Seulgi's PoV
Kuhempaskan ponsel di atas meja. Aku tidak ingin melihat wajahnya. Ekspetasiku terlalu tinggi kepadanya, membuatku jatuh ke dalam lubang yang kubuat sendiri. Sakit, namun tidak dapat menyalahkan siapapun. Sepenuhnya salahku, terbawa suasana sampai lupa siapa diriku sebenarnya―hanya seseorang mencintai rekan kerjanya. Sungguh bodoh, teramat bodoh. Yang kulakukan saat ini hanya merutuki kebodohan diri, mungkin akan teringat sampai raga ini menghilang dari kehidupan.
Tanganku meraih botol whiskey, cairan oranye masuk mengisi sebagian gelas highball yang hampir mengering, kuletakan kembali botol berukuran 700 ml tepat di sebelah gelas. Kelima jari mencapit tepi bibir gelas, mengangkatnya, dan bergerak memutar mengaduk cairan oranye di dalam.
Kudekatkan gelas pada bibir, sebuah tangan muncul merebut gelas dari tanganku. Aku terkejut, melihat ke samping terdapat seorang wanita berambut panjang cokelat tembaga keemasan meneguk habis whiskey milikku, menaruh gelas kosong di hadapanku.
"Berhentilah, kau tidak kuat minum," ucapnya.
Aku terkekeh dan menundukkan kepala sejenak. "Aku memang lemah. Dia sebentar lagi akan menikah. Seharusnya aku ikut bahagia, benar bukan?" aku mendongak, menatap raut wajah sahabatku penuh kekhawatiran.
"Sudah kukatakan ribuan kali, dia hanya melakukannya untuk penggemar, kau sangat keras kepala sekali," ucap Wendy.
"Ya kau benar, aku sangat keras kepala dan bodoh, terjebak dalam lubang ekspetasiku," ucapku sembari mengambil botol whiskey, hendak mengisi gelas kembali, Wendy merebutnya.
"Manajermu mengatakan kau ada pemotretan pagi besok, lebih baik kau tidur sekarang," jelasnya, dia berjalan menuju dapur, menaruh botol wishkey di dalam lemari.
Aku mendengkus kesal. Kucoba untuk bangkit dengan kedua tangan memegang erat tepi meja. Pandanganku sedikit berputar, bahkan sulit untuk memfokuskan mata. Kaki kanan bergerak mengambil langkah pertama. Sial, aku merasa kakiku tersandung kaki meja, dalam sekejap pandanganku beralih ke arah langit-langit ruangan, berakhir dengan tubuh menghantam lantai. Tidak terasa sakit, tapi berhasil membuat pandanganku menghitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE KISS (PENDING)
RomanceKedekatan Seulgi dan Irene dalam sebuah group duo tidak menjamin jika mereka memiliki rasa satu sama lain. Semua yang mereka jalani selama ini hanya sekedar memuaskan para penggemar mereka yang berharap jika Seulgi dan Irene memiliki hubungan yang k...