Ada catatan yang tersangkut di bawah wiper kaca depan sedan tuaku. Aku mengeluarkannya dan membaca:
"Tangki Si Aki-aki kesayangan lo sudah gue isi penuh. -Gibran."
Gibran memberiku bensin? Dadaku tiba-tiba terasa hangat. Dia sangat baik. Kata-kata Javier kemarin, yang memberi ayahku gelar "MOKONDO" terngiang-ngiang di telingaku dan aku sadar aku harus membayar Gibran kembali secepat mungkin. Supaya aku tidak dianggap sebagai seorang benalu seperti ayahku.
Saat masuk ke dalam sedan tua, aku memutarnya dengan mudah dan mundur keluar dari jalan masuk. Beberapa mobil masih berada di luar, meski tidak sebanyak tadi malam. Aku bertanya-tanya siapa yang menginap semalam? Apakah mereka akan selalu ada di sini? Aku belum melihat siapa pun pagi ini kecuali Javier dan gadis yang dia tinggalkan tadi.
Secara personal, aku menilai Javier bukanlah orang yang baik tapi dia cukup bijak. Aku harus bersikap sopan padanya. Sebab dia juga pengertian sekali. Aku hanya harus belajar untuk mengabaikan hal buruk yang dia lakukan pada gadis-gadis di sekitarnya. Ini seharusnya cukup mudah. Aku tidak menyangka Javier akan sering berada di dekatku. Sepertinya dia tidak terlalu suka jika aku berada di sekitarnya.
Aku telah memutuskan untuk mencari pekerjaan di SPBU terdekat biar menghemat bahan bakar. Lalu aku bisa keluar dari rumah Javier lebih cepat. Aku mencoba ramah dan bertanya ke petugas-petugas SPBU apakah mereka membutuhkan pegawai baru? Sayang sekali, mereka tidak sedang membuka lowongan. Aku sedikit kecewa mendengarnya--tapi mereka baik sekali wanita berjilbab yang kurasa masih training di sana, karena belum mengenakan seragam seperti yang lain, dia memakai kemeja putih dan celana hitam--memberitahuku informasi beberapa lowongan pekerjaan di sekitar sini. Dua yang dia rekomendasikan adalah lowongan untuk jadi pelayan di restoran seafood dan satu lagi posisi pelayan di Marina club. Dari kedua pekerjaan itu yang bayarannya lebih besar jelas Marina Club, mereka membayar sekitar empat juta tujuh ratus per bulan belum lagi tip yang bisa kudapatkan. Kurasa dengan bekerja di Marina Club, aku bisa keluar sendiri lebih cepat dari rumah Javier.
Petugas SPBU tadi memberitahuku supaya datang ke kantor utama Marina di belakang clubhouse lapangan golf untuk melamar. Aku mengikuti petunjuk dan memarkir sedan tuaku di samping sebuah Toyota mewah. Aku menyesuaikan kaca spion untuk memeriksa wajahku. Oke, aku butuh sentuhan lain. Sedikit maskara saja akan membantu wajahku agar terlihat lebih tua. Aku menyisir rambut dan mengucapkan doa singkat agar aku bisa mendapatkan pekerjaan ini.
Oke, semoga kali ini aku beruntung!
Aku tidak repot-repot mengunci sedan tua. Tidak ada apa pun yang bisa dicuri di sini. Tidak ketika sebagian besar mobil yang diparkir di dekatnya harganya lebih dari lima ratus juta. Langkah menuju pintu kantor hanya sedikit. Mengambil napas dalam-dalam untuk terakhir kalinya, aku membuka pintu dan melangkah masuk.
Seorang wanita mungil dengan rambut bob pendek berwarna coklat dan sepasang kacamata berbingkai kawat sedang berjalan melintasi ruang tamu ketika aku melangkah masuk. Dia melirik ke arahku saat dia berjalan ke salah satu kantor tetapi terhenti ketika dia melihatku. Dia melirikku sekilas dan kemudian menganggukkan kepalanya ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should We Love?
RomanceTerjebak tinggal berdua saja bersama kakak tiri yang dingin dan tidak menerimanya sebagai saudara, bukanlah apa-apa bagi Agni, masalah terbesarnya adalah Javier, sang kakak tiri, terlalu tampan dan meresahkan. Bisakah Agni menghindari hubungan terla...