Drama Makan Malam

71 8 0
                                    

Hening tidak ada yang menjawab satupun, melihat keheningan yang terjadi Kakek menggeram marah melihat keluarganya sendirian.

"Kek sudah tenang jangan marah-marah lagi tidak baik untuk kesehatan Kakek." Ucap Shanika menenangkan Kakeknya sembari mengusap tangan Kakek.

"Tolong maafkan kesalahan mereka sekarang ini Kek, lagi pula aku kan belum memperkenalkan diri ku."

Kakek melihat Shanika yang duduk di sampingnya mendongak melihat ke arahnya dengan wajah yang tersenyum tipis dan tatapan hangat.

Kakek menghela napas lelah, entah kenapa Kakek tidak bisa menolak atau membantah setiap perkataan dan permintaan Shanika.

Kakek kembali duduk dengan ekspresi wajah yang dingin. Semua anggota keluarga kecuali Shanika membuang muka atau menundukkan kepala tidak berani melihat ke arah Kakek.

Kakek melirik pelayan yang hendak pergi setelah meletakan peralatan.

"Berhenti, aku ingin bertanya pada mu."

Tubuh pelayan itu menegang, pikiran-pikiran buruk tiba-tiba masuk kedalam otak pelayan. Apakah dia melakukan kesalahan, apa dia akan di pecat, pikir pelayan itu khawatir.

"Y-ya tuan besar." Jawab pelayan dengan kepala yang tertunduk.

"Apa kamu tau siapa nama cucu ku ini?."

Pelayan itu mengangkat sedikit kepalanya melihat ke arah Shanika lalu kembali menunduk lagi.

"No-nona Shanika tuan besar." Jawab pelayan dengan perasaan yang sangat gugup.

"Lihatlah pelayan saja tau siapa nama cucu ku lalu kalian yang tidak lain keluarganya malah tidak tau siapa nama cucu ku." Grutu Kakek.

"Kakek sudahlah maafkan saja kesalahan mereka."

Shanika berdiri dari duduknya menatap setiap anggota keluarganya.

"Ini adalah pertemuan pertama jadi aku memaklumi ketidak tahuan kalian semua. Perkenalkan nama ku Shanika Kana anggota baru keluarga Kakek. Setelah perkenalan ini aku harap kalian semua sudah tau nama ku karena aku sudah tau nama setiap anggota keluarga Wilton." Setelah selesai mengatakan perkataannya Shanika kembali duduk di tempatnya.

Wajah anggota keluarga terlihat sangat masam, mereka merasa jika Shanika tidak menganggap dan menghormati mereka semua. Apalagi saat Shanika menyebut dirinya anggota baru keluarga Kakek dan bukan Kelurga Wilton.

"Keluarga Kakek?, kamu menyebut diri mu sendiri sebagai keluarga baru Kakek, apa kamu tidak menganggap kami ini keluarga mu dan hanya Kakek yang kamu anggap sebagai keluarga makanya kamu menyebut 'keluarga baru Kakek?'."

Shanika tersenyum tipis mendengarkan perkataan dari Kakak pertamanya. Shanika sudah mengira jika Kakak pertamanya itu pasti akan tersinggung dengan perkataan.

Shanika sudah tau seperti apa sifat semua keluarganya. Shanika yang dulu selalu berusaha untuk menyesuaikan sifatnya dengan setiap sifat anggota keluarganya agar bisa di terima dan keberadaannya di anggap ada.

Karena itu Shanika mempelajari sifat dan sikap setiap anggota keluarganya tanpa ada yang terlewat satupun.

"Maksud dari perkataan ku tidak seperti yang tuan muda Maxiell pikirkan. Aku memang mengatakan jika aku anggota baru keluarga Kakek dengan arti anggota baru keluarga Wilton. Kenapa aku mengatakan hal itu karena Kakek adalah pimpinan keluarga Wilton saat ini, apa perkataan ku salah Kek?, aku sengaja tidak menggunakan nama keluarga Wilton karena kehadiran ku disini belum di terima."

Kakek terdiam sambil menopang dagu, kepala Kakek mengangguk beberapa kali lalu Kakek berbicara.

" Tidak salah, jika di nilai dari situasi mu Kakek mengerti. Keberadaan mu masih belum di sambut dan di terima baik. Kakek sungguh heran dimanakah otak papa, mama dan ketiga kakak mu itu. Anak orang lain di anggap putri dan adik dan di sayang, putri dan adik kandung sendiri malah di abaikan seperti orang luar saja."

Seperti tertampar oleh perkataan Kakek tidak ada satupun yang membantah perkataan Kakek yang memang benar adanya.

Lilith yang merasa posisinya semakin tidak aman meremas roknya dari balik meja makan. Lilith menundukkan kepalanya agar tidak ada yang melihat ekspresi wajahnya yang sangat buruk saat ini karena perkataan Kakek.

"Lihatlah tidak ada yang membantah perkataan ku karena apa yang aku katakan adalah kebenarannya."

"Bukan begitu Kek, kami hanya perlu waktu untuk menerimanya. Bagaimanapun Lilith sudah bersama dengan kita sejak kecil jadi hal wajar jika kami lebih menyayangi Lilith. Kakek juga tidak bisa menyalahkan Lilith sepenuhnya ini semua bukan renacan Lilith tapi rencana pelayan itu. Apa Kakek ingin menyalahkan Lilith atas kesalahan yang tidak dia lakukan, dia hanya gadis polos dan lugu yang tidak mengerti kerasnya dunia Kek."

Ucap Celestia memberikan pembelaan pada Lilith. Celestia benar-benar sudah sangat menyayangi Lilith seperti anaknya sendiri. Meskipun sudah tau jika Lilith bukanlah anak kandungannya melainkan anak dari pelayan Celestia tetap menyayanginya.

Rasa kasih sayangnya yang begitu besar pada Lilith membuat Celestia rela bersimpuh di bawah Kakek memohon agar Lilith tetap di biarkan tinggal di Mansion. Begitu juga dengan Issac yang ikut bersimpuh di bawah kaki ayahnya.

Melihat menantu dan putranya yang rela bersimpuh dan memohon padanya membuat Kakek merasa tidak tega dan dengan terpaksa Kakek mengijinkan Lilith untuk tetap tinggal di mansion dengan syarat mereka tidak boleh menolak saat Kakek menghapus nama Lilith dari kartu keluarga.

Celestia dan Issac sempat ingin protes tapi melihat wajah Kakek yang menyeramkan dan aura gelap yang berada di sekitar Kakek akhirnya mereka berdua mengurungkan niatnya.

"Ck, lagi-lagi Lilith, Lilith, Lilith dan Lilith hanya ada nama itu yang dari tadi kamu ucapkan. Kamu terus saja membelanya, nama anak orang lain di ingat nama anak sendiri tidak tau benar-benar orang tua yang buruk"

Suasana ruang makan saat benar-benar terlihat sangat gelap. Tidak henti-hentinya Kakek menelurkan kata hinaan untuk Isaac, Celestia dan ketiga Kakak Shanika yang masih belum menerima kehadiran Shanika.

Shanika tidak terlalu perduli dengan keadaan keluarganya yang terus saja di pojokan oleh Kakek. Shanika fokus pada makananya dan sesekali menyuapi Kakek yang masih saja berkata-kata kasar pada Anggota keluarganya sendiri.

Itulah sifat Kakek, Shanika sangat menyukai sifat Kakeknya yang satu ini. Di balik sifat kerasa dan kedisiplinan Kakek, Kakek orang yang sangat menyunjung tinggi kebenaran. Kakek tidak pernah ragu membela seseorang yang benar dan menghukum orang yang salah.

"Sudah Kek jangan marah lagi, biarkan mereka menikmati makan malam ini dengan tenang Kek. Bagaimana jika sekarang kita ke ruang kerja Kakek saja, aku ingin melihat Kakek saat bekerja."

"Tapi kita belum makan malam."

"Kata siap? Kakek sudah selesai makan malam. Lihatlah piring Kakek sudah bersih." Ucap Shanika sambil menunjuk piring Kakek yang sudah bersih.

Plak

Kakek memukul keningnya pelan. Karena terlalu lama memarahi Isacc, Celestia dan ketiga cucunya Kakek tidak sadar jika makananya sudah habis karena Shanika yang menyuapinya di sela-sela marahnya.

"Nah karena Kakek sudah selesai makan ayo sekarang kita pergi ke ruang kerja Kakek.

Shanika berdiri dari duduknya lalu membantu Kakek untuk berdiri. Sebelum pergi Shanika melihat ke arah anggota keluarganya dengan wajah yang datar Shanika berbicara pada mereka.

"Maaf sudah membuat keributan, selamat makan malam aku harap kalian menikmati makan malam hari ini."

Setelah mengatakan hal itu Shanika membawa Kakeknya pergi meninggalkan ruang makan menuju ruang kerja.

Sepeninggal Shanika dan Kakek ruang makan terlihat sangat suram. Tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan dan menyantap makan malam, semuanya hanya diam dalam keheningan dan larut dalam pikiran masing-masing.

My Second Life Changes DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang