sarkas.

Lilith menelan ludah kasar, dia tidak tau jika Kakek masih berada di lantai tiga.

"Kakek dengarkan penjelasan Lilith dulu, Lilith hanya merasa sangat terkejut karena kamar Lilith tiba-tiba saja di pindahkan. Apa Kakek benar-benar memberikan kamar itu untuknya, Kakek kan tau jika kamar itu khusus di buat oleh papa untuk Lilith. Orang yang paling berhak menempati kamar itu hanya Lilith, Lilith mohon pada Kakek  agar Kakek memintanya untuk pindah ke kamar lain saja ya kek ya."

Lilith memasang ekspresi memohon dengan mata yang berkaca-kaca. Bukannya iba Kakek malah terlihat jijik melihat sikap Lilith yang tidak tau posisinya yang sebenarnya.

"Sejak kapan kamar itu di buat untuk mu?."

"Hah, Apa?."

"Apa telinga mu bermasalah, aku bertanya sejak kapan kamar itu di buat untuk mu." Ucap Kakek dengan nada tinggi membuat Lilith ketakutan.

"Bu-bukankah kamar itu di buat untuk Lilith, papa sendiri yang membuatnya untuk Lilith." Jawab Lilith dengan suara yang begetar ketakutan.

"Heh jangan membual, apa kamu sedang berkhayal hah. Kamar itu di buat untuk putri keluarga Wilton bukan untuk mu. Memangnya kamu siapa hingga merasa pantas untuk tidur di kamar itu, harusnya kamu itu sadar diri kamu hanya anak dari seorang pelayan yang ayahnya saja tidak di ketahui. Hanya karena putar ku beserta istri dan anak-anaknya yang bodoh menganggap mu sebagai putri dan adik mereka kamu jadi besar kepala dan berpikir jika kamu memang putri keluarga Wilton."

"Kamu itu hanya orang luar yang tidak tau di mana tempat seharusnya kamu berada. Kamu masih bisa tinggal di sini karena putra ku  dan istrinya merengek agar kamu tetap tinggal di sini karena mereka terlanjur menyayangi mu. Dengar ini baik-baik dan simpan di otak mu cepat atau lambat aku akan mengusir mu dari mansion, semua kemewahan yang kamu dapatkan selama ini akan aku berikan pada cucu ku Shanika, dia adalah cucu perempuan ku satu-satunya paham. Semua yang kamu miliki dan nikmat sekarang ini milik cucu ku, kamu itu hanya benalu untuk keluarga ku."

Lilith terdiam membeku di tempatnya. Tanpa rasa bersalah Kakek meninggalkan Lilith bersama para pelayan yang masih setia berdiri.

Lilith menundukkan kepalanya dengan mata yang merah penuh amarah. Tubuh Lilith jatuh terduduk di lantai mansion yang dingin dengan tangan yang terkepal hingga kuku jarinya memutih.

"Nona!." Ucap para pelayan panik melihat Lilith yang tiba-tiba jatuh terduduk.

"Anda tidak apa-apa nona?."

"Milik ku, semuanya milik ku, milik ku, semuanya milik ku. Dasar pencuri kamu ingin mengabil semua milik ku, tidak akan aku biarkan, semuanya adalah milik ku." Guma Lilith seperti orang yang tidak waras.

Para pelayan yang mendengar gumaan Lilith hanya diam saling pandang satu sama lain. Semua pelayan sepertinya memiliki pemikiran yang sama sebentar lagi Lilith pasti akan menggila. Lilith pasti akan mengamuk dan melempar barang-barang yang berada di sekitarnya.

Semua pelayan tau seperti apa sifat dan sikap Lilith. Lilith akan mengamuk seperti orang gila jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Sejak kecil Lilith selalu di manja, semua yang diinginkan oleh Lilith selalu diberikan. Karena hal itu Lilith tumbuh menjadi gadis yang sombong dan angkuh, Lilith berpikir jika dia adalah seorang putri yang di cintai oleh semua orang. Apapun yang dia inginkan pasti akan di berikan jika Lilith tidak bisa mendapatkannya maka Lilith akan mengamuk bahkan terkadang Lilith nekat melukai dirinya sendri untuk mendapatkan yang dia inginkan.

"Nona anda baik-baik saja kan?." Meski ragu pelayan itu kembali bertanya.

Mau bagaimanapun juga Lilith masih menjadi nona di mansion ini. Meskipun dia bukan anak kandung tapi Tuan dan Nyonya tetap menyayangi dan menganggap Lilith sebagai anak mereka kecuali Kakek. Hanya Kakek satu-satunya orang yang menentang keras Lilith untuk tetap tinggal di mansion.

Kakek terpaksa mengiyakan Lilith tetap tinggal di mansion karena putranya Issac memohon agar membiarkan Lilith untuk tetap tinggal.

Ke empat pelayan yang berada di belakang dan di samping Lilith saling pandang satu sama lain. Dengan hati-hati mereka membantu Lilith berdiri lalu membawa Lilith menuju kamar tidur yang akan dia gunakan untuk seterusnya.

Setelah Lilith masuk kedalam kamar barunya para pelayan langsung bergegas keluar takut-takut jika Lilith mengamuk. Dan benar saja setelah pelayan menutup pintunya tak berselang lama terdengar suara barang yang di lempar dan suara barang pecah dari dalam kamar.

Para pelayan hanya bisa mendesah pasrah karena pekerjaan mereka bertambah.


Siang berganti sore dan sore berganti malam Shanika yang tertidur di dalam kamarnya terbangun karena suara alaram dari handphonenya.

Shanika mengabil handphonenya yang berada di atas nakas kecil di samping tempat tidur. Dengan mata yang masih mengantuk Shanika melihat handphonenya yang menunjukan pukul 19:00 tepat.

"Astaga aku ketiduran." Batin Shanika.

Shanika langsung bangun dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Shanika merasa tubuhnya menjadi segar setelah mandi, dia berjalan menuju walk in closet untuk mengabil pakaian.

Setelah siap Shanika langsung keluar dari dalam kamarnya. Saat membuka pintu kamar Shanika melihat Lilith yang juga baru keluar dari dalam kamarnya.

Shanika menatap datar Lilith tanpa ekspresi dengan santai Shanika berjalan melewati Lilith seakan-akan Lilith tidak ada di tempat.

Lilith yang melihat Shanika mengabaikan menatap tajam punggung Shanika. Senyum licik terukir di bibir Lilith.

Dengan langkah riang Lilith menghampiri Shanika yang berada di depannya.

"Malam Kakak." Sapa Lilith dengan senyum ramah.

Lilith berusaha untuk tetap tersenyum meski dia tidak mendapat respon dari Shanika. Shanika tersentak saat Lilith merangkul tangannya.

"Ayo kita ke ruang makan bersama-sama." Suara Lilith terdengar sangat ceria membuat Shanika harus menahan mual.

Bagi orang-orang yang tidak mengenal siapa Lilith yang sebenarnya mereka pasti menggap Lilith adalah anak periang dan juga ramah. Lilit selalu tersenyum manis saat menyapa seseorang.

Orang-orang yang bertemu dengan Lilith tidak bisa tidak jatuh hati bukan hanya ceria dan ramah Lilith juga memiliki wajah yang cantik meski tidak secantik Shanika.

Karena sifat luar yang dia tampilkan seperti itu orang-orang menganggap jika Lilith adalah gadis baik yang harus selalu di jaga karena sifat ceria dan ramahnya.

Shanika yang merasa risih karena di rangkul Lilith menepis tangan Lilith.

"Jangan sok dekat dengan ku, kita tidak memiliki hubungan apapun. Aku sangat tidak menyukai wanita bermuka dua seperti mu, dasar rubah betina."

Seketika langkah kaki Lilith terhenti. Lilith terdiam mematung melihat Shanika yang terus berjalan hingga akhirnya menghilang dari pandangan.

"Bermuka dua, rubah betina apa itu makian untuk ku. Dasar rendahan dia tidak tau siapa yang dia lawan, hanya karena Kakek membelanya dia menjadi besar kepala. Lihat saja saat makan malam nanti aku akan memberitahu di mana posisinya berada. Pengemis seperti mu tidak pantas untuk menjadi nona di keluarga ini, hanya aku yang boleh menjadi nona di mansion ini."

My Second Life Changes DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang