09. MENJAGA 🦣

1.1K 145 15
                                    

[MENJAGA]

▪️▪️▪️

Tiupan angin sore mulai menerpa wajah mungil berpipi gempal milik Awan yang sedang terduduk anteng di teras belakang rumahnya. Ia sedang merajuk ceritanya, karena sang kakak pamit pergi ke sekolah pagi tadi namun hingga sore ini belum juga kembali, padahal dirinya sedang demam. Biasanya sang kakak akan izin sekolah dan memilih menemaninya namun kali ini ia ditinggal hanya bersama ibunya saja.

"Lihat saja, Awan tidak akan bicala dengan Abang jika nanti Abang pulang. Awan akan diam saja sepelti ini" ocehan kesal mulai terdengar, bibirnya maju lima senti dengan tangan bersedekap di depan dadanya.

"Adik, ayo masuk hari sudah sore, sebentar lagi malam" titah sang ibu sembari menghampiri putra bungsunya.

"Sebental lagi Ibu, Awan suka di sini soalnya sejuk" balas Awan kepada sang ibu yang sudah berjongkok di depannya.

Bila mengangguk sambil memeriksa kening Awan, senyumnya terukir saat merasakan suhu tubuh putranya sudah normal kembali.

"Jagoan Ibu ternyata sudah sembuh, pantas saja sudah bisa mengomel sejak tadi" ucap Bila terkekeh mencubit pelan pipi berlemah milik sang putra ia juga mendengar ocehan kecil dari putranya tadi.

"Awan kesal sekali Ibu, biasanya jika Awan demam abang akan temani, tapi hali ini tidak, abang malah pelgi ke sekolah tinggalkan Awan" keluh makhluk mungil berusia lima tahun ini yang membuat Bila menahan gemas.

"Ibu yang meminta abang untuk tetap ke sekolah, karena abang sudah sering izin. Memangnya Awan mau nanti abang tidak naik kelas karena sering sekali izin?" Tanya Bila yang membuat Awan bingung, ia miringkan kepalanya tanda banyak sekali pertanyaan yang ia ingin utarakan.

"Tidak naik kelas itu apa, Ibu?"

"Hmm .. tidak naik kelas itu semacam hukuman, abang nanti akan tetap berada di kelas satu untuk mengulang kembali pelajaran yang abang pelajari dan belum bisa naik ke kelas dua" Bila berusaha mengolah kata sederhana agar anaknya paham.

"Jadi, abang dihukum?" Pekik Awan ketika mendengar hukuman.

"Eum .. jika abang sering tidak sekolah" Bila mengangguk sembari memberi jawaban.

"Awan tidak mau abang dihukum, bisa tidak hukumannya Awan saja yang gantikan, jangan abang?" Tanya Awan dengan polosnya, Bila sedikit terenyuh mendengar pertanyaan Awan. Hatinya menghangat melihat betapa sayangnya Awan kepada kakaknya.

"Awan ingin gantikan hukuman Abang?" Tanya Bila memastikan.

"Eum.." Awan mengangguk cepat.

"Sayang sekali Awan kepada abang?" Tanya Bila lagi sambil mengusap rambut hitam sang putra.

"Sayang, Awan sayang sekali kepada abang, sayang banyak-banyak" senyum Bila semakin merekah mendengarnya.

"Nanti kalau abang sudah pulang, peluk abang erat-erat ya"

"Tentu, apapun untuk abang akan Awan lakukan" sepertinya Awan sudah melupakan acara merajuknya, hal itu tentu membuat Bila merasa lega.

Bila tidak ingin Gema yang sudah lelah pulang dari sekolah, malah menerima sikap merajuk Awan, sudah pasti anak itu akan semakin pundung.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang